˚ · . [ ARENA ]
✧ ˚ · .
┊ ┊
˚ ༘♡ ⋆。˚ ꕥ
Seperti ranting pohon yang mudah patah saat diterjang badai, kau sama lemah nya seperti itu. Tapi, kau juga seperti badai yang menghancurkan pertahanan ter...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku menyukai mu!"
"Aku tahu!"
NETRA emerald nya membesar bersamaan dengan suara bariton nya yang naik beberapa oktaf membuat orang orang di sekitar koridor menatap mereka berdua bergantian. Laki laki semi berantakan itu mengernyit dengan kedua tangan nya yang menggenggam erat tangan pucat gadis berwajah datar di depan nya.
Walaupun gadis itu juga tampak terkejut dengan perkataan sahabat karib nya itu, ia mencoba untuk tidak menimbulkan reaksi heboh apapun. Ia menggigit bibir bagian bawah nya. Menatap manik mata emerald itu lamat lamat. "Eren ... kau adalah kekasih nya!" ucap gadis bersurai gelap itu seraya menunjuk seorang gadis pemilik manik mata hazel yang tengah bersandar di dinding.
"Mikasa ... Aku dan Athena hanya berpura pura!"
Sontak obsidian abu abu gadis itu membola sempurna mendengar fakta mencengangkan yang hampir membuatnya menganga tak percaya. Mikasa menatap gadis bersurai pirang itu tak percaya. Sementara yang ditatap malah terlihat santai seperti tidak terjadi apa apa.
Bukan hanya dirinya yang terkejut, tapi juga seisi koridor yang menyaksikan langsung bagaimana Eren menyatakan perasaan nya pada sahabatnya dan dengan gamblang mengatakan bahwa dirinya dan Athena hanya berpura pura.
"Aku tidak mengerti!"
Athena berdecak lalu menyampingi Eren. "Begini, aku dan Eren sebenarnya hanya berpura pura menjadi sepasang kekasih agar kau cemburu lalu mengatakan yang sebenarnya pada Eren!"
Seisi koridor langsung riuh segera setelah Athena berkoar soal hubungan palsunya dengan Eren. Semua orang tahu jika mereka adalah sepasang kekasih yang membuat orang orang iri. Padahal di balik panggung, mereka adalah dua rival yang akan dengan senang hati saling mencekik jika terlibat perdebatan.
"K-kalian membohongi ku?" obsidian abu abu Mikasa menatap keduanya bergantian.
Athena menepuk bahu Mikasa. "Sudahlah itu tidak penting. Yang terpenting semua orang sudah tahu kebenaran nya."
"Tapi, Eren ..."
Gadis yang tinggi nya menyamai Mikasa berbalik lalu menendang pemuda brunette itu membuat Eren meringis. "Oi bodoh! katakan pada semua orang apa yang harus kau katakan!"
"Iya iya aku akan mengatakan nya!"
Athena menjauh dari posisi mereka berdua. Ia melangkah lagi ke tempat ia bersandar tadi. Sebuah kebetulan teman bermuka kuda nya juga berada di sana dengan wajah masam nya. Tentu hal itu membuat kepala Athena menggeleng heran. Bukan nya menjauhi kerumunan, laki laki itu malah ikut menontonnya.