19

5.1K 499 8
                                    

HAPPY READING GUYS 💚💚💚
TYPO BERTEBARAN HARAP MAKLUM😁😁

Haechan terbaring di ranjang rumah sakit, lagi. Diruang itu, hanya ada Taeyong dan juga Mark. Mark tertidur di sofa sedangkan taeyong setia berada di samping haechan bahkan sesekali taeyong mengusap Surai haechan.

Perlahan haechan membuka matanya, hal pertama ia rasakan adalah sakit pada leher. Otaknya memutar semua kejadian sebelum dia berakhir di rumah sakit. Kemudian dia melihat Taeyong tidur di lengannya. Dengan hati hati haechan menyingkirkan lengannya. Namun pergerakan itu membuat Taeyong bangun.

"Chan, kamu sudah bangun? Apa kmu butuh sesuatu?" Tanya Taeyong. Haechan hanya menggeleng sebagai jawaban. Mark yg tidur di sofa ikut terusik dan bangun dari tidurnya. Lalu dia mengecek ponselnya, ternyata papa dan mama menyuruh mereka untuk segera pulang kerumah.

"Kak Tae. Ayo pulang. Mama dan papa sudah meminta kita untuk pulang" ajak Mark. Hati haechan seperti terkena ribuan pisau, sangat sakit.
"Tapi haechan baru sadar"
"Pulanglah..." Sahut haechan. Mereka memandang haechan dengan heran.
"Tapi Chan kamu_"
"Pulang...aku bisa sendiri" kata haechan lalu memunggungi mereka, air matanya sudah mulai jatuh. Dengan sedikit ragu, Taeyong pergi meninggalkan haechan.

Haechan seperti sudah muak dengan hidupnya, sudah lelah.
"Ini tidak adil bagiku... Ini tidak adil!!!! Haaaaaa!!!! Aku membenci mereka...aku benci!!!"
Prangggg
Haechan mengamuk menghancurkan beberapa barang di ruang rawatnya.

Suster yg mendengar suara gaduh di kamar haechan lalu memastikan apa yg terjadi. Suster itu terkejut karena kondisi kamar haechan yg berantakan. Serta haechan yg menangis di sudut kamar dengan posisi duduk. Dia segera berlari untuk mencari dokter Jhonny.

Jhonny tiba di kamar haechan dengan sedikit terengah-engah. Dia langsung menghampiri haechan, lalu memeluk anak itu dengan erat. Haechan membalas pelukan Jhonny dengan sedikit meremat jas dokternya.
"Hiks hiks hiks aku lelah dok..aku lelah haaaaaa hiks hiks aku lelah!!!!" Haechan terus merancau walupun dalam pelukan Jhonny.

Beberapa suster disana bahkan sampai meneteskan air mata, karena mendengar rancauan dan tangisan pilu haechan.
"Kenapa? Hiks hiks kenapa hidupku terlalu buruk dok hiks hiks aku sudah tidak sanggup..aku benci diriku sendiri...aku benci!!!". Jhonny diam diam menyuruh seorang suster untuk menyuntikkan obat penenang pada haechan. Tak menunggu waktu lama, perlahan tubuh haechan mulai melemah dan jatuh tertidur di pelukan Jhonny.

Jhonny terus menemani haechan hingga malam datang. Haechan membuka matanya, dia terkejut melihat ada Jhonny dan seorang suster yg tertidur di sofa.
"Owht haechan kamu sudah bangun" kata suster itu. Haechan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Jhonny tersenyum melihat haechan makan karena sudah seharian ini. Haechan belum makan sama sekali. Dengan telaten, suster itu menyuapi haechan.
"Terimakasih sus, siapa nama suster?" Tanya haechan malu malu.
"Iren, aku suster iren" jawab suster yg bernama iren itu.

"Bukan kah dia cantik Chan" tanya Jhonny. Haechan mengangguk lagi.
"Tentu, dia adalah calon istri ku" lanjut Jhonny. Haechan terbatuk mendengar perkataan Jhonny, dengan gemas iren mengusap Surai milik haechan.
"Kamu membuat dia terkejut dok" kata iren, haechan sedikit tersenyum malam ini. Tpi bukan karena keluarga yg ia harapkan melainkan senyum itu ia dapat dari orang lain.

Waktu cepat berlalu sudah 3 bulan sejak kejadian itu. Haechan semakin menjdi anak yg pendiam, baik di rumah maupun di sekolah. Dia lebih memilih sendiri, sesekali dia menghindar ketika bertemu dengan keluarga tirinya. Bukan karena haechan dendam, namun dia tidak mau mengusik hidup keluarga tirinya.

Seperti siang ini, pulang sekolah semua nampak sedang makan siang, kecuali papa. Haechan duduk di dekat Mark. Mereka menikmati makanan yg ahjuma sajikan dengan lahap.
"Ma, bisakah aku minta motor" celetuk jisung.
"Untuk apa. Lagian kamu juga berangkat dan pulang sekolah bareng kak Mark kan"
"Tidak usah aneh aneh jis" sela taeyong. Kemudian jisung hanya pasrah cemberut.

Nginggggg!!!
Haechan menggelengkan kepalanya karena telinganya tiba tiba berdenging dan kepalanya sakit. Mama melihat itu langsung menghampiri haechan.
"Haechan kamu kenapa?" Tanya mama sambil memegang tangan haechan. Namun haechan tiba tiba menarik tangannya dengan sedikit kasar.

Mama terkejut dengan sikap haechan, hatinya sedikit sakit.
"Yakkkk haechan!!!" Bentak Mark. Mama menahan tubuh Mark agar tidak menghajar haechan.
"Tidak tau di untung" kata jisung. Haechan tidak melanjutkan makannya dan lebih memilih pergi ke kamarnya.

Dikamar, haechan masih berusaha untuk menghilangkan sakit di kepalanya. Dia bisa saja membeli obat seperti waktu itu, tpi dia tidak mau menambah masalah dalam hidupnya.

Malam ini, haechan berjalan jalan didekat kolam. Ia melihat sang papa sedang duduk sambil mengerjakan pekerjaan kantor. Dengan mengumpulkan keberanian, haechan mendekati sang papa.
"Pa?". Papa menoleh dan langsung membuang muka.

"Kenapa papa belum tidur?"
"Tidak perlu tau. Saya tidak butuh perhatian dari anak macam kamu". Haechan berusaha menahan gemuruh dihatinya.
"Boleh aku duduk di sebelah papa?"
"Terserah". Papa benar benar seperti tidak peduli.

Hampir 15 menit mereka tidak saling bicara. Haechan memperhatikan setiap lengkung wajah papa, perlahan air matanya jatuh kemudian dengan segera dia mengusapnya.
"Pa.."
"Apalagi?!! Saya harus fokus kerja!! Apa yg mau kmu katakan"
"Maaf". Papa menatap haechan bingung.

"Maaf karena haechan hadir dalam hidup papa"
"Bagus kalau kamu sadar. Kehadiranmu hanya masalah dalam hidup saya"
"Apa boleh haechan meminta sesuatu sama papa"
"Apa?"
"Bisakah papa memeluk haechan dan bilang kalau haechan anak papa?".

Papa langsung menatap haechan dengan tatapan tajam.
"Itu hanya dalam mimpimu". Papa langsung menutup laptopnya dan langsung beranjak pergi dari area kolam, meninggalkan haechan.

Haechan memukul dadanya cukup kuat untuk menghilangkan sesak di dadanya, menutup mulutnya agar isakannya tidak terdengar oleh siapapun. Sungguh hatinya semakin hancur saat ini. Tiba tiba ada sebuah tangan menahan tangan haechan untuk berhenti memukuli dadanya.

"Ahjuma?"
"Cukup nak cukup" kata ahjuma lalu memeluk haechan erat erat.
"Jngan seperti ini nak hiks hiks"
"Aku lelah ahjuma..aku lelah. Selama ini aku tidak baik baik saja hiks hiks hiks aku lelah ahjuma hiks hiks aku sudah tidak bisa. Aku tidak sanggup hiks hiks ini menyakitkan ahjuma hiks hiks hiks ahaaaaa"
"Ahjuma ada disini. Ahjuma menyanyangi mu nak"
"Hiks hiks hiks aku lelah hiks hiks aku menyerah hiks hiks"

Malam ini haechan meluapkan semua tangisnya di dalam pelukkan ahjuma. Lalu setelah puas menangis, ahjuma mengantar haechan ke kamarnya. Ahjuma menyelimuti tubuh haechan lalu membelai Surai coklatnya. Lalu hendak pergi keluar kamar.

Tiba tiba tangan haechan mencegah ahjuma.
"Ahjuma, terimakasih"
"Sama sama tuan muda"
"Ahjuma. Aku sudah sangat puas melihat wajah papa tadi, skrng biarkan aku melihat wajah ahjuma"
"Maksudnya?" Ahjuma tampak bingung dengan tingkah haechan.

Haechan tersenyum kepada ahjuma.
"Biarkan aku melihat wajah ahjuma lebih lama. Aku takut melupakan wajah ahjuma hehehe" kata haechan sambil terus menatap wajah ahjuma nya itu.
"Sudah ahjuma. Aku tidak akan lupa dengan wajah ahjuma dan papa" lalu haechan mengusap air matanya.

Perlahan matanya tertutup kemudian ahjuma juga tersenyum lalu pergi meninggalkan kamar haechan, meninggalkan nya untuk beristirahat.

Perlahan matanya tertutup kemudian ahjuma juga tersenyum lalu pergi meninggalkan kamar haechan, meninggalkan nya untuk beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang