Hero

21 3 0
                                        

Bukan tak ingin mencoba hanya saja tak ingin kembali terluka
-Selembayung-

🌱🌱🌱🌱

Bus yang membawa kelompok pengabdian kini telah sampai didesa tersebut. satu persatu anggota kelompok turun dari dalam bus. Tetapi, berbeda dengan selembayung yang masih terlelap dengan nyaman dipundak Rahman. 

"Man bangunin Asel gih, udah nyampai" ucap Aira yang tengah berdiri disamping kursi Rahman dan Selembayung. 

"hem, nanti gue bangunin lo turun duluan aja" jawab Rahman. 

"okedeh kalau gitu, ingat jangan lo apa-apain sahabat gue" peringat Aira sebelum melangkah keluar bus. 

Mengabaikan ucapan Aira, Rahman menoleh kearah Selembayung yang terlihat sangat tenang "Acel bangun dulu yuk udah sampai ni" ucap Rahman lembut sambil mengelus rambut Selembayung. 

"eugh," lenguh selembayung "bentar lagi Ra ngantuk banget gue" lanjutnya dengan suara serak. 

Rahman tersenyum tipis melihat tingkah Selembayung yang menganggap dirinya Aira "Acel nanti lanjutin tidurnya didalam posko ya, sekarang bangun dulu"

Selembayung mulai membuka matanya perlahan dan menegakkan kepalanya kearah sandaran kursi sambil mengucek matanya 

"jangan di ucek matanya Acel nanti sakit" ucap Rahman sambil menahan tangan Selembayung yang mengucek matanya.

Selembayung langsung melihat kearah Rahman dan terkejut bagaimana bisa Rahman ada disebelahnya, Ah sepertinya ia lupa bahwa tadi sebelum ia tertidur Rahman memang pindah kekursi disebelahnya. 

Dengan tangan yang masih saling menggenggam pandangan mata mereka bertemu iris hitam pekat milik selembayung bertemu dengan iris coklat terang milik Rahman 

"cantik banget, Bismillah calon" batin Rahman.

Seakan sadar Selembayung mengerjapkan matanya dan mengalihkan pandangannya kearah lain tak lupa tangannya ia tarik sehingga terlepas dari genggaman Rahman. Selembayung berdehem untuk menghilangkan kecanggungan setelah mereka bertatap-tatapan. 

"ehm, udah sampai?" tanya Selembayung. 

"udah Acel" jawab Rahman lembut. 

"yang lain mana?" tanya Selembayung lagi karena didalam bus sudah tidak ada orang hanya tersisa mereka berdua. 

"yang udah pada turun, lo nya masih tidur tadi jadi gue tungguin soalnya lo tidur dipundak gue jadi gue gak bisa kemana-mana"

Selembayung menaikkan sebelah alis matanya "tidur dipundak?" tanya Selembayung pada dirinya sendiri "berarti selama perjalanan gue tidur di pundak cowok aneh ini dong?".

"oh makasih kalau gitu atas pundaknya" ucap selembayung. 

Rahman tersenyum tipis mendengar ucapan terimakasih dari Selembayung ya walaupun nada ucapannya hanya datar, tak apa setidaknya Selembayung sudah mengucapkan terimakasih kepadanya. 

"yaudah ngapain masih disini, turun buruan" 

"iya Acel ini mau turun" Rahman beranjak dari kursinya berjalan kearah pintu keluar bus. 

"stop panggil saya Acel nama saya Selembayung, dan kita tidak sedekat itu untuk menggunakan nama panggilan saya" setelah mengucapkan itu Selembayung berlalu meninggalkan Rahman yang masih terdiam. 

"sesusah itu ya dapatin lo Sel? bener kata orang-orang kalau begitu.
Ucap Rahman lirih " Tapi, tenang aja gue gak akan berhenti untuk perjuangin lo Sel, gue yakin lo bakalan jadi milik gue." Sambungnya lagi dengan semangat

Selembayung (On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang