14

5.4K 556 23
                                    

HAPPY READING GUYS💚💚💚


Jisung langsung di tarik oleh anak buah penjahat itu lalu....
Bughhh
Satu pukulan jisung dapat, sukses membuat bibirnya berdarah.
"Berhenti!!!! Jangan sakit putraku!!!"
"Anakmu sangat tampan Yoona hahah"

"Pergi kalian dari sini!!!!" Bentak jisung. Sang bos mulai geram lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengajar jisung.
"Tolong...jangan sakiti putraku. Aku mohon"
"Baiklah, tapi kamu harus memuaskan ku di depan putramu" ucap sang bos.

Sedangkan haechan dia sibuk menghubungi sang papa untuk mencari pertolongan.
"Pa...ayo angkat. Tante dan jisung dalam bahaya" namun tak ada satu telpon pun dari haechan yg di jawab oleh papa. Lalu haechan mengirimkan pesan kepada taeyong
"Kak...kakak dimana? Cpt pulang sekarang Tante dan jisung dalam bahaya" begitu kira kira isinya.

Lalu haechan mendengar suara teriak mama. Haechan memberanikan diri untuk menerobos masuk.
"Berhenti!!!!" Teriak haechan. Dia terkejut melihat jisung babak belur.
"Wahhh rupanya ada pengganggu yang lain. Apa dia anakmu juga Yoona?"

"Pergi sebelum polisi dtang"
"Kurang ajar!!!!".
Bughhhh
Dughhhh
Bughhhh
Mereka menghajar haechan juga. Lalu sang bos menarik rambut haechan.

"Mau jadi pahlawan kamu hah!!!"
"Tidak...asal kalian tahu. Kak taeyong sudah memanggil polisi" lalu haechan tertawa remeh.
"Sialan!!!! Dimana suamimu menyimpan file itu Yoona!!!"
"Sudah ku bilang aku tidak tau!!!!"

Bos jahat itu lalu mengarahkan pisau ke leher haechan.
"Cepat jawab atau ku potong kepala anak ini!!!". Tiba tiba salah satu anak buah bos itu melapor bahwa ada mobil yg mulai memasuki area rumah itu.

"Argggggghhhh" kesal bos itu sambil mendorong haechan, mereka semua bergegas pergi namun sang bos tiba tiba melempar pisau ke arah mama.
Jisung membelalakan matanya menatap pisau itu mengarah sang mama dan mama hanya bisa memejamkan mata.

Srettt
Cluntanggh
Pisau itu jatuh di belakang mama lalu perlahan, mama membuka mata. Dihadapannya ada haechan yg berdiri memegang bahunya. Kemudian terdengar suara taeyong, Mark dan papa lalu mama menghampiri jisung, membantunya untuk keluar kamar menemui anggota keluarganya yg lain.

"Papa!!!" Teriak jisung. Mereka terkejut melihat kondisi mama dan jisung.
"Apa yg terjadi?" Tanya papa sambil memeluk anak dan istrinya.
"Ada orang yg datang ingin mengambil file milikmu pa" jelas mama.
"Mereka hampir memperkosa mama pa hiks hiks" sambung jisung.

Mereka sibuk dengan jisung dan mama sampai melupakan bahwa masih ada haechan. Dikamar kejadian tadi, haechan masih berdiri di posisi yg sama. Air mata perlahan mulai terjatuh di pipi. Pelan pelan tangannya menyentuh bagian kanan lehernya.

"Darah...."lirih haechan, ternyata pisau itu berhasil menggores leher haechan. Dengan tangannya haechan menutup lehernya lalu bergegas menuju kamar miliknya. Darah mengucur deras dari leher haechan bahkan sepanjang menuju kamarnya ada tetesan darah.

Haechan sudah tidak sanggup membawa badannya masuk ke kamar mandi seperti tujuannya dan berakhir di lantai sebelah ranjangnya. Lantai sudah di penuhi darah merah pekat milik haechan.
"Bu..bundahh,,hah..eungghhh echanhh sa...sakith hiks hiks bu...bundahhh" rintih haechan dalam kesakitan.

Saat sedang menunggu ambulance untuk membawa mama dan jisung, Taeyong teringat tentang haechan.
"Haechan mana?"
"Dia tadi ada di kamar mama" kata mama. Taeyong pun berlari ke kamar mama namun larinya terhenti karena melihat darah bercecer.

Taeyong langsung berlari ke kamar haechan dan betapa terkejutnya dia, menemukan haechan bersimbah darah.
"Haechan!!!!"
"Papa!!! Tolong pa!!!"
Taeyong menutup luka di leher haechan dengan tangannya, tidak peduli dengan darah dimana mana, dia dapat melihat jelas mulut haechan berusaha untuk meraup oksigen.

Papa baru sampai langsung jatuh terduduk, begitupun dengan yg lain.
"Pa hiks hiks tolong pa" pinta taeyong.
Mama merasa bersalah karena meninggalkan haechan begitu saja. Lalu dengan tangan gemetar papa menelpon ambulance lagi.

"Chan..Chan..tahan ya. Sebentar lagi bantuan datang" kata taeyong tiba tiba Mark datang menutup luka haechan menggunakan handuk bersih. Hati Mark tiba tiba sakit melihat haechan terluka parah.

"Tan..te...ji ahhh sung.,.gwen..Cha...na ahh hah" ucap haechan terbata bata. Taeyong mengangguk membawa haechan dalam pelukannya.
"Syu,..kur,..lah hiks hiks"
"Sudah, kmu jngan banyak bicara. Kamu harus bertahan ya"

"Kak...sa..kithhh. tu...buh ahhh eunggh kuh..sakithhh". Tiba tiba air mata jatuh begitu saja dari mata papa, hatinya seperti tercabik cabik oleh hewan buas, menyaksikan anak yg tidak ia harapkan sekarat di depan matanya.

Taeyong mengenggam tangan haechan yg semakin dingin.
"Le.,.lah hiks hiks a..akuh akhhhh le..lah hiks hiks"
Setelah mengatakan itu, haechan memuntahkan darah dri mulutnya kemudian tangan haechan yg dipegang oleh taeyong jatuh lemah ke lantai.

Mata haechan menutup dengan sempurna disertai nafas yg lemah.
"Chan? Haechan? Lee haechan!! Hiks hiks bangun!!" Taeyong menangis histeris sambil menepuk wajah haechan pelan.

Suara brankar dan langkah kaki terdengar di lorong ruang ICU, setelah itu haechan di bawa masuk ke ruangan itu. Taeyong menatap tangannya yg penuh dengan darah, sambil sesegukan dia terus menatap tangannya.

"Papa harus urus kasus ini ke polisi" pinta Mark.
"Tidak" jawaban papa membuat taeyong terkejut dan tak habis fikir.
"Pa...mama, jisung dan haechan terluka. Kenapa papa tidak mau lapor polisi" kata Taeyong.
"Kalau papa lapor polisi, semua rekan bisnis papa akan tahu tentang haechan dan papa tidak mau" jelas papa. Taeyong hanya bisa pasrah dengan keputusan sang papa.

Di ruang ICU, Jhonny berusaha untuk mendapatkan sedikit Titik sadar haechan.
"Haechan..Lee haechan. Kamu masih bisa dengar saya...Lee haechan". Tiba tiba jari haechan bergerak dengan lemah.
"Bertahanlah...kamu pasti bisa" lalu Jhonny melanjutkan tindakannya untuk menyelamatkan haechan.

Setelah 2 jam menunggu, akhirnya Jhonny keluar dari ruang ICU. Jhonny menghela nafas, karena hanya Taeyong yg berlari kearahnya.
"Bagaimana keadaan haechan dok?"
"Dia sudah melewati masa kritis, kondisinya sudah mulai membaik. Kalian dapat menjenguknya setelah di pindahkan" setelah memberi penjelasan Jhonny pergi ke ruangannya.

"Ayo kita pulang, kalian butuh istirahat" kata papa.
"Pulang? Bagaimana dengan haechan pa?" Ucap taeyong.
"Dia tidak akan mati" ujar papa
"Tapi pa_"
"PULANG!!!" Bentak papa. Akhirnya semua kelurga Lee pulang dan meninggalkan haechan sendiri.

Keesokan paginya, haechan yg sadar mulai membuka matanya. Hal pertama yg ia rasakan adalah sepi dan hampa. Entah mengapa tiba tiba air matanya jatuh begitu saja. Tangan kanannya meremat selimut yg ia kenakan dengan kuat.
"Hiks hiks hiks ahhh hiks hiks bunda..aku takut hiks hiks" Isak haechan lirih.

Jhonny memperhatikan haechan dri balik kaca pintu, hatinya merasa sedih melihat haechan menangis dan tahu perlakuan keluarga Lee kepada haechan.
"Usia mu masih terlalu muda Chan. Tpi banyak beban yg kamu pikul dan simpan sendiri" ujar Jhonny.

 Tpi banyak beban yg kamu pikul dan simpan sendiri" ujar Jhonny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang