HAPPY READING GUYS💚💚💚
Ahjuma sampai di dapur, dia terkejut melihat haechan tampak kesakitan dengan darah yg banyak di lantai juga tangannya.
"Astaga tuan muda haechan!!!" Segera ahjuma berlari menghampiri tubuh haechan. Ahjuma tampak bingung dan panik."Tuan muda taeyong!!! Tolong!!!" Teriak ahjuma kencang. Taeyong dan sahabatnya kaget karena mendengar teriakan ahjuma lalu berlari ke dapur diikuti sahabat sahabatnya.
"Kena...astaga!!!" Taeyong terkejut melihat keadaan haechan.Taeyong menghampiri tubuh haechan yg masih setia kesakitan.
"Sebaiknya ahjuma telpon dokter Jhonny" saran jaehyun. Ahjuma segera menghubungi dokter Jhonny sesuai saran jaehyun."Kmu kenapa Chan?" Namun haechan tidak menjawabnya. Taeyong yg tadinya merengkuh tubuh haechan mulai terbawa emosi lalu mencengkram pundak haechan dengan kuat.
"Aku bertanya Chan!!!! Jawab!!! Dasar pembuat masalah!!!!" Bentak Taeyong pada haechan.Teman teman taeyong terkejut dengan bentakan taeyong.
"Jangan selalu membuat ulah!!!" Lanjut taeyong, ahjuma hanya bisa mematung melihat Taeyong yg tampak emosi kepada haechan.Suara rintihan haechan berhenti, tangisan kesakitan juga sudah tidak terdengar lalu haechan melepaskan tangan Taeyong dari pundaknya. Tatapannya kosong dan hampa. Perlahan haechan bangun dari duduknya lalu berjalan menghampiri ahjuma.
"Ahjuma, bisa kupaskan aku apel? Aku lapar" pinta haechan, ahjuma dapat melihat jelas tatapan kosong nan hampa dari haechan yg membuat ahjuma semakin iba pada haechan.
"Iya tapi obati dulu lukamu ya"
Haechan beralih memandang telapak tangannya yg berdarah."Ini tidak apa-apa ahjuma, hanya luka kecil" setelah mengatakan itu, haechan bergegas ke kamarnya.
"Tae, bisakah kamu memaafkan haechan?" Tanya Karina. Taeyong menatap Karina dengan serius "sulit kar, karena kamu tidak tahu rasanya jdi aku""Tapi kamu juga tidak tahu rasanya jadi haechan" balas Karina. Suasana di dapur semakin tegang dan serius.
"Udah udah guys, kita anggap aja tidak ada kejadian apa apa hari ini. Ok" sela yuta untuk mencairkan suasana.Sedangkan di kamar haechan mengambil sisa pecahan kaca di telapak tangannya lalu membuangnya ke tong sampah, air matanya mulai mengalir.
Bughhh bughh bughhh
Haechan memukul dadanya perlahan sambil terus terisak."Ahhhh bunda...hiks hiks hiks ahhh haaaa sakit Bun...sakit hiks hiks hiks bunda haaaa hiks hiks sakit!!!!!! Haaaa!!!! Sakit... hati ku sakit bunda...aku lelah...hiks hiks aku lelah Bun hiks hiks" haechan terus menangis histeris sambil memukul dadanya dengan tangannya yg berdarah.
Setelah puas menangis, haechan kembali mengobati luka di telapak tangannya. Taklama ahjuma masuk ke kamar sambil membawa sepiring kecil apel kupas.
"Ini apelnya tuan muda haechan"
"Terimakasih ahjuma"Ahjuma tersenyum melihat haechan sedang merapikan perbannya.
"Sudah selesai" ucap haechan dengan ceria.
"Apa tuan muda haechan mau makan yg lain"
"Tidak ahjuma, ini sudah cukup" lalu haechan mulai memakan apelnya sambil sesekali melemparkan senyum ke arah ahjuma.Ahjuma mengelus pucuk kepala haechan dengan lembut.
"Ahjuma selalu berdoa untuk kebaikan dan kebahagianmu nak. Semoga kebahagianmu cepat datang" doa ahjuma dalam hati. Haechan melihat ahjuma menangis kemudian mengusapnya dengan lembut."Ahjuma, kenapa menangis?"
"Tidak apa apa tuan muda"
"Ahjuma, semua yg terjadi di dunia ini sudah di garis kan oleh tuhan. Jadi ahjuma serahkan semua kepada Tuhan" ucap haechan.Malam hari taeyong menemani Mark dan jisung bermain game di ruang keluarga. Sesekali Mark berteriak kesal karena selalu kalah dari jisung.
"Jisung, bisakah kau mengalah. Aku lebih tua darimu" kata Mark
"Harusnya kakak yg mengalah. Karena kakak sudah tua hahahaha" ledek jisung lalu terjadilah keributan kecil.Taeyong hanya geleng-geleng melihat kelakuan kedua adiknya. Tiba tiba pintu rumah terbuka dengan kasar, ternyata itu adalah papa dan mama yg baru saja pulang. Namun wajah papa nampak sedang sangat marah.
"Dimana anak sialan itu?"
"Di kamarnya mungkin pa" jawab jisung.
"Memang ada apa pa?" Tanya taeyong.
"Anak sialan itu. Sudah membuatku malu. Ternyata tadi dia berkelahi dengan anak rival papa"
"Vernon?" Ucap Mark."Mark jisung, kalian tahu soal ini?"
"Tahu pa, kan tadi aku berada di area tempat mereka berkelahi" sahut Mark. Papa semakin emosi, mukanya sudah merah padam.
"Pa, sudahlah. Kita bahas ini besok" saran mama.
"Tidak ma, ini harus sekarang" papa lalu bergegas mengambil kunci cadangan lalu pergi ke kamar haechan.Mama dan anak anak yg lain mengikuti papa dari belakang.
Brakkkk
Haechan yg sedang tidur kaget karena papanya yg datang tiba tiba.
"Ada apa pa?"
Papa langsung menarik rambut haechan dengan kuat hingga dia jatuh ke lantai."Sampai kapan kamu akan membuat masalah dan membuat saya malu anak sialan!!!"
"Maksud papa apa? Haechan tidak mengerti. Sakit pa lepaskan"
Plakkkkk plakkkk
"Puas kamu membuat saya di permalukan di depan umum oleh rival saya hah!!!"Panas, perih, pusing dan sakit yg kini haechan rasakan membuatnya menangis.
"Haechan tidak mengerti maksud papa hiks hiks hiks sakit pa".
Mama dan anak anak yg lain hanya mengintip melihat dari celah pintu yg sedikit terbuka."Maaf pa...maafkan haechan pa hiks hiks"
"Saya sangat membenci kamu dan ibumu dasar pembawa sial"
Plakkk plakkkk
Di luar kamar mama dan anak anaknya menutup matanya karena lagi lagi melihat haechan di tampar ditambah suara tangisan lalu permintaan maaf haechan.Taeyong tiba tiba merasakan tidak tega melihat haechan di pukul terus terusan oleh sang papa.
Papa menarik kerah haechan hingga dia berdiri.
"Kamu itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup saya. Dasar anak jalang"
"Maaf pa...maaf...maafkan haechan pa..haechan bukan anak jalang hiks hiks hiks haechan anak papa. Maaf pa..maaf" haechan terus menerus merancau tanpa henti hingga membuat papa naik pitam."Diam haechan" namun haechan tetap berbicara dan terus mengucapkan maaf. Lalu papa terlampau kesal pada haechan dan..
"DIAM!!!!!!"
Dughhhh brughhh
Papa mendorong tubuh haechan hingga kepalanya terbentur pinggir lemari baju milik haechan.Taeyong mendengar suara keras berlari masuk ke kamar haechan, di ikuti oleh mama dan kedua adiknya. Disana terlihat papa yg sedang mengatur nafas dan haechan yg berdiri di samping lemari baju.
"Sudah pa cukup. Tenang" ucap mama."Pah..." Panggil haechan lemah namun masih terdengar.
"Diam anak sialan" lalu mereka hendak meninggalkan haechan. Namun tiba tiba haechan membuka suara lagi.
"Pah..hiks hiks sakithhh eunghhh" lalu Taeyong berbalik menatap haechan.Tubuh haechan meluruh, darah menempel pada lemari bajunya. Taeyong panik langsung meraih haechan, darah mengalir deras dri bagian belakang kepala haechan.
"Pa!!!!" Teriak Taeyong. Semua yg berada di sana terkejut melihat darah yg mulai menggenang.Hati papa sebenarnya sedikit terenyuh melihat haechan kesakitan, tapi egonya mengalahkan rasa kasihannya pada haechan.
"Pa!!! Haechan terluka" kata Taeyong.Namun tiba tiba papa menarik Taeyong untuk menjauh dari haechan.
"Mark, jisung dan kamu taeyong. Masuk kamar kalian"perintah papa.
"Pa..."
"Masuk kamar mu Taeyong!!!" Bentak papa. Kemudian mereka meninggalkan haechan begitu saja. Sendiri dalam kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
F.I.N.E
Random⚠️ Trigger warning ⚠️ semua cerita hanya fiksi dan karangan author. jadi jangan terbawa sampai ke kehidupan real. bacalah dengan bijak ya😁💚💚💚