19 :: Dibalik Cerita
ARMIN POV
Aku tersenyum kecil sembari menatap cinematic record milik keluarga ku yang telah lama hilang setelah akhirnya ditemukan di sebuah loteng mansion milik paman ku. Syukur aku menemukan nya setelah paman meninggal beberapa tahun lalu. Menghukum atas kejahatan pencurian nya pun aku tetap tak akan bisa.
Permainan cello terhenti. Aku menoleh ke arah si pemain dengan netra sumringah. Begitu juga dengan senyum lebar yang terukir di bibir pemuda brunette itu.
"Apa kau sudah puas melihat rekaman masa depan mu? Tuan muda Arlert?" tanya si brunette dengan nada mencerca. Pasalnya sudah dua bulan berlalu sejak aku melihat rekaman diriku di masa depan dengan cinematic record di genggaman ku.
Aku terkekeh. Beranjak dari kursi menuju jendela yang tak tertutup. "Sepertinya aku akan mendapat kebahagiaan besar lima puluh tahun lagi,"
"Kau memang terlihat tidak sabaran, Tuan."
Helaan napas pendek berhasil lolos dari sela hidung. Menatap pada sebuah lukisan besar yang terpampang jelas pada dinding tempat si pemain cello terduduk. Lukisan seorang gadis cantik bergaun maroon dengan senyum bahagia di wajahnya.
"Aku hanya ingin bertemu dengan pujaan hati ku. Tentu aku tidak sabaran. Bila perlu, aku akan mengakhiri hidupku sekarang agar aku bisa bertemu dengan nya lebih cepat."
Si brunette kembali terkekeh. "Nona Cerulean juga pasti sedang menunggu mu disana,"
Cerulean ... bahkan di masa depan nanti, nama itu akan menjadi bagian dari nama barunya. Gadis yang teramat aku cintai, namun, aku harus kehilangan dirinya dalam sebuah kebakaran. Ia meninggalkan ku tujuh tahun lalu. Dan besok adalah hari ulang tahun nya yang ke dua puluh enam tahun jika saja ia masih berada disini bersama ku.
Padahal, aku sangat menantikan hari ini. Hari dimana aku akan menikahinya. Sayangnya, aku telah kehilangan begitu cepat.
Menemukan cinematic record ini nyatanya membuat semangat ku kembali membara. Aku akan dipertemukan lagi pada sebuah jaman modern lima puluh tahun lagi setelah kematian ku beberapa bulan lagi. Aku tidak peduli akan kematian ku. Jika aku bisa bertemu dengan nya, aku akan meninggalkan segalanya demi perasaan cinta yang belum sempat ku katakan padanya.
"Yeager, kau tahu? kau juga akan datang bersama ku dengan mengambil peran sebagai sahabat Cerulean."
"Benarkah? apa aku juga akan bertemu pujaan hati ku disana?"
"Aku tidak tahu. Tapi aku senang jika kau turut ambil bagian."
"Hahaha, ternyata ikatan kita jauh lebih dekat daripada yang ku kira."
Aku tersenyum. Menghampiri si pemuda brunette seraya menepuk bahu lebarnya. "Beberapa bulan lagi, aku akan meninggalkan semua ini. Tentu aku tidak akan menolak. Aku akan menyerah tanpa perlawanan pada para Ackreman itu."
"Kau ternyata memang ingin segera pergi dari sini, ya? padahala aku belum siap untuk menggantikan mu."
"Iblis iblis itu memang tak akan bisa ku kalahkan. Tapi, aku tahu kau bisa menggantikan ku dan melawan mereka."
"Terserah mu saja. Aku hanyalah pelayan setia mu ... Tuan muda Arlert."
Aku mendongak. Menatap lukisan diatas ku. "Aku akan menemui mu, Cerulean ... tunggu sedikit lagi."
"Siapa nama gadis yang akan bereinkarnasi sebagai Nona Cerulean?"
"Athena ... Athena Cerulean. Gadis cantik yang kuat. Sama seperti Cerulean yang aku kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA✔️
Fanfiction˚ · . [ ARENA ] ✧ ˚ · . ┊ ┊ ˚ ༘♡ ⋆。˚ ꕥ Seperti ranting pohon yang mudah patah saat diterjang badai, kau sama lemah nya seperti itu. Tapi, kau juga seperti badai yang menghancurkan pertahanan ter...