21. Video

298 42 4
                                    

Maura sudah pulang dari rumah Dwi, sekarang dia berada di dekat jendela kamarnya dan terus duduk menatap kamar Rafli dengan tatapan sendu. Melihat jendela kamar Rafli, dia teringat dulu semasa mereka kecil dimana Rafli dan Maura membuat telepon dari tali dan juga kaleng bekas, Rafli saat masih kecil selalu dilarang main oleh orang tuanya saat menjelang ujian sekolah oleh karena itu mereka berinisiatif untuk membuat benda tersebut supaya mereka bisa tetap main secara diam-diam. Rafli sering mengeluh ingin bermain bersama Maura bahkan Rafli karena kebanyakan nonton film action di usia dini, dia menirukan salah satu film hollywood dimana pemerannya bergelantungan di sebuah tali dan menyebrang ke gedung sebelah melalui tali itu. Namun naas, saat Rafli menirukannya justru dia terjatuh dari atas dan akhirnya dia dibawa ke rumah sakit dan selama seminggu dia mengalami patah tulang terutama dibagian tangan dan kakinya. Setelah kejadian itu, orang tua Rafli tidak memaksa Rafli untuk belajar dan membiarkannya untuk melakukan apapun yang dia sukai.

"Raf.. kalau reinkarnasi memang ada, gua mau lo jadi milik gua dan gua jadi milik lo di reinkarnasi berikutnya bahkan seterusnya hingga masa keabadian," batin Maura kemudian dia menunduk dan mulai terisak menangis.

Maura menghapus air matanya lalu melihat kembali ke kamar Rafli, dia melihat Rafli berdiri di ujung balkon seperti hendak melompat. tapi yang anehnya.. kepala Rafli setengah telah hancur.

"Raf! Jangan! Jangan lompat! Rafli!" Maura terus berteriak sambil memukul jendela kamarnya dengan keras.

Dia terus berteriak memanggil Rafli dan menyuruhnya untuk tidak melompat sampai pada akhirnya mama Maura masuk kedalam kamarnya dan menyadarkan Maura. mama Maura memeluk Maura dengan erat dan terus mengatakan kepada Maura untuk mengikhlaskan kepergian Rafli. Mama Maura sangat tidak tega melihat Maura setelah ditinggal pergi oleh Rafli, Maura terlihat sangat hancur sehancur-hancurnya sama seperti saat dia ditinggal oleh kakaknya.

Mama Maura memaksa Maura untuk ikut tidur dengannya, awalnya Maura menolak tapi mama Maura meninggikan suaranya dan Maura pun menurut. Maura tidur disebelah mamanya, maura bergumam sambil menatap mamanya "ma.. maaf kalau nanti aku nyusul kakak dan Rafli.." kemudian Maura memejamkan matanya.

*****

Maura membuka matanya lalu melihat ponselnya dan ternyata sudah pukul 4.45 WIB, Maura langsung bersiap-siap untuk sholat subuh. Setelah selesai sholat, Maura maura memainkan ponselnya dan melihat terdapat 1 email masuk namun tidak ada alamat pengirimnya. orang yang mengirimnya email memberikan sebuah video, awalnya Maura tidak mau membukanya karena dia takut kalau ternyata akun tersebut mengambil alih akunnya secara ilegal dan melakukan sesuatu yang dapat merugikannya. Orang tersebut mengirimnya pesan lagi yang isinya :

Kasus bullying tahun 2012 yang menyebabkan seseorang kehilangan nyawanya. Kalau kamu membutuhkannya silahkan buka, kalau tidak silahkan hapus pesan ini. Jangan cari tau tentang saya karena kamu tidak akan tau siapa saya.

Maura memutarkan videonya dan dia merasa sangat sakit hati saat memutar video itu. Gila, itulah kata pertama yang terputar di dalam pikirannya, dia tidak ingin menyebut para pelaku sebagai manusia karena mereka sangat tidak pantas disebut sebagai manusia. 

Sekarang sudah pukul 06.30 WIB, Dwi dan Joshua melihat Maura sudah duduk manis di tempatnya dan kondisi kelas masih sunyi. Maura tersenyum saat Dwi dan Joshua hendak duduk di tempat mereka.

"Wi, teman lo mulai gila ya?" tanya Joshua.

"Bukan teman gua." jawab Dwi singkat kemudian dia terus memperhatikan tingkah Maura yang sangat tidak biasa.

"Lah, tumben lo pada datang lebih cepat dari gua," kata seseorang dibelakang mereka yang jaraknya tidak begitu jauh dari mereka.

Dwi dan Joshua menoleh kearah sumber suara dan kaget melihat Maura berdiri di depan pintu dan masih membawa tasnya. Mereka melihat kembali kearah Maura yang duduk di bangku dan ternyata tidak ada siapapun.

"Atas nama bapa, Putra dan Roh kudus... Atas nama bapa, Putra dan Roh kudus... Atas nama bapa, Putra dan Roh kudus..." Joshua terus berdo'a sambil duduk di tempatnya sementara Dwi masih bingung dengan kejadian yang baru saja dia lihat.

"Kenapa Wi? Pagi-pagi udah jadi orang bego aja padahal MTK belum mulai," tanya Maura.

"Lo.. kapan pindahnya Ra?" tanya Dwi yang masih bingung.

"Maksud lo? gua aja baru datang," tanya balik Maura "nih anak masih pagi udah berdo'a, tumbenan banget lo jadi alim," sarkas Maura kepada Joshua.

"Kita lihat lo duduk disitu senyum-senyum nggak jelas Ra, terus... ya gitu deh.." kata Dwi dan dia mulai merasa merinding.

Maura diam tidak merespon apapun, Maura tiba-tiba teringat video yang tadi dia tonton dan dia langsung menunjukkan kepada teman-temannya. Respon mereka sama dengan responnya Maura, mereka sangat geram setelah melihat video itu.

"Gimana ya Ra.. pengen sih lapor tapi kan kita masih anak sekolahan yang pastinya kalau lapor tuh susah ditanggapinya," ada benarnya juga yang dibilang oleh Dwi, mereka melapor pun pasti laporan mereka tidak akan dianggap dan mereka akan mengabaikan laporan mereka.

Maura sudah punya bukti tapi dia tidak tau harus berbuat apa, Maura memutuskan untuk menyimpan video itu dan untuk langkah selanjutnya dia akan memikirkannya nanti. Maura sedang melamun di jam pelajaran bahasa Indonesia, dia tiba-tiba teringat dengan kak Dania dan dia langsung nge-DM kak Dania untuk mengajaknya bertemu. Mengingat respon kak Dania sebelumnya, Maura tidak yakin kak Dania mau bertemu dengannya tapi Maura tetap mencobanya dan berusaha untuk tetap berfikir positif. Cukup lama Maura menunggu balasan dan ternyata kak Dania menyetujui untuk bertemu dengan Maura, mereka bertemu di tempat sebelumnya.

Sepulang sekolah, Maura sudah berada disana bersama teman-temannya dan juga kak Dania. Suasana canggung menyelimuti mereka, Maura tidak ingin kehabisan waktu dan langsung memberikan sebuah flashdisk dimana dalam flashdisk tersebut terdapat video yang dikirimkan oleh anonim.

"Ini video pembunuhannya kak Anita, aku terserah sama kak Dania mau diapakan video ini tapi aku sangat minta bantuan kak Dania buat lapor ke polisi supaya kak Anita bisa tenang dialam sana. Kak Anita hanya ingin mereka menerima balasannya lewat jalur hukum dan kalau kak Dania memang sahabatnya sudah seharusnya kakak mau membantu kak Anita." kata Maura dan kemudian mereka bertiga pamit.

Maura rasa ini adalah jalan yang terbaik, dia sudah membantu kak Anita sebisanya dan dia yakin kak Dania pasti akan melaporkan para pelaku. Kini tugas Maura adalah mencari tau siapa pembunuh Aldo dan mengakhiri semuanya.

Malam ini, mereka berkumpul untuk menutup permainan itu. Ini adalah waktu yang mereka tunggu setelah banyak kejadian yang menimpa mereka, mereka berharap kalau malam ini akan berjalan lancar dan esok hari menjadi hari yang lebih baik lagi.


_________________________________________

PENASARAN DENGAN PART SELANJUTNYA?

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA 'DEATH SCHOOL'

TERUS BACA 'DEATH SCHOOL' DAN JANGAN LUPA UNTUK VOTE, SHARE, DAN TINGGALKAN JEJAK DI READING LIST.

JIKA ADA YANG PERLU DI KOMEN, SILAHKAN BERKOMENTAR KARENA ITU SANGAT BERGUNA UNTUK SAYA.

JIKA KALIAN INGIN MEMPRAKTEKKAN PERMAINAN INI SILAHKAN, TAPI SEGALA SESUATU YANG TERJADI DENGAN KALIAN, SAYA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!

NB: STORY INI HANYA DIBUAT OLEH @SYFTRI2001! DILARANG MENYALIN STORY INI! STORY INI SUDAH DILINDUNGI OLEH HAK CIPTA!

Terima kasih.

Salam,

Desi Syafitri

Death School [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang