HAPPY READING GUYS 💚💚💚
Haechan sampai di rumah yg sekarang menjadi tempat tinggalnya, dia lalu membuka pintu. Suasana yg pertama menyambut haechan adalah sepi. Tentu saja sepi karena dia sampai di rumah pukul 10 malam, haechan segera menuju kamarnya lalu mandi.
Setelah mandi, haechan mulai mengerjakan tugas sekolahnya namun sebelum itu, haechan mengambil tabung kecil berisi obat kemudian meminumnya sebanyak 3 butir. Lalu melanjutkan mengerjakan tugas sekolah.
Tengah malam Mark mengantar jisung untuk mengambil air minum.
"Terimakasih sudah mau mengantarku kak" kata jisung.
"Kalau bukan karena kmu berisik, aku tidak akan mengantarmu" sahut Mark. Setelah selesai dengan urusan minum, mereka bergegas kembali ke kamar.Namun saat melewati kamar haechan, mereka melihat pintunya sedikit terbuka.
"Kak Mark tidak kepo dengan kak haechan" kata jisung dengan wajah jahilnya. Mark memandang wajah jisung dengan malas.
"Tidak sama sekali, sudah ayo" namun saat Mark berbalik untuk melihat jisung di belakang nya, jisung rupanya sudah berada di depan daun pintu kamar haechan yg terbuka."Kak haechan!!" Teriak jisung lalu masuk ke kamar haechan. Jisung melihat haechan kesakitan sambil meremas perutnya. Mark yg juga ikut masuk juga tak kalah terkejut.
"Jisung panggil papa" perintah Mark.
"Jangan...akhhhh jangan panggil papa eungghhh" larang haechan, jisung yg terlihat berpikir lalu pergi berlari ke kamar taeyong.Mark menompang tubuh haechan yg mulai melemah.
"Kau sakit atau kenapa sih?" Tanya Mark sedikit malas tapi dalam hatinya dia agak panik. Haechan tidak menjawab pertanyaan Mark karena sibuk dengan rasa sakitnya, lalu jisung dan Taeyong datang."Apa yg sakit Chan?" Tanya Taeyong namun haechan hanya menggeleng sebagai jawaban yg membuat mereka semakin bingung.
"Ada apa ini?" Suara berat milik papa terdengar yg membuat mereka bertiga agak terkejut. Mark lalu di tarik oleh mama untuk melepaskan haechan.
"Sudah saya bilang jngan pernah membuat keributan. Kamu juga pulang terlambat kan!" Bentak papa."Jawab!!!!"
Haechan hanya diam tak ingin menjawab pertanyaan sang papa.
"Owht jadi Jesicca punya anak yg bisu!!! Iya!!!" Kata papa.
"A...aku tidak bisu pa" jawab haechan
"Dasar menjijikan!!!"
Plakkkkk
Perih, sakit dan kecewa kini sekaligus haechan rasakan. Bahkan sudah sulit untuk di ungkapkan dengan kata kata.Darah segar muncul dari sudut bibir haechan, menandakan betapa kerasnya tamparan sang papa. Haechan memejamkan matanya untuk menetralkan rasa sakit dan perih itu.
"Kenapa aku menjijikan untuk papa? Aku juga anak papa" ujar haechan. Papa semakin mengepalkan tangannya kuat kuat."Kau itu hanya anak seorang jalang!!"
"Bundaku bukan jalang!!!!"
Plakkkkk plakkkk
"Papa!!!!" Teriak mama terkejut.
"Tenang pa...tenang" kata Mark sambil mencegah papanya untuk menampar haechan lagi. Jisung sudah menangis dalam pelukan mamanya sedangkan taeyong hanya menatap haechan."Dengar baik baik haechan. Saya tidak pernah mengharapkan kamu lahir dan ada di dunia ini" ucapan papa membuat Taeyong beralih menatap sang papa. Setelah itu mereka pergi meninggalkan haechan sendirian dengan perasaan yg entah sehancur apa.
Suasana pagi hari seperti biasa, diawali dengan sarapan. Namun kali ini papa tidak ikut karena ada meeting pagi dengan koleganya. Tpi suasana sarapan pagi ini agak hening dan canggung karena kejadian semalam. Taeyong, Mark, jisung dan mama mulai sarapan lalu datang lah haechan menyusul.
Lebam yg lumayan ungu nampak di wajah mulus nya, bibir yg robek masih sedikit mengeluarkan darah. Haechan lalu ikut duduk dan memulai sarapan, tpi tiba tiba haechan pergi ke dapur menemui ahjuma.
"Ahjuma, bisa tolong ambilkan air hangat" pinta haechan.
"Tentu tuan muda. Sebentar ya" kata ahjuma bergegas mengambil air hangat lalu memberikan nya pada haechan.Ahjuma melihat haechan meminum air hangat itu lalu matanya mulai memerah seperti menahan tangis. Haechan meletakkan gelas, tangannya mulai gemetar bahkan air mata mulai jatuh dari matanya. Ahjuma sedang mengantarkan jus untuk mama, jdi tidak melihat tangan haechan yg gemetar.
"Ahjuma, haechan mana?" Tanya mama.
"Tuan muda haechan sedang minum air hangat nyonya" sahut ahjuma.
"Kenapa tidak disini?" Tanya mama lagi, namun ahjuma hanya menggeleng sebagai jawaban.Lalu ahjuma kembali menuju dapur, tak lama terdengar suara teriakan ahjuma memanggil nama haechan. Mama dan yg lain langsung berlari kearah dapur, mereka melihat haechan kesakitan dalam pelukan ahjuma.
Mama langsung mengambil alih haechan ke dalam pelukannya.
"Haechan-a kamu kenapa?" Tanya mama panik melihat haechan kesakitan sambil meremat perutnya.
"Ahjuma, panggil dokter Jhony" perintah taeyong.
"Hiks hiks hiks akhghhh bunda sakit" rintih haechan, seketika mama langsung melepaskan pelukannya kepada haechan hingga ia jatuh ke lantai yg dingin."Mama..." Jisung terkejut.
"Saya benci dengan bundamu!!! Tidak bisakah kamu berhenti memanggilnya!!!" Bentak bunda, seperti tersadar dari alam bawah sadar, haechan lalu bangun seperti tidak merasa kesakitan lalu berjalan meninggalkan mereka semua.
"Jadi kamu pura pura agar kami kasihan sama kamu!!!" Teriak jisung.
"Dasar munafik, licik" imbuh Mark. Semua di buat bingung oleh tingkah haechan pagi ini.Haechan tidak pergi ke sekolah, dia pergi ke apotek untuk membeli obat. Seperti biasa haechan membeli obat penghilang rasa nyeri dan penenang. Rasa sakit di perutnya sudah lebih mendingan, tpi dia lebih memilih untuk duduk menyendiri di tempat kesukaannya dan bundanya sejak dulu, sungai han.
"Dulu bunda pernah bilang, istirahat jika lelah. Dan berhenti ketika selesai. Aku sudah sangat lelah bunda, bisakah aku berhenti saja. Ini sangat berat untuk ku hiks hiks hiks".
Saat menjelang malam, haechan pulang. Pertama yg dia lihat adalah kilat marah papanya.
"Dari mana kamu?!!! Kamu bolos sekolah kan?!!!"
"Maaf pa, tadi magh ku kambuh"
"Alasan kamu, sini!!!
Papa langsung menarik rambut haechan dan membawanya ke kamar."Dasar tidak tau diri. Tidak tau di untung!!! Saya sudah mau membiayai kebutuhan kamu, tapi ini balasannya!!! Buat malu!!!"
Mama dan yg lain menghampiri papa ke kamar haechan agar papa tidak tambah brutal."Pa cukup pa" kata mama.
"Kalian di luar. Ini urusan papa dengan anak haram ini" ujar papa lalu menutup pintu kamar haechan.
Diluar kamar mereka hanya bisa menunggu dan berharap agar papanya tidak sampai sangat brutal. Suara apapun yg terjadi di dalam tidak akan terdengar keluar kamar karena kedap suara.Papa berkali kali memberikan cambukan pada haechan hingga bercak darah mulai muncul dari bekas cambukan itu. Apa haechan melawan? Tidak. Haechan hanya diam bahkan tidak mengeluarkan suara kesakitan atau apapun.
"Ini belum seberapa haechan. Kalau kamu membuat saya Malu lgi, saya pastikan lebih dari ini" ucap papa lalu pergi meninggalkan haechan.Setelah kepergian papa, haechan mulai terbatuk sangat keras berkali kali.
"Uhuk uhuk uhuk akhhh uhuk uhuk" sepercik darah keluar dri mulut haechan. Air mata yg sedari tadi ia tahan akhirnya menetes. Malam ini haechan kembali menghabiskan malam dengan tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.I.N.E
Random⚠️ Trigger warning ⚠️ semua cerita hanya fiksi dan karangan author. jadi jangan terbawa sampai ke kehidupan real. bacalah dengan bijak ya😁💚💚💚