17

318 47 6
                                    

17 :: Rahasia besar

17 :: Rahasia besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ATHENA POV

Annie mengerang. Kilatan netra nya menunjukkan kemarahan. Tak terima atas ucapan yang baru saja Armin lontarkan. Jari jari ku mengepal. Menepikan tubuh Armin yang melindungiku dari tamparan keras dari gadis mungil di hadapan ku sekarang.

"Menjauhlah, Armin. Aku tidak membutuhkan mu disini."

"Aku berhak melakukan apa yang ingin aku lakukan! jangan pernah mencoba mengusirku!" saut Armin, marah. Suaranya naik beberapa oktaf membuatku sedikit terkejut. Netranya jelas menyiratkan kemarahan tak tertahan.

Annie terkekeh hambar. "Kau cukup berani memanggil ku seperti itu, ya? padahal dulu kau lah yang mencariku. Memohon untuk menjadi teman mu."

"Aku memang pernah meminta mu menjadi teman ku. Memohon agar kau menemani ku. Asal kau tahu ... aku mencoba membohongi diri sendiri bahwa kau tak pernah melakukan nya!"

Figur mungil di hadapan ku berdehem. Pelupuknya banjir oleh air mata. Ekspresinya benar benar berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelum nya. Ekspresi yang menurutku tak pantas terpatri di wajah menjijikan nya.

"Apa kau tahu, Athena? aku telah kehilangan Ibuku sejak aku dilahirkan ke dunia ini. Aku telah kehilangan segalanya sejak aku dilahirkan. Dan kau ... kau hidup bergelimang harta, memiliki seorang Ayah dan kakak yang menyayangi mu. Aku hanya menyingkirkan Ibumu ... hanya Ibu mu."

PLAKK

Tamparan keras berhasil mendarat di pipi basahnya. Aku tak bisa menahan amarah ku lagi. Orang ini. Gadis ini. Dulu sangat ku sayangi dan lindungi. Membuatnya tertawa saja dapat menyalurkan kebahagiaan untuk ku. Sayangnya, aku terlalu naif karena mempercayai orang bermuka dua sepertinya. Ia menyembunyikan rahasia besar dariku. Menikam ku dengan belati setiap saat tanpa kusadari.

"Aku masih mengingat bagaimana Ayah mu meninggalkan ku dan Ibu ku dalam sebuah kecelakaan yang sebenarnya memang terjadi karena Ayah mu sendiri! Jika saja Ayah mu bertanggung jawab, Ibu ku pasti selamat!"

Annie tertawa. Tawa yang benar benar mengerikkan. Tawa yang menusuk telinga ku, sampai rasanya ingin segera keluar dari ruangan ini. "Kau tahu? aku bahagia sekali saat mengetahui itu! kau harus merasakan apa yang aku rasakan!"

"Lalu? apa yang kau dapatkan? ketenangan? kedamaian? kau terus memupuk dendam padaku. Apakah Ibu mu meninggalkan mu karena keluarga ku? atau karena diriku? aku tak pantas merasakan penderitaan karena kesalahan yang kau buat sendiri! Ibu mu meninggalkan mu karena dirimu! dia melahirkan mu lalu meninggalkan mu setelah itu. Kau penyebab semua kehilangan yang kau rasakan!"

Napas ku terenggah. Air mata terus saja keluar dari pelupuk. Seperti dihujani ribuan anak panah yang langsung menusuk dada ku. Akhirnya emosiku meledak. Tak tahan lagi dengan semua kemarahan yang menumpuk dalam diri.

ARENA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang