12.

1.7K 213 65
                                    

Ketika matahari hampir terbenam, Aden dan temen-temennya baru selesai beres-beres stand sehabis event tadi.

Niatnya, habis ini Aden mau langsung pulang dan istirahat, soalnya besok Sabtu, sekolah libur dan itu artinya dia bisa tidur seharian.

"Ga mau tau ya nanti untung dari stand gua harus dapet 50% nya," Askar berucap sambil terus membereskan sisa gelas plastik yang berserakan diatas maupun dibawah meja.

Aden yang emang udah cape, dia cuma lempar salah satu gelas tersebut ke Askar. "Mikir anjing, kalo minta suka seenak jidat,"

Cape sih cape, tapi kalo soal bully temen engga pernah absen.

Yuli sama Belinda geleng-geleng. Mereka udah masukin semua peralatan tempur mereka ke dalam box, siap untuk dibawa pulang beserta sisa sisa makanan yang engga habis terjual.

Sebelum itu, Aden ada sempat ditawarin untuk bungkus juga, tapi dia malas bawanya. Ini udah hampir Maghrib, pikiran dia udah tertuju pada kata pulang, pulang, pulang, pulang, dan pulang, jadi dia nolak.

Tapi lain lagi sama Askar, dia justru udah bawa dua buntelan yang isinya puding dan berbagai macam bolu sama jajanan lainnya.

"Balik ama sapa lu," tanya Aden ke Askar

Askar nyeruput es kuwutnya. "Ama sapa ya gua, lu ama sapa den,"

"Langgar,"

"Tcih,"

"Tcah tcih tcah tcih, gua ludahin lu"

"Ga asix lu mainnya sama pacar,"

"Ya mangkanya punya pacar biar bisa dimanfaatin,"

"Kontol," umpat Askar sebal.

Aden mengelus dagunya, merasa bangga. Setelah itu cabut dari sana sambil bilang gini ke Askar. "Duluan ya boy," nadanya ngeselin banget.

Sampe parkiran, dia udah liat Langgar yang lagi ngobrol sama salah satu cowo. Karena dari jauh, Aden masih enggak lihat itu siapa. Tapi, mereka sama sama menggunakan jersey basket, meskipun berbeda.

Ketika Aden semakin dekat, Langgar lebih dulu menoleh ke arahnya. Mungkin sadar Aden sudah sampai. Berikutnya, disusul sama cowo disamping Langgar-Abram.

Sebentar. "Lah, kok kalian kenal sih," gitu respon pertama Aden

Abram tidak menjawab, tapi Langgar tersenyum dan mengelus dagu Aden tanpa permisi. "Udah?" tanya Langgar.

"Engga tau yang lain udah selesai apa belum, tapi masih ada Askar sama Yuli kayanya." balas Aden, yang sedikit memancing Abram untuk pasang telinga.

"Kok belum selesai?"

"Beres beres makanan sisa kayanya," respon Aden malas. Energinya udah habis hari ini. Jadi rasanya males jawab pertanyaan orang-orang, dan Langgar sadar akan hal itu. Dia sibak poni Aden ke belakang pakai telapak tangannya.

Abram segera berdeham melihat interaksi mereka. Dengan pelan mengucap kata yang entah apa, Aden engga begitu dengar, dia budek soalnya, terus menepuk bisep Langgar dan pergi ke tempat dimana motornya terparkir. Engga jauh dari tempat Aden sama Langgar, tapi rada jauh. Ngerti nggak sih?

Nggak? Yaudah.

"Mau langsung pulang?" tanya Langgar lagi, setelah Abram pergi.

Aden mengangguk. "Capeeee," adunya

"Mau makan dulu nggak? Biar ada tenaganya. Nanti sampe rumah biar langsung bobo, biar nyenyak."

Aden berpikir sebentar, menimbang-nimbang. "Makan apa?"

Stranger ChatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang