˚ · . [ ARENA ]
✧ ˚ · .
┊ ┊
˚ ༘♡ ⋆。˚ ꕥ
Seperti ranting pohon yang mudah patah saat diterjang badai, kau sama lemah nya seperti itu. Tapi, kau juga seperti badai yang menghancurkan pertahanan ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ATMOSFER diantara mereka tiba tiba saja menjadi dingin. Padahal seharusnya suhu di Tokyo hari ini tak terlalu rendah. Di tambah lagi musim panas masih beberapa bulan lagi. Kendati demikian, bunga Sakura pun sudah mulai berguguran menandakan musim semi akan segera berakhir.
Terlebih, tak ada seorang pun di kelas yang luas ini selain mereka berdua. Sungguh sebuah kebetulan. Jam dinding memang baru menunjukkan pukul 6 pagi. Mereka juga tak saling berjanji untuk datang awal hari ini. Sebuah kesempatan untuk Armin untuk berbicara banyak pada Athena.
"Athena, apa aku boleh bicara?"
"Apa?"
"Kemarin ... apa kau melihat ku saat di halaman utama sekolah?"
"Tidak."
"B-begitu? padahal aku pikir kau sempat menatap ku."
"Aku tak ingat jika aku melihat mu. Aku pikir itu bukan kau."
"Ahahaha begitu, ya. Ternyata wajahku masih asing untuk mu."
Athena tak langsung menggubris. Ia berusaha mengalihkan atensi nya pada setumpuk buku sastra lama yang akan ia baca untuk mengisi liburan musim panas nya nanti. Ia baru saja meminjam nya kemarin dan lupa untuk membawanya pulang.
Ekor matanya melirik Armin yang ternyata masih menatapnya cemas. "Jika kau masih ingin mengatakan sesuatu, katakan saja."
"E-eh? t-tidak ada. Aku hanya ingin menanyakan itu saja."
"Jika kau sudah selesai, apa aku boleh pergi?"
"T-tunggu!" cegat Armin, sebelum Athena benar benar menghilang di balik pintu kelas.
Athena berbalik. Menatap datar netra biru laut Armin. "Apa lagi?"
"I- itu ... apa kau mengenal Annie?"
"Tidak."
"Tapi, sepertinya ... dia sangat mengenal mu."
"Apa itu urusan ku? aku tak peduli jika ia membual mengenai diriku."
"Tapi, dia mengatakan kalau kau adalah sahabatnya."
"Apa kau yakin? aku mengenalnya saja tidak. Mungkin ia tengah memanfaatkan ketenaran ku dengan berpura pura menjadi sahabat ku."
"B-begitu ... aku pikir dia memang dekat dengan mu. Dia terlihat sangat meyakinkan."
Athena merengut. Decihan akhirnya keluar dari mulutnya. "Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu, apa hubungan kalian yang sebenarnya?"
"E-eh?"
"Artinya, kau melihatku kemarin, kan?"
"Tidak. Kau bahkan mengenalnya dan bertanya soal gadis itu padaku. Apa kau tiba tiba memiliki teman baru lagi?"