29

4K 379 33
                                    

HAPPY READING GUYS 💚💚



Saat berpisah haechan dan keluarga Jhonny pun tiba. Mereka mengantar haechan sampai parkiran mobil tuan Lee. Irene terus menangis dalam pelukan jungwoo.
"Aku pamit kak, terimakasih atas semua hal yg sudah kakak berikan padaku. Aku bahagia".

Jhonny tersenyum tipis sambil membelai pipi haechan dengan lembut. Haechan kemudian mulai beranjak meninggalkan Jhonny dan keluarganya. Namun tiba tiba Irene berlari lalu memeluk haechan dri belakang.

"Please haechan, kakak mohon jngan pergi hiks hiks hiks. Kakak mohon".
Haechan segera berbalik lalu mengusap air mata irene, kemudian tersenyum.
"Jangan menangis kak. Kita masih bisa bertemu hemm". Dengan berat hati Irene melepaskan haechan untuk pulang ke keluarga lamanya.

Dalam perjalanan pulang, haechan duduk di bangku penumpang hanya diam sambil memandang keluar jendela. Otaknya memutar setiap kenangan indah yg pernah ia lalui bersama keluarga jhonny.

"Kak Jhonny!!! Lihatlah kak jungwoo memakai t-shirt ku"
"Kak Irene, bolehkah aku meminta ponsel baru?"
"Yakkk haechan-a, kembalikan iPad ku!!"
Haechan tersenyum mengingat beberapa kenangan itu.

"Kamu menertawakan apa Chan?" Tanya Yoona.
"Tidak ma, aku hanya mengingat sesuatu". Papa dan mama ikut tersenyum mendengar jawaban dari haechan.

Sesampainya dirumah tentu saja membuat Taeyong, Mark dan jisung kaget. Mereka heran kenapa papa mereka bisa mendapatkan haechan begitu saja.
"Mulai hari ini, haechan akan kembali tinggal bersama kita" ucap papa
"Hah????" Heran Mark dan taeyong.
"Asik!!!! Aku ingin bermain game dengan kak haechan" seru jisung sambil berlari memeluk haechan.

Haechan tersenyum sambil mengacak rambut si bungsu.
"Kalau begitu haechan ke kamar dulu ya pa, ma"
"Iya sayang, kalau butuh apa apa kamu panggil mama aja" sahut mama. Haechan pun kekamarnya di ikuti oleh jisung.

"Papa benar benar mengambil paksa haechan?" Tanya Mark.
"Tidak, papa hanya memberi pilihan pada keluarga Jhonny". Setelah mengatakan itu papa pergi ke ruang kerjanya.
"Ma?"
"Mama tidak mau membahas ini lagi Tae, sebaiknya kalian temani haechan. Pasti butuh adaptasi kembali dia dengan rumah ini".

Di dalam kamarnya, haechan mendengar celotehan jisung tanpa henti serta tingkah tingkah jisung yg terlihat menggemaskan. Taklama masuklah taeyong dan Mark.
"Yakk jisung-a, suara mu terdengar nyaring" keluh Mark.
"Lihatlah kak, dia selalu memarahiku setiap hari"
"Yakkk!!!"

Haechan tertawa sambil menggeleng geleng kan kepalanya.
"Mungkin kamu terlalu berisik".
"Kalian bisa keluar dulu, kakak mau bicara dengan haechan" ujar taeyong.
"Kenapa kami harus keluar kita kan bis....". Mark segera menarik si bungsu agar ikut keluar kamar haechan.

Setelah itu taeyong menutup pintu kamar haechan.
"Apa papa memaksamu untuk kembali?"
"Apa ada pilihan untuk membuatku tidak kembali kesini?"
"Kamu sudah dewasa Chan, kamu bisa melawan papa jika kamu tidak mau kembali kesini"

Haechan menatap Taeyong dengan tatapan tajam dan sinis.
"Tentu saja aku bisa. Tpi aku bukan seperti kalian yg bisa melihat anggota keluarga kalian menderita"
"Kamu berubah Chan, haechan yg aku kenal tidak seperti ini"
"Kau yakin sudah sangat mengenalku? Jangan sok tau, lebih baik kamu keluar dari kamarku. Keluar!!!"
Dengan kesal Taeyong pergi dari kamar haechan bahkan sampai membanting pintu kamar itu.

Waktu berjalan cepat genap 3 bulan haechan berada di rumah keluarga Lee, semua nampak berbeda. Perlakuan mereka tidak seperti dulu lagi. Yoona yg selalu perhatian pada semua anak anaknya termasuk haechan. Changmin yg selalu meluangkan waktu untuk keluarganya. Bahkan keluarga Lee selalu berlibur 2x dalam satu bulan.

F.I.N.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang