-28-

1.2K 164 67
                                    

Sebenernya aku mikirin cerita ini cuman sampai v sama rosè jadian. Oleh krn itu chapter setelahnya aku rasa sedikit gapas sama judul dan makin keluar jalur.

But masih gaada ide juga buat tamatin cerita ini🤣 antara bimbang mau ganti judul, ditamatin or bikin book 2 😪

Semoga kalian gabosen yaaa.....

Btw sebenernya aku udh ada ide cerita lain tp aku mau cerita ini selesai dulu🥲

Tapi yaaa.... gatau mau nyelesaiin gimana😭😭😭

Dahlah next aja ya...

Wkwk

___

Hari ini, tepat dimana turnamen basket dilaksanakan. Gemuruh stadion menembus keluar bangunan, merambah ke telinga gadis pirang yang saat ini tengah berdiri tak jauh dari sana.

Rosé menatap gedung itu ragu. Turnamen basket antar sekolah, ah ia pikir itu akan sangat ramai, mengingat perlombaan basket sebelumnya yang hanya dilaksanakan di sekolah saja berlangsung riuh, apalagi ini.

"Udah mulai kali ya?"

Rosè datang sendirian. Sebelumnya jennie sudah mengajaknya untuk berangkat bersama tetapi ia tolak, beralasan kalau dirinya akan menyusul nanti. Memang benar ia menyusul hanya saja mungkin sedikit terlambat. Sengaja karena ia ingin mengambil tempat duduk dibarisan belakang.

Rosé memasuki tempat itu dengan sebotol air dan handuk kecil yang ia bawa ditangannya. Entah mengapa rosé justru membawa dua benda itu padahal sebelumnya ia tak berniat membawanya.

Mata itu berotasi mencari sosok yang ia yakini berada di tengah lapangan. Tak butuh waktu lama untuk menemukan sosok itu. Cowok berseragam merah dengan headband dikepalanya cukup membuatnya terlihat menonjol.

Rosé mendudukkan dirinya di barisan ketiga dari belakang. Ia bisa melihat jennie dan lisa dengan hebohnya berteriak layaknya cheerleader. Untung saja rosé tak berangkat bersama mereka, jika iya maka sudah pasti ia sekarang duduk di baris paling depan berkumpul dengan para cheerleaders, malas sekali. Jangan lupakan yerin yang juga ada di sana.




Babak kedua usai dengan tim V memimpin sementara. Para pemain berjalan keluar lapangan guna beristirahat sejenak sembari mendengarkan instruksi sang pelatih. Tentu momen itu tak disia siakan begitu saja oleh para gadis yang sedari tadi menunggu untuk berkesempatan memberikan minuman pada mereka. Tak terkecuali yerin, tzuyu dan beberapa gadis lainnya yang sibuk berebut memberikan botol masing masing pada V.

Cowok itu tak peduli. Matanya sibuk mencari sosok yang ia tunggu sejak awal pertandingan. V bisa melihat jennie jisoo dan lisa sudah datang bergabung dengan anak bangtan, tapi entah kenapa rosé tidak ada disana. V jadi merasa sedikit kecewa.

Dia ga dateng?

V menelisik ke setiap penjuru ruangan, siapa tau rosè duduk terpisah dari yang lain dan ya, dia menemukannya. Gadis yang ia tungggu ternyata duduk begitu jauh dibelakang sana. Netra mereka bertemu sesaat sebelum akhirnya rosé lebih dulu memutusnya.

Sebenarnya V ingin naik ke atas tetapi lagi lagi ia dikejar waktu. Masih ada dua babak lagi yang harus ia lewati. Setidaknya ia sudah menemukan rosé, sekarang ia sudah lebih tenang dan tentunya semangat. Entah mengapa V merasa semakin menggila pada kekasihnya.

Mungkin itu karma karena dulu ia selalu mengolok olok sahabatnya, jimin sebagai budak cinta.

"Priiittttt"

Babak ke tiga dimulai.

Sepanjang pertandingan V begitu tampil mempesona. Tidak hanya parasnya saja tapi kelincahannya dalam memimpin pertandingan sukses membuat para gadis menjerit. Bahkan tak sedikit siswi dari sekolah tim lawannya negitu terang terangan meneriakkan nama V.

I Don't Care/I Can'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang