-23-

1.4K 175 22
                                    

10 hari lebih gk up😆
Maaf ya, author akhir akhir ini lagi kena banyak masalah🥲 sampe stress bawaannya jd gaada mood nulis🙏

..........

"Aku pengen kita resmi jadian"....

Rosé mengedip kedipkan matanya tak percaya. Apa ia tidak salah dengar? Baru saja V menembaknya? Rosé merasa ini seperti mimpi tapi ia bisa merasakan dengan jelas sosok V benar benar ada di depannya.

Beberapa detik kemudian rosé tersadar dari lamunannya. Entah ia jadi gugup sendiri, apalagi V kini tengah menatapnya kelewat serius. Tampak ia bersungguh sungguh dengan ucapannya, dan sialnya rosé pun tak menemukan ada celah kebohongan dimata laki laki itu.

"V a-aku...."

V semakin mengeratkan genggamannya, seakan ia menaruh harapan penuh pada gadis didepannya.

"Aku tidak bisa jawab"

Pernyataan itu sukses membuat V bingung, apa barusan ia ditolak?

"Maksudnya? Aku ditolak?"

"Bukan begitu...." rosé bisa merasakan wajahnya yang mulai memanas karena menahan malu sekaligus gugup.

"Terus?"

"Kamu bilang ga ada alasan buat aku nolak, jadi yaaa..... aku ga akan jawab, karena kamu pasti tau jawabannya"

Rasanya pipi rosé memanas ketika mengucapkan itu. Argh sial rosé malu!!!

"Tunggu, jadi....."

Gadis itu mengangguk mengiyakan. Seakan ia paham apa yang V pikirkan sekarang.

Detik itu juga rasanya V ingin berteriak sekencang mungkin. Tapi lagi, ego dan gengsinya terlalu tinggi, jadi yang mampu ia lakukan sekarang hanya mencoba sekuat tenaga untuk mengulum senyumannya, walaupun rasa bahagia itu jelas tampak dari wajahnya, dan rosé tau itu.

"Makasih rosé" akhirnya senyuman itu lepas dengan sendirinya. V sadar ia takkan mampu menyembunyikan rasa senangnya itu. Perlahan ia mulai mencondongkan badannya mendekat, satu tangannya ia gunakan untuk bertumpu pada sandaran kursi disamping rosé

Semakin dekat, dan rosé merasa situasinya sudah bahaya, apalagi ia sekarang bisa merasakan deru napas V yang hangat menerpa wajahnya.

Reflek rosé mendorong dada V untuk menjauh begitu ia merasa bibir mereka bersentuhan.

"Inget tempat" ucap rosé pelan dengan wajah yang menunduk mencoba menyembunyikan rasan malunya

Benar juga, V baru sadar kalau mereka sekarang berada di tepi sungai han yang tentunya selalu ramai pengunjung. Banyak anak anak bermain juga disana.

V merasakan sesuatu menggelitik didalam perutnya. Ia malu sekali, entah kenapa ia tidak bisa mengontrol dirinya ketika berada di dekat gadis itu. Lihatlah sekarang, mungkin rosèé akan berpikir jika dirinya pria yang bernafsu besar. Astaga memikirkan kejadian tadi saja sukses membuat V salah tingkah.

Drttt....

Dering ponsel memecah suasana yang mendadak canggung. Ternyata ponsel rosé yang berbunyi.

"Haruto telfon, aku angkat dulu ya"

V mengangguk dan berangsur mengalihkan pandangannya pada anak anak yang sedang bercamping dengan kedua orang tuanya. Jujur saja itu hanya usaha V untuk menutupi rasa gugupnya. Ia tebak pasti telinganya sudah berubah merah karena malu.

"Yak! Ini es krimnya gimana? Udah gangguin gue main game sekarang malah kabur"

"Aduh gue lupa, taruh aja di kulkas ya atau kalo lo mau makan juga gapapa. Makasih rutoo"

I Don't Care/I Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang