4. Kematian yang di undang

2.4K 223 8
                                    

Mereka pergi ke rumah Dwi dan mereka langsung mengambil motor mereka.

"Eh..lah bocah-bocah kok cepet amat pulangnya?" tanya Mama Dwi.

"Eh..anu bu, si.. Rafli masuk angin jadi kita mau langsung pulang aja." jawab Bagas sambil tersenyum kaku.

"Kita pamit dulu ya tante," ujar Maura dan kemudian langsung mencium tangan Mama Dwi.

Rafli langsung mengendarai motornya dengan cukup kencang, Maura masih terkejut dengan apa yang telah dia lihat di sekolah, mayat yang menggantung dan sosok yang sangat menyeramkan.

Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah Maura.

"Makasih ya Raf." ujar Maura kepada Rafli.

"Iya sama-sama."

"Hati-hati ya, udah malem, jangan ngebut bawa motornya."

"Rumah gua kan depan-depanan sama rumah lo nyet." jawab Rafli mulai jengkel.

Mata Maura entah mengapa langsung melirik kearah jendela kamar kak Egy, dia melihat seseorang sedang berdiri di jendela kamar kak Egy, orang itu mirip seperti kak Egy.

"Itu kak Egy? Masa iya sih?" gumam Maura sambil mengkerutkan keningnya.

"Lo kenapa Ra?" tanya Rafli yang mulai bingung.

"Yang tidur di kamar kak Egy siapa Raf?" tanya Maura kepada Rafli.

Rafli mulai mengkerutkan keningnya dan melirik kearah jendela kamar kak Egy namun dia tidak melihat siapa pun.

"Nggak ada kok." jawab Rafli dengan santai.

"Eh..i..iya yaudah deh gua masuk dulu," jawab Maura dengan gugup.

"Yaudah gua pulang dulu." jawab Rafli dengan santai.

Maura langsung masuk ke dalam rumah dan dia terkejut ketika melihat kakaknya sedang berdiri di belakang pintu.

"Aaaa.." spontan teriak Maura.

"Dari mana?" tanya kak Ardi.

"Kaka ih! Jangan ngagetin gitu kek! Kalau aku tiba-tiba jantungan gimana?!" jawab Maura dengan nada tingginya.

"Kaka tanya kamu dari mana? Bukan nanya kamu tadi kaget atau nggaknya." jawab kak Ardi dengan wajah serius.

"Aku habis belajar bareng loh kak." jawab Maura dengan jutek.

"Udah ah! Aku mau ke kamar, ngantuk." sambungnya kembali.

Saat maura melewati kakaknya, tangannya ditahan oleh kak Ardi.

"Jangan pernah mengundang kematian dek, kalau kamu memulai itu maka nanti kamu akan menyesal." bisik kak Ardi dan membuat bulu kuduk Maura menjadi berdiri.

Maura langsung menghempas tangan kakaknya dan langsung berlari kearah kamar.

Maura langsung meletakkan tubuhnya di atas kasur. Perlahan dia mulai memejamkan matanya namun sebuat tetesan darah berjatuhan di wajahnya. Dia mulai mengelapnya dan kemudian dia membuka matanya, dia spontan syok karena sosok yang dia lihat tadi kini telah berada di hadapan. Karaknya sekitar 15 cm. Dia mulai berkeringat dingi, wajahnya mulai membeku. Wajahnya sangat menyeramkan dan juga menjijikan. Nanah keluar dari wajahnya, rambutnya tercium seperti bau darah yang segar.

Aaaaaaa....

Maura berteriak dan langsung pergi berusaha membuka pintu kamarnya, suasana semakin mencengkram, wanita tersebut mencekiknya dari belakang dan membuatnya kesulitan untuk bernapas.

Death School [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang