Maura dan teman-temannya pulang ke Rumah mereka masing-masing, Maura memasuki Rumah dan ternyata sepi. Maura langsung pergi melewati kamar kak Ardi, Maura mengintip kak Ardi dari selah-selah pintu dan agaknya kak Ardi sedang menulis tapi entahlah dia menulis apa, Maura langsung pergi menuju kamarnya.
Maura menutup pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasurnya, hari ini sangat melelahkan ditambah lagi kematian Bagas yang menjadi teka-teki bagi mereka. Mereka berasumsi bahwa Bagas pada saat itu sedang mengalami ketakutan karena melihat setan, tapi ada juga yang berasumsi bahwa Bagas memang pada saat itu penyakitnya kambuh dan secara tidak langsung dia berhalusinasi. Maura teringat perkataan teman-temannya bahwa semua masalah ini berawal sejak mereka bermain ouija, Maura masih tidak percaya tentang hal itu, dia memutuskan untuk menghubungi Rafli.
****
Rafli sedang asyik bermain game di laptopnya, tiba-tiba telponnya berdering dan membuatnya untuk berhenti bermain. tertera nama Maura yang menelponnya, Rafli langsung mengangkat telpon dari Maura.
Rafli : "Hallo Ra, ada apa?"
Maura : "Raf, gua boleh nggak pinjam papan ouija lo?"
Rafli : "Buat apa?"
Maura : "Gua...nanti aja gua kasih taunya, sekarang gua ke Rumah lo, ok bye."
Rafli : "Ta-"
tut..tut..tut..
Panggilan ditutup oleh Maura, Rafli menghembuskan napasnya dengan kasar dan dia langsung pergi ke kamar kak Egy untuk mengambil papan ouija yang berada di meja cerminnya. Saat dia memegang papan ouija, tangannya seperti disentuh oleh tangan lain, tangannya seperti tangan kak Egy, tangannya begitu kasar dan juga tidak begitu gemuk, Rafli spontan melepaskan tangannya dari papan itu, dia terdiam sejenak dan kemudian mengambil papannya lalu pergi dari kamar kak Egy. Tanpa dia sadari, di depan cermin terdapat kak Egy yang sedang berdiri di depan cermin, tubuhnya sangat pucat namun tampak ada kekecewaan yang tergambarkan di wajah kak Egy karena adiknya telah mengambil papan itu.
Maura menunggu Rafli di lantai dasar, Rafli langsung menghampiri Maura dan memberikan papannya kepada Maura.
"Lo buat apaan sih Ra?" tanya Rafli sedikit penasaran.
"Gua..ah nanti aja gua jelasinnya ya," jawab Maura ragu-ragu.
"Jadi sekarang mainnya rahasia-rahasiaan nih sama gua?" tanya Rafli cuek.
"Bukan gitu..udah ya gua pamit dulu, makasih ya Raf." pamit Maura dan kemudian pergi dari Rumah Rafli.
Rafli menghembuskan napasnya dengan kasar dan kemudian dia kembali lagi ke kamarnya.
*****
Maura langsung pergi ke kamarnya dan menyembunyikan papan ouija di dalam bajunya, dia langsung meletakkan papan itu di dalam tas miliknya, segala perlengkapan sudah selesai, tinggal nunggu malam dia akan pergi ke sekolah, dia akan pergi sendirian dan akan melakukan permainan itu sendirian, dia tidak ingin melibatkan teman-temannya dalam rencananya ini.
Maura mengecek kembali semuanya, semua sudah cukup matang, bensin motornya juga sudah terisi penuh. Maura berusaha untuk tetap yakin dengan keputusan ini walaupun Maura sendiri pun merasa takut jika harus pergi ke Sekolah pada malam hari, dia berusaha untuk tetap berpikir positif dan juga tenang supaya dia tidak ketakutan.
*****
Malam ini, Maura izin kepada orang tuanya bahwa dia akan kerja kelompok di Rumah temannya, dia pergi ke Sekolah pada pukul 20:00. Dia memesan nasi goreng dulu yang dekat dari Sekolah, setelah pukul 22:25, Maura langsung bergegas menuju Sekolah.
Kebetulan sekali pintu gerbang tidak di gembok dan satpam juga tidak terlihat disana, Maura langsung masuk ke dalam Sekolah sedikit terburu-buru. Sekolah yang di malam hari berbeda saat di pagi hari, di malam hari Sekolah sangat menyeramkan, bulu kuduk Maura berdiri semua, keringat mulai bercucuran deras, degup jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dan kakinya gemetar. Dia ingin sekali pergi dari tempat ini namun dia teringat kembali dengan niatnya bahwa dia ingin membuktikan semua kejanggalan yang terjadi selama ini bahwa tidak ada hubungannya dengan permainan mereka.
Maura masuk ke halaman belakang Sekolah, dia mulai menyiapkan semua perlengkapan permainannya. Maura duduk bersila, papan berada di lantai semen, dia mulai mengucapkan mantranya.
Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Please come out and play with us!
Angin bertiup kencang, Maura semakin ketakutan, degup jantungnya semakin berdetak kencang, dia berusaha untuk tetap tenang dan melanjutkan permainan ini. Maura mulai memantapkan hatinya untuk memberikan pertanyaannya.
"Siapa kamu?" tanya Maura kepada makhluk halus yang berada disana.
Namun tidak ada jawaban apapun, Maura merasa kesal karena mereka tidak menjawab pertanyaannya.
"Siapa kamu!" bentak Maura kesal.
Planchette mulai mengarah ke huruf-huruf dengan cepat, kata demi kata telah terbaca dan kalimat itu sangat membuat Maura terkejut.
Aku maut kalian semua.
Itulah kalimat yang tersusun, Maura langsung berdiri dan menatap kedepan, di depannya terdapat roh Aldo yang sedang menggantung, terdapat juga beberapa roh yang berada di dekat Aldo, Maura langsung membereskan papannya dan membawanya pergi, namun saat dia mmbalikkan tubuhnya ternyata di belakangnya ada kuntilanak yang sangat menyeramkan, wajahnya hancur, banyak darah yang memenuhi tubuhnya, dan dia mulai tertawa. Maura semakin ketakutan dan dia langsung pergi menembus kuntilanak itu.
Dia berlari sambil melirik ke belakang, saat Maura berlari dia menabrak seseorang ternyata itu adalah Rafli. Maura merasa bersyukur sekali, napasnya mulai lega, degup jantung yang tadinya berdetak dengan cepat kini sudah kembali normal, Rafli langsung mengajak Maura pergi dari Sekolah.
_________________________________________
PENASARAN DENGAN PART SELANJUTNYA?
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA 'DEATH SCHOOL'
TERUS BACA 'DEATH SCHOOL' DAN JANGAN LUPA UNTUK VOTE, SHARE, DAN TINGGALKAN JEJAK DI READING LIST.
JIKA ADA YANG PERLU DI KOMEN, SILAHKAN BERKOMENTAR KARENA ITU SANGAT BERGUNA UNTUK SAYA.
JIKA KALIAN INGIN MEMPRAKTEKKAN PERMAINAN INI SILAHKAN, TAPI SEGALA SESUATU YANG TERJADI DENGAN KALIAN, SAYA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!
NB: STORY INI HANYA DIBUAT OLEH @SYFTRI2001! DILARANG MENYALIN STORY INI! STORY INI SUDAH DILINDUNGI OLEH HAK CIPTA!
Terima kasih.
Salam,
Desi Syafitri
KAMU SEDANG MEMBACA
Death School [TAMAT]
TerrorSetiap Sekolah pasti memiliki penghuninya yang tak kasat mata, Disetiap sekolah juga pasti memiliki cerita mistisnya masing-masing. Namun, dicerita ini terdapat sekelompok anak-anak yang sama sekali tidak percaya dengan cerita mistis yang ada di sek...