03.

10.7K 1.1K 91
                                    

"Jadi gimana? Lo udah mutusin si Langgar?" Tanya Askar kepo.

Sekarang ini Aden lagi dikantin sama ketiga teman bodohnya. Ya, siapa lagi kalo bukan Kaisar, Askar, dan Tama.

Tapi disaat Kaisar sama Tama war ketoprak sama anak-anak yang lain, Askar sama Aden justru makan bubur yang udah stay disamping meja mereka.

Ngga mau ribet, yang penting kenyang. Pikir mereka.

"Belom,"

"Kok belom?"

"Ya emang belom,"

Kemaren Aden emang sempet mau ngomong ke Langgar perihal hubungan mereka itu.

Cuman entah kenapa dia merasa ngga enak begitu Toni ngomong kalo Langgar bolos PKL demi ketemu sama dia. Belum lagi yang katanya Langgar nyuruh anak buahnya untuk bersihin markas lantaran takut Aden kesana dan merasa tak nyaman karena kotor.

Berakhir dengan dia yang kekeuh nyuruh Langgar balik ke tempat magang dan dia stay bentar dimarkas cowo itu bermain Uno dengan beberapa teman Langgar.

Pulang pun dia dianter Raden.

Rasa-rasanya dia kaya orang ngga tau diri kalo mutusin Langgar.

"Apa lo mulai demen ama tu orang?"

"Kaga lah, gila!"

Dia cuman ngga enak karena udah diperlakuin layaknya tuan rumah.

Iya, dia cuma ga enak.

"Kali aja kan,"

"Kalopun gue mulai suka sama dia juga ga mungkin kali. Baru tiga hari kita ketemu, masa langsung suka,"

"Lah ono temen lu jadi homo sehari setelah ngeliat cowo IPA yang sekarang jadi pacarnya," Kata Askar menyindir Kaisar.

Aden tetap membantah. "Ya beda lah bego. Kaisar ya Kaisar, gua ya gua."

"Iyadah, cuman kalo lo emang demen ama dia juga gua ga keberatan," Kali ini Askar menatap tepat kearah manik Aden. "Gue bakalan dukung apapun yang ngebuat lo bahagia," Kata-katanya kedengeran tulus.

"Kecuali lo minta duit ke gue atau nyuruh gue ngerjain tugas lo, baru gue ogah," lanjut Askar.

"Yeu, anjing!"

"Lo kan bego,"

"Kaya lo ngga aja," Balas Aden menendang kaki Askar dari bawah meja. "Tapi thanks."

"Bayarin bubur gua tapi,"

"Anjing,"

Aden berhenti menyendok buburnya begitu merasakan getaran dikantung celananya.

Stranger 2 calling you...

Aden mengernyit heran begitu melihat layar ponselnya.

Langgar nelpon?

Ngapain?

Btw, dia belum rename kontaknya karena kelewat males.

"Ha.."

"Gue ntar pulang cepet," Kata Langgar dari seberang memotong perkataan Aden.

"Oh trus?"

"Mau dijemput ga?"

"Ga. Gue bawa motor," Aden kembali menyedok buburnya.

"Lo lagi makan ya?"

Aden mengangguk, dan langsung nepok dahinya karena sadar Langgar ngga bisa liat dia sekarang.

Stranger ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang