30

4.7K 378 9
                                    

HAPPY READING GUYS, 💚💚







Sesampainya di rumah, haechan langsung melesat masuk. Namun suara sang papa menginterupsinya untuk berhenti di ruang tamu.
"Berhenti haechan!!. Kamu benar benar tidak merasa bersalah ya"
"Aku sudah minta maaf, lalu apa lagi"
"Lee haechan!!! Jaga sikapmu. Ini kah didikkan Jhonny padamu hah!!!"

"Papa tidak usah membawa bawa nama kak Jhonny dalam masalah ini"
"Dasar anak...."
"Anak kurang ajar!!!!! Itukan yg mau papa bilang!!!!"
Plakkkk
"Pukul pa!!! Pukul lagi!!! Kalian semua pembohong!!!". Haechan meludah di depan sang papa dan itu semakin membuat papa marah.

Papa lalu mendekati haechan lalu menarik rambutnya dan menyeretnya ke ruang kerjanya. Mama kaget melihat papa yg kembali kalut, kemudian menyusul papa dan haechan.

"Papa ingin menjadi sosok ayah yg baik. mungkin kamu masih dendam pada papa tapi tidak seharusnya kamu balaskan itu ke jisung!!"
"Sudah ku katakan!!! Aku tidak sengaja!!! Apa aku perlu mati di hdapn papa dulu agar papa percaya hah?!!!"
"Dasar anak jalang!!! Ternya kmu tidak berubah!!!"
"Papa yg tidak berubah!!! Bukan aku!!"

Papa sudah bersiap untuk melayangkan pukulannya lagi kepada haechan, tapi...
"Papa berhenti!!!!" Teriak mama.
"Tenang pa, kita bisa bicarakan baik baik. Haechan sudah berdarah bibirnya" lanjut mama. Papa lalu memandang haechan dan papa baru sadar bahwa bibir haechan berdarah.

"Heh...akting" lirih haechan. Tapi ternyata itu di dengar oleh papa.
"Apa kamu bilang? Akting?!!! Benar benar tidak tau terimakasih kmu!!".
Papa langsung mengambil piala di depan meja, lalu....
BUGHHHHH

Piala itu terbelah menjadi dua. Karena mengenai lengan haechan. Haechan melindungi kepalanya menggunakan lengannya, perih dan sakit bercampur menjdi satu. Mama sangat terkejut melihat kejadian itu.
"Cukup pa!!!...haechan kembali ke kamarmu.. cepat!!!". Kemudian dengan langkah tertatih haechan menuju kamarnya.

Mark menghampiri haechan yg terlihat kesakitan.
"Biar ku bantu"
"Tidak usah, aku bisa sendiri". Mendengar penolakan haechan, Mark tidak bisa berbuat apa apa.

Diruang kerja papa. Mama sudah berderai air mata.
"Kenap kamu melakukan itu pad haechan? Jika kamu masih belum bisa menerima haechan, harusnya kamu tidak perlu mengambilnya dri Jhonny"
"Yoona, aku belajar untuk menjadi sosok ayah yg baik. Tapi apa? Dia hampir membunuh jisung!!"

"Dia tidak sengaja pa!!! Kmu dengar perkataan jisung bukan. Aku harap kamu bisa melunakkan hati mu yg sekeras batu pa". Setelah mengatakan itu, Yoona pergi meninggalkan suaminya sendirian.

Haechan menangis sejadi jdinya perasaanya kini hancur berkeping keping. Dia melihat layar ponselnya, menatap foto yg ada di layar.
"Hiks hiks hiks kak Jhonny hisk hiks" Isak haechan. Jari haechan mencari kontak Jhonny namun ketika sudah di temukan, dia ragu untuk menghubungi Jhonny. Kemudian mal ini haechan habis kan dengan menangis.

Pagi hari tiba, semua anggota keluarga Lee mulai untuk sarapan. Begitupun dengan haechan. Suasana terasa sangat hening. Mama sesekali menatap luka di bibir haechan yang masih tampak berdarah, tak jarang haechan sesekali berhenti mengunyah makanan nya karena merasa sakit di bibirnya.

"Malam ini kita akan makan di luar, itu undangan dari teman papa dan kamu haechan, dirumah saja. Papa tidak mau ada banyak pertanyaan tentang mu disana"
"Pa, tapi haechan juga harus ikut" sahut Mark.
"Papa bisa tidak ya tidak Mark. Jngan membantah".

Setelah itu papa pergi untuk ke kantor, haechan meremat sendok dan garpu itu sangat kuat. Hingga ujung kukunya memutih, matanya memerah menahan tangis.

Semua keluarga Lee sudah siap untuk pergi makan malam. Dan haechan dirumah sendiri karena seluruh pegawai di rumah sedang libur.
"Pa, bisakah aku ikut? Sekali saja pa. Kumohon, kenalkan aku sebagai putramu di hadapan partner kerja papa" mohon haechan.
"Belum saatnya Chan. Papa belum siap" kata papa lalu mengajak semua keluarganya pergi meninggalkan rumah.

Namun Mark terlebih dulu menghampiri haechan terlebih dahulu.
"Kami akan segera pulang, tenang saja. Hubungi aku jika kamu butuh sesuatu". Haechan mengangguk lalu tersenyum lembut pada Mark.

"Mark!!! Ayo!!" Panggil papa. Lalu Mark berlari keluar rumah meninggalkan haechan, namun entah kenapa, Mark berat meninggalkan rumah itu. Seperti ada sesuatu yg tertinggal tpi Mark tidak tahu itu apa.

Pukul 22.30 suasana rumah sangat sepi, haechan menghabiskan waktunya untuk membaca buku di kamarnya. Namun tiba tiba...
Cleckkkk
Haechan mendengar suara aneh yg pelan namun masih dia dengar. Pintu kamar haechan memang sengaja tidak ia kunci.

Haechan yang penasaran pun menuju sumber suara. Tanpa mengenakan alas kaki, dia berjalan hati hati keluar kamarnya. Namun dia tidak melihat ada siapapun. Tapi saat haechan ingin masuk ke kamarnya haechan mendengar suara itu lagi dari lantai bawah.

Dia segera turun ke lantai bawah dan alangkah terkejutnya haechan. Dia melihat beberapa orang bertopeng sedang menggasak beberapa barang berharga di rumah itu. Haechan bertemu tatap dengan salah satu perampok itu.
"Hey sepertinya ada yg mau jadi penganggu".

Haechan segera berlari namun sialnya, rambutnya berhasil di tarik oleh salah satu perampok itu.
"Heh anak manis, dimana orang tuamu menyimpan hartanya?". Haechan menggeleng sebagai jawaban.
Plakkkk
Plakkkk
"Cepat jawab bodoh!!!"
"A..aku tidak tahu akhhhh"

Mereka menyeret haechan ke lantai dua lalu membawa haechan ke kamar papanya,
"Kamu punya kunci nya anak baik?" Kata perampok itu sambil mengarahkan pistol ke leher haechan. Namun haechan kembali menggeleng.
"Ahh kamu benar benar merepotkan!!"
Dughhhh
Dughhhh
Kepala haechan di benturkan ke pintu kamar orang tuanya.

Perampok itu sibuk membuka pintu kamar papa dan haechan mulai mencari kesempatan untuk kabur. Saat lengah, haechan mendorong mereka lalu berlari ke kamarnya. Para perampok itu mengejar haechan dan berusaha membuka pintu kamar haechan. Sekuat tenaga haechan menahan pintu yg semakin di rusak oleh para perampok itu.

Haechan mengambil ponselnya, segera menghubungi sang papa. Namun semua panggilan haechan di alihkan
"Pa...hiks hiks haechan takut pa..angkat telpon haechan pa..sekali saja" gumam haechan.

Braggg
Gagang pintu kamar haechan patah, itu membuat haechan semakin panik. Haechan kembali berusaha menghubungi seseorang. Kali ini dia menghubungi Mark.
"Hiks hiks hiks akhghhh" rintih haechan karena kepalanya terasa sakit. Namun lagi lagi panggilan haechan tidak di jawab. Haechan menangis sambil tertawa terdengar saat pilu.

Ditempat lain keluarga Lee sedang bersiap siap untuk pulang. Papa melihat ponselnya, ada 10 panggilan dari haechan.
"Sepertinya haechan sangat kesepian. Ayo kita pulang sekarang" ajak papa sambil tersenyum bahagia. Didalam mobil Mark baru membuka pesan dari haechan.

"Pesan suara dari haechan, tumben dia". Lalu Mark membuka pesan suara itu.
"Ka..kak mark bi..bisakah kamu angkat telfon ku...a..ku moh___*braggggkkk akhhhhhh kak!!!!! Aaaaaa!!!!! Appo!!!! Akhhhh!!!!!"

Seketika Mark menjatuhkan ponselnya, papa dan yg lain ikut terkejut. Mata mereka mulai berkaca kaca,..
"Pa!!! Ayo cepat pulang!!!" Bentak Mark. Untuk menyadarkan sang papa dari lamunannya.

 Untuk menyadarkan sang papa dari lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang