Di atas motor, mata laki-laki itu menerawang jauh ke depan. Antara bahagia dan sedih, antara percaya atau justru sebaliknya. Hana adalah satu-satunya sahabat perempuan yang Rama miliki, itu sebab ia harus selaalu menjaganya, memastikan bahwa Hana akan selalu baik-baik saja. Kadang-kadang ia menyadari, dulu sepenuh hatinya diberikan pada Hana. Perasaannya benar-benar ada. Jika dihitung, maka Hana adalah perempuan kedua yang membuatnya merasakan cinta setelah Mamanya. Itu berarti, cinta pertamanya jatuh kepada Hana.
Lagipula siapa yang tak jatuh cinta pada gadis seperti Hana? Dari sekolah dasar pun Rama tahu betul seperti apa itu Hana. Seperti bentuk wajahnya yang dilihat dengan jarak dekat, bibir merah muda yang natural tanpa olesan lisptik, kulit putih bersihnya, hidungnya yang mancung, beserta prestasi yang dimiliki oleh gadis itu. Rama pun menyadari bahwa ia pernah jatuh cinta kepada Hana ; sahabatnya sendiri. Meskipun sekarang rasa itu abu-abu, entah memudar atau justru sudah tidak ada lagi.
Meskipun perasaannya tidak bisa bohong. Hana itu susah betul dibilangin. Perasaannya tumbuh dan rama-lah saksi kisah cinta Hana dengan lelaki yang datang dan pergi dalam hidup sahabatnya itu. Bagi Rama, Hana nol soal percintaan. Padahal jika dibandingkan dirinya pun sama saja, ia pernah menjadi pengecut karena tidak berani mengungkapkan perasaannya. Rama berpikir, lo itu bego apa tolol sih, Han? Dulu Raffa berkali-kali diberikan kesempatan, padahal perselingkuhan itu tak bisa dimaafkan.
Sampai akhirnya Rama capek sendiri. Ia membiarkan Hana menikmati jalan hidupnya. Dia sadar, ia tak seharusnya mengatur jalan hidup sahabatnya. Meskipun akhirnya Rama senang betul karena Hana pun sadar akan ketololannya itu. Tapi kini Rama nggak habis pikir, bagaimana bisa dia jatuh cinta pada laki-laki macam Dahlan itu? Laki-laki yang berhasil membuat banyak orang khawatir termasuk gue.
Jika boleh jujur, Rama hanya terlalu takut. Takut jika posisi Dahlan lebih diutamakan dari pada dirinya. Takut jika Dahlan yang menggantikannya. Takut jika Hana tak memiliki waktu untuknya. Karena semenjak kejadian malam itu, laki-laki yang belum menjadi pacar sahabatnya itu sudah berani-beraninya mengajak Hana pergi tanpa izin. Padahal, dia saja belum pernah mengajak Hana pergi jauh. Rama takut Hana akan memilih Dahlan dan perlahan-lahan meninggalkannya.
Lamunannya buyar ketika kemudinya mendadak oleng. Rama ngerem mendadak, didapatinya sebuah tukang sayur yang melotot ke arahnya. Tatapannya seram sekali, seperti ingin mengeroyok Rama karena kesalahannya.
"Heh, belegug! Kamu hampir nabrak gerobak saya tahu nggak?! Kalau semua dagangan saya jatuh, kamu bisa ganti nggak?!" ucap bapak penjual sayur dengan nada cukup keras.
Rama memperhatikan sekeliling. Sebetulnya, kakinya turut bergetar. Dia benar-benar takut dikeroyok. Padahal jika diperhatikan baik-baik, dagangannya memang tidak ada yang jatuh sedikitpun. Rama memilih turun dan menghampiri si bapak berbaju abu-abu itu. Ia membungkuk hormat dengan telapak tangan menyatu.
"Atuh.. Maaf, Pak. Mmm... tapi nggak apa-apa kan pak gerobak dan dagangannya?"
Si Bapak tambah melotot. "Kamu nggak khawatirin saya nya?"
Rama memilih lebih mendekat, kepalanya mendadak pening akibat si Bapak yang hampir ditabrak ini malah makin marah-marah. Memang sebenarnya kesalahannya timbul di dirinya. Akibat melamun selagi membawa kendaraan. Beginilah akibatnya, dan Rama sangat menyesal.
"Maaf.. Pak. Aduh... Gimana kalau saya beli aja dagangannya ya, Pak? Mmm.. saya beli terong, Pak, empat bungkus," ucapnya asal, karena yang paling mentereng terong berwarna ungu ingin sekali dicabut.
"Ya. Lain kali jangan melamun aja, kamu Membahayakan orang sekitar dan diri kamu sendiri!"
Dalam hati Rama berdesis, Apes.. Apes! Lantas, ia berarguemen. "Iya, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because | ft. MARKLEE✔[ON GOING]
Random[Ft. Marklee ] "Setan!" "Lo yang setan. Eh maksudnya, ada setan di dalam tubuh lo." Rama tertawa. Ia memperhatikan Hana yang sedang merapikan rambutnya yang berantakan sebab ulah dirinya. "Sini biar gue bantuin," ucap Rama d...