Heaven - The nine tailed fox

8.2K 792 11
                                    

Dibawah sebuah pohon rindang yang tersiram oleh cahaya nan terang dan indah.

Terdapat seorang pemuda yang tengah memejamkan kedua mata lentiknya, dengan bibir berwarna sepink kelopak bunga sakura.

Wajahnya terlihat amat damai, menikmati cahaya yang menerpa wajahnya melalui celah pepohonan.

Huang Renjun, seorang pelindung dari surga. Bukan hanya dianugerahi sebagai seorang pelindung. Renjun juga dianugerahi dengan keindahan yang menggambarkan surga di dalam parasnya tersebut.

"Tuan renjun...tuan renjun..." panggil sebuah suara seorang anak kecil yang memasuki telinga sang pemuda manis.

Renjun dengan perlahan membuka kedua matanya. Memperlihatkan kejernihan dan keindahan kedua mata cantiknya.

Renjun mendudukan dirinya dan mengalihkan fokusnya pada seorang anak perempuan yang tengah berlari kecil ke arahnya dengan rambut silver yang terkepang rapih.

"Hati-hati aera, kakimu bisa tergores tanaman berduri." Lembut renjun yang membuat anak perempuan yang dipanggil aera itu memelankan langkahnya. Mengikuti perkataan renjun, membuat renjun terkekeh gemas.

Aera tersenyum lebar menampakan deretan gigi susunya yang tersusun rapih pada renjun.

"Apa ada masalah?" Tanya renjun. Dan dibalas gelengan oleh aera membuat renjun mengerutkan keningnya.

"Ibu malaikat memanggil tuan renjun..." ujar aera.

"Sudah berapa kali aku mengingatkanmu untuk tidak memanggilku tuan anak nakal?" Ujar renjun sembari mencubit gemas pipi bulat milik aera.

Aera segera membulatkan kedua matanya dan menutup mulutnya cepat.

"Renjun ge..." ujar aera dengan nada polos membuat renjun terkekeh dan mengangguk.

"Anak pintar...sekarang ayo kita temui ibu malaikat." Ujar renjun yang kemudian menggandeng tangan kecil aera.

Membuat aera mengangguk senang nan semangat. Anak kecil tersebut melangkahkan kedua kakinya riang mengikuti langkah milik renjun.

Renjun lagi-lagi terkekeh melihat tingkah menggemaskan aera. Yang merupakan anak dari sahabatnya sedari kecil dulu.

"Ingin bermain sebentar?" Tanya renjun lembut yang menghentikan langkahnya membuat aera tersenyum riang menatap wajah indah nan berseri milik renjun.

"Apa boleh?" Tanya aera hati-hati.

"Tentu saja boleh, memangnya siapa yang melarangnya?" Tanya renjun.

Aera memilin bajunya dan menundukan kepalanya, membuat renjun tersenyum tipis.

"Nanti mama marah pada aera." Ujar aera sembari mengingat wajah sang ibu. Membuat renjun terkekeh gemas.

"Tidak akan, jika mama mu memarahimu maka gege akan memarahinya kembali." Ujar renjun sembari menjulurkan jari kelingkingnya.

Membuat aera tersenyum riang dan dengan semangat mengaitkan kelingking kecilnya pada kelingking renjun.

Membuat aera tersenyum riang dan dengan semangat mengaitkan kelingking kecilnya pada kelingking renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aera membuka mulutnya dengan kedua mata menatap penuh binar pada pemandangan di depannya.

Dimana terdapat seekor rubah berwarna putih bersih, dengan sembilan ekornya yang bergerak bebas.

Pepohonan disekitar mereka seakan mengikuti gerakan ekor sang rubah. Angin berhembus lembut di antara kesembilan ekor tersebut.

Sang rubah melangkahkan keempat kakinya untuk mendekati aera yang masih terpana pada pemandangan di depannya.

"Woah, renjun ge sangat keren dan sangat indah..." ujar aera dengan kedu mata yang masih berbinar.

Sang rubah menundukan kepalanya saat melihat aera yang berniat mengelus kepalanya.

"Bulu renjun ge sangat lembut hihi..." ujar aera sembari terkekeh geli saat sang rubah mengusakan kepalanya pada tubuh aera.

Dengan perlahan aera menaiki punggung sang rubah saat melihat rubah putih tersebut merendahkan tubuhnya bermaksud menyuruh aera untuk naik ke atas punggungnya.

Aera memegang erat bulu-bulu lembut yang melingkupi tubuh sang rubah ketika merasakan sang rubah memacu keempat kakinya.

Dan seketika mulut sang bocah kembali terbuka dengan kedua mata yang tidak berkedip ketika mendapati dirinya tengah terbang.

Aera mengangkat salah satu tangannya bermaksud menggapai gumpalan awan putih di atasnya.

Sang rubah memacu keempat kakinya pada udara. Seakan-akan udara tersebut adalah hamparan tanah.

Angin ikut berhembus menemani setiap langkah sang rubah. Dengan puluhan kupu-kupu di sekitar mereka.

Para penghuni surga yang melihat sang rubah pelindung pun tersenyum cerah. Mereka selalu terpesona akan keindahan pelindung mereka.

Huang Renjun, sang rubah berekor sembilan. Pelindung dari surga.

_________

Huang RenjunThe nine tailed fox

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun
The nine tailed fox

Huang RenjunThe nine tailed fox

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Protector of Heaven

Once Upon a Time ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang