1-Surat Cinta Sekolah Dasar

60 34 21
                                    

Mentari terbit menyambut fajar. Memberi sinar untuk sang pengajar. Salah satu manusia di bumi yang berprofesi sebagai guru itu sedang fokus menjelaskan tata cara sholat kepada murid-muridnya. Seisi ruangan kelas 6A memperhatikan dengan semangat dan saksama.

Sesekali, Perempuan berambut hitam pekat panjang itu menopang dagu. Ia tak tahu, bahwa saat itu salah satu seorang murid laki-laki dari kelas lain dengan rambut kebuleannya memperhatikan gerak-geriknya yang membuatnya jatuh cinta saat itu pula. Ya. Meskipun perempuan itu duduk bersebelahan dengan laki-laki, namun laki-laki bule itu tetap fokus kepada perempuan itu saja. Anak kecil memang mengerti arti dari rasa cemburu? Jika iya, mungkin ia perasa sebelum waktunya.

Saat itu pula wajahnya bersinar bak mentari pagi. Mata bulatnya kian pekat memancar bak bulan purnama. Di seragam terdapat bet yang tertulis nama sang pemilik seragam yang di pakainya ; Hana Prawista. Saat itu pula fokusnya buyar akibat suara dari laki-laki yang duduk di sebelahnya.

"Han, kamu mengerti gak yang di jelaskan Pak Jono?"

"Aku ngerti kok, tapi takut lupa gara-gara kamu ajak ngobrol aku sekarang."

"Yaudah, nanti aku liat yah kalau ada tugas, soalnya aku gak ngerti sama sekali daritadi."

Hana menarik napas kecil-kecil. Ia lihat lagi muka melas—lesu milik sahabatnya itu ; Rama Bromo. Ia selalu saja membuat Hana pusing kuadrat. Dengan sangat tega, Hana melihat lagi wajah yang masih saja lemas tak berdaya itu.

"Gak ah, kamu bisanya cuma nyontek aja. Padahal kan kamu daritadi denger penjelasan Pak Jono."

"Aku denger, tapi tetep aja aku lupa. Apa kita sholat bareng aja biar aku langsung ngerti? Yuk, kamu mau, kan?"

Gadis itu nyeletuk. "Nyebelin!"

Rama tidak marah atas ucapan yang barusaja Hana lontarkan. Justru, ia semakin memegang erat lengan Hana sembari memohon-mohon. "Plisssssssss."

"Iya, nanti kita sholat bareng."

Dan saat itu pula Rama menyatukan jari-jemarinya dengan jemari Hana. Tak sampai di situ, Pak Jono memperhatikan mereka dengan sangat aneh hingga akhirnya menghampiri keduanya. Lantas, Hana segera melepas jemari Rama dari tangannya.

"Saya perhatikan kalian ngobrol saja daritadi? Rama, Apa bacaan rukuk sholat?"

Rama hanya diam tak berkata. Matanya bertemu dengan mata Hana dan mengedipkannya sebelah. Namun, Hana hanya geleng-geleng kepala. Pak Jono memundurkan langkahnya sembari menahan gelak tawanya.

"Biasakan fokus pada pelajaran Bapak ya anak-anak, jangan seperti Rama. Rama, kamu harus belajar lagi. Fokus."

Rama mengangguk. Justru ia merasa senang atas apa yang telah terjadi. Maka sehabis ini, Rama akan belajar giat dengan Hana.

***

Istirahat selesai. Bel masuk sudah kembali berbunyi untuk melanjutkan pelajaran berikutnya. Hana sangat semangat untuk mengikuti pelajaran kali ini. Selain karena ia sudah melakukan piket kelas, ia pun sudah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.

"Han!"

Ketika Hana menoleh, sesuatu yang janggal terjadi. Tepat di belakangnya berdiri seorang laki-laki dengan badan sangat tegak dan matanya yang membulat. Tak butuh waktu lama, detik itu pula Rama berteriak sangat kencang.

"HANAAA AKU LIAT TUGAS KAMU!"

Semua murid menutup telinga secara bersamaan. Satu per satu teman laki-laki mengolok-olok Rama dengan di bopong paksanya Rama dan di gesek di tiang bendera. Saat itu pula Hana menutup telinga dan fokus pada tugas yang akan segera datang kembali. Rama berhasil lolos, duduk di samping Hana dengan napas terengah-engah.

Because | ft. MARKLEE✔[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang