שתים

4.3K 688 45
                                    

Renjun sang rubah ekor sembilan pelindung surga, kini terlihat sibuk dengan sebuah kain yang sudah tercampur oleh merah darah di tangannya.

"Ge, jangan menolak tabib yang akan mengobatimu." Ujar renjun lembut.

Ten terkekeh pelan dengan bibir pucatnya.

"Untuk apa tabib jika sudah ada dirimu?" Ten berujar lemah.

Renjun menghela nafasnya. Selalu seperti ini, sang ratu surga akan lebih memilih dirinya dibandingkan tabib terbaik sekalipun.

"Tapi aku tidak bisa menyembuhkanmu ge. Aku hanya bisa membantu untuk mengurangi rasa sakitnya dan membuatmu merasa lebih nyaman." Ujar renjun dengan raut penuh rasa khawatir.

Ten menggenggam lemah tangan sang pelindung surga yang tengah memegang kain yang sudah ternodai warna merah.

"Itu lebih dari cukup renjun...terima kasih..." lirih ten.

Liquid bening yang sedari tadi renjun tahan pun akhirnya meluncur bebas. Dadanya terasa sesak saat melihat orang yang sudah ia anggap kakaknya sendiri terbaring lemah seperti saat ini.

Pintu besar di ruangan tersebut seketika terbuka lebar dan menampakan sang raja surga dengan wajah khawatirnya.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, sang raja dengan cepat menghampiri ratunya. Membawa tubuh lemah sang ratu ke dalam pelukannya.

"Aku gagal lagi..." lirih ten.

Johnny sang raja surga dengan cepat menggelengkan kepalanya dan mempererat pelukannya.

"Kau tidak pernah gagal...langit belum mempercayai kita untuk mengurusnya." Ujar johnny lembut.

Dan seketika tangis sang ratu pecah, membuat sang raja ikut merasakan kesedihan yang ratunya rasakan.

Sang pelindung surga menundukan kepalanya. Ia memang tidak mengerti rasa sakit yang dialami oleh raja dan ratunya.

Tetapi ia tau, bahwa sakit yang mereka alami adalah rasa paling sakit disemesta. Rasa sakit karena kehilangan seseorang yang sangat berharga dan bahkan sudah menjadi bagian nafas mereka.

 Rasa sakit karena kehilangan seseorang yang sangat berharga dan bahkan sudah menjadi bagian nafas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Donghyuck menatap langit merah di atasnya. Langit semerah api membara yang menjadi pemandangan sehari-harinya.

Sang fenrir akan selalu duduk di bawah pohon yang dedaunannya berwarna kuning dan tidak banyak tersebut. Tempat tersebut sudah seperti rumah baginya.

Donghyuck melirik ke arah tangannya yang seketika mengeluarkan bola api berukuran sekepalan tangannya.

Dengan wajah datarnya sang fenrir melempar bola api ditangannya ke sembarang arah.

Namun bola api tersebut akan segera menghilang tepat satu meter setelah donghyuck lemparkan.

"Kau membuat neraka semakin panas tau?" Ujar jaemin yang entah muncul dari mana.

Once Upon a Time ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang