11

5.3K 495 0
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚











Mata haechan menatap Vernon dengan tajam seperti hendak membunuhnya.
Plakkkk
Vernon menampar haechan dengan sangat keras hingga bibirnya terluka.
"Anak haram bodoh. Aku yakin ibumu yg pelacur itu pasti masuk neraka hahahaha" Vernon dan beberapa anak di sana tertawa.

Cuihhhhhhh
Tiba tiba haechan meludahi tubuh Vernon, lalu tersenyum remeh kepada Vernon. Kini baju Vernon kotor bercak merah dari ludah haechan.
"Kamu boleh menghina ku sepuasnya ver, tpi jngan bunda ku. Apa menurutmu kmu itu tidak menjijikan. Kamu itu juga menjijikan untukku"

Plakkkk plakkkk
Vernon kembali menampar haechan dengan lebih keras lagi.
"Berani kau ternyata sekarang!!!". Satu tamparan hampir mendarat lagi di wajah haechan namun tiba tiba Jeno datang lalu menahan lengan Vernon.

"Lepas!!!! Sialan!!"
"Berhentilah membuat masalah ver, sebelum ada guru yg tahu" ucap Jeno. Dengan kesal Vernon melepaskan cengkraman nya pada haechan lalu pergi meninggalkan area lapangan.

"Apa kamu perlu ke UKS Chan?" Tanya jaemin.
"Tidak perlu". Mark memandang haechan tanpa ekspresi sama sekali. Jeno mengambil tisu hendak mengusap darah yg ada di bibir haechan namun tiba tiba haechan menolak dengan sedikit kasar.

"Heh haechan!! Kak Jeno sudah baik mau membantumu, malah kasar" tegur jisung.
"Yak jisung-a, lebih baik kamu diam. Suara mu sangat berisik" sarkas haechan. Mark kesal lalu mencekeram kerah haechan sambil menatap nya tajam.

"Jaga bicaramu" kata Mark.
"Apa? Mau memukulku? Pukul...pukul!!! Kamu, kakakmu, teman teman mu dan juga papamu sama saja".
Setelah itu haechan melepaskan paksa cengkraman haechan lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Stelah pulang sekolah, haechan memutuskan untuk pergi ke apotek karena obat yg biasa dia minum sudah hampir habis. Dengan ragu ragu haechan masuk ke sebuah apotek lalu dia di sambut ramah oleh pelayan apotek.

"Selamat sore, ada yg bisa saya bantu?"
"Saya ingin membeli obat ini" haechan mengulurkan secarik kertas. Pelayan itu mengerutkan keningnya agak heran dan terkejut.
"Owht sebentar ya, saya akan siapkan. Mohon di tunggu". Kemudian pelayan itu masuk ke ruang obat.

Haechan duduk dengan tenang sambil sesekali matanya melihat lihat ruang apotek itu. Tak lama suara ribut beberapa orang datang masuk ke apotek. Mereka adalah Karina, yuta dan jaehyun.
"Wahhh Rin, apotek orang tuamu besar dan lengkap sekarang ya" kata jaehyun.

"Ya beginilah hasil jerih payah orang tuaku" sahut Karina. Lalu Karina sadar bahwa yg duduk di bngku tunggu adalah haechan, anak SMA yg ia tabrak waktu itu.
"Hei, kamu anak yg waktu itu aku tabrak kan". Haechan mencoba mengingat kejadian yg karina maksud.

Setelah ingat, haechan berdiri lalu memberi salam pda karina, yuta dan jaehyun.
"Kamu mengenal nya?" Bisik yuta.
"Iya, aku pernah tidak sengaja menumpahkan minuman padanya" sahut Karina. Kemudian sang apoteker memanggil nama haechan untuk menyerahkan obat pesanannya.

"Kamu sudah selesai, bagaimna kalau kita minum makan ice cream di sini dulu" tawar karina.
"Terimakasih kak, tapi hari sudah sore. Aku harus pulang" lalu haechan beranjak dari apotek itu.

Jaehyun mendekati apoteker itu karena dia masih nampak memperhatikan haechan yg sudah mulai menghilang.
"Noona, kenapa kamu memperhatikannya terus" tanya jaehyun lalu Karina dan yuta ikut menghampiri apoteker itu.

"Kasihan anak itu. Usianya masih terlalu muda tapi harus mengkonsumsi obat berdosis tinggi. Bahkan aku syok melihat resep yg dia berikan padaku" sahut apoteker.
"Memang apa yg dia beli?" Tanya Karina. Apoteker itu menghembuskan nafas berat.

"Obat penenang dan antidepresi. Obat itu hanya bisa di beli sesuai resep dokter". Karina menutup mulutnya karena kaget mendengar jenuh obat yg di beli haechan.

Haechan sampai di rumah lalu seperti biasa, dia akan segera menuju kamarnya dan akan keluar kamar jika ada keperluan. Haechan meminum obat yg baru saja dia beli di apotek.
"Aku harus mempertahankan kewarasanku. Hah aku lelah" kemudian dia menjatuhkan tubuhnya di atas kasur lalu terbenam ke alam mimpi.

Karina datang ke rumah taeyong untuk sekedar berkunjung tapi dia tidak sendiri. Dia bersama gisel dan 2 sahabat taeyong. Setelah memencet bel rumah, pintu terbuka. Ahjuma lah yang menyambut mereka.

"Silahkan masuk non dan tuan muda" kata ahjuma. Kemudian mereka masuk dan langsung duduk di ruang makan.
"Ahjuma, taeyong ada dirumah?" Tanya Karina.
"Tadi tuan muda taeyong keluar sebentar untuk mengantar dokumen nyonya"

"Tapi sebentar lagi juga pulang non" sambung ahjuma. Lalu mereka hanya mengangguk, kemudian ahjuma menyiapkan jus kesukaan mereka. Karena mereka sahabat dan juga pacar taeyong jadi ahjuma sudah tahu minuman kesukaan mereka.

Mereka menikmati jus sambil menunggu taeyong sampai rumah.
"Kenapa taeyong lama sekali" rengek Gisel.
"Yak, kau fikir dia bisa menghilang" celetuk yuta. Saat mereka sedang ribut, datang Mark dan jisung.

"Owht kakak, kalian kapan datang?" Tanya jisung.
"Mungkin 15 menit yg lalu. Bahkan minumanku hampir habis" sahut jaehyun. Jisung dan Mark tertawa mendengar jawaban jaehyun.

Taklama pintu rumah terbuka dan orang yg mereka tunggu sudah sampai.
"Akhirnya kamu pulang Lee taeyong!!!" Teriak Gisel. Karina menatap aneh kepada sahabatnya itu. Taeyong tersenyum lalu menghampiri mereka. Lalu mencium kening Karina.

"Haaaa kau tidak berniat mencium ku juga" kata yuta.
"Jangan aneh aneh" jawab taeyong. Kemudian Taeyong memandang kedua adiknya yg sudah rapi.
"Kalian mau kemana?"
"Aku mau antar jisung ke toko buku, sekalian nongkrong sama anak anak yg lain" jawab Mark.

"Ok, tapi jngan pulang telat. Nnti papa sama Mama marah"
" Siap bos" sahut jisung. Kemudian mereka pergi meninggalkan rumah.
Taeyong menyuruh ahjuma untuk merapikan kue yg dia bawa ke piring untuk di santap bersama sahabat dan juga kekasihnya.

Mereka saling melempar candaan dan juga ejekan sehingga membuat mereka tertawa gembira. Kemudian Taeyong melihat haechan menuruni tangga. Haechan sejujurnya juga kaget, melihat orang yg baru dia kenal berada di rumahnya bahkan bercanda dan tampak akrab dengan kakak tirinya.

Haechan membuang pandangan lalu bergegas untuk mengambil air minum di dapur.
"Anak itu...._"
"Anak haram papa"sahut taeyong. Semua terdiam mendengar perkataan taeyong. Awalnya mereka berniat untuk membicarakan tentang haechan namun mereka urungkan.

Haechan masih setia berdiri di depan meja dapur dan masih menggenggam gelas. Pikirannya memutar pertemuannya dengan teman teman taeyong. Tiba tiba perutnya kembali terasa sakit...
Prangggg

Gelas yg haechan pegang jatuh pecah berserakan. Haechan jatuh terduduk bahkan kini tanpa sadar, tangan kirinya meremat pecahan gelas yg ada dilantai. Darah bercampur air sudah menghiasi lantai dapur.

Ahjuma mendengar sesuatu yg pecah lalu berlari masuk ke dapur. Sedangkan di ruang makan mereka juga mendengar suara pecahan juga.
"Suara apa itu?" Kata Gisel
"Mungkin ahjuma menjatuhkan sesuatu" kata Taeyong. Lalu mereka tetap melanjutkan acara makan kue itu.


F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang