13

346 56 8
                                    

13 :: Di Tengah Hujan

SATU MINGGU sudah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SATU MINGGU sudah berlalu. Sejak saat itu, hari hari nya terasa kembali membosankan. Tak ada yang membuatnya bersemangat, tak ada rengekan yang akan mengganggu nya pula. Hanya pikiran nya yang terganggu sampai sekarang. Benak nya terus di penuhi oleh wajah laki laki yang belakangan ini ia hindari.

Menatapnya saja rasanya enggan. Seperti ingin menghilang saat ia datang. Atau terkadang seperti ingin marah dan menanyai soal perasaan nya. Sayangnya, keberanian sebesar itu tak dimiliki oleh Athena. Meski ia dapat bertindak tegas pada siapa pun, meski dia dapat dengan mudah berkata yang sebenarnya dan bertanya terus terang, dalam hal ini, dia tetap mengaku kalah.

Rasa kantuk nya sejak tadi menjalar bersamaan dengan orang orang yang datang untuk meminjam atau membaca buku. Ia menghabiskan waktunya di perpustakaan kota yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat tinggal nya.

"Permisi, aku ingin mecari buk- Athena?"

Athena memasang wajah datar. Tidak dengan tatapan nya. Tatapan yang tak dapat ditebak. "Buku apa?"

"Aku ingin mencari buku tentang senyawa kimia."

Athena mengangguk. Ia memiringkan kepalanya, seperti sedang berusaha mencari seseorang. "... Kak Shaka, apa kau bisa mengantar tuan ini mencari bukunya?" tanya Athena pada laki laki jangkung berkaca mata di dekat rak buku besar.

"Tentu!" saut Shaka.

"Pergilah bersama nya."

"T-tapi, aku ingin sekalian berbicara dengan mu."

"Aku sedang banyak kerjaan."

"M-maaf,"

Armin beranjak dari tempatnya berdiri, menuju laki laki yang tadi ditujukan oleh Athena. Belum selesai ia melangkah, Shaka sudah berlari kecil, menghampirinya lebih dulu. "Athena, aku baru saja mendapat telepon dari Ibuku. Adik ku sakit, aku harus segera membawanya ke dokter. Perpustakaan juga sebaiknya ditutup lebih awal sekarang, aku tak mau kau bekerja sendiri lagi."

"Begitu ... maaf, Tuan. Perpustakaan akan segera ditutup, besok sore kau bisa datang lagi," ucap Athena pada Armin.

Armin mengerjap saat ia diajak berbicara seformal itu. Ia hanya mengangguk lalu keluar dari perpustakaan.

"Pulanglah lebih dulu, biar aku yang menanggung jawabi sisanya," titah Shaka pada Athena yang langsung di balas anggukan oleh gadis itu.

Athena meraih coatnya lalu menyampirkan nya pada bahu lebarnya. Ia melangkah keluar berniat buru buru berteduh di halte karena tiba tiba turun hujan gerimis. Baru saja kakinya menapak pada lingkungan parkir perpustakaan, hujan lebat langsung mengguyur tubuhnya.

Ia berdecak. Jika saja ia memeriksa ramalan cuaca hari ini, hal seperti ini pasti tak akan terjadi. Ia menggerakkan tangan nya, menutupi ubun ubu. Mengedarkan pandangan berniat mencari tempat untuk berteduh. Sialnya untuk mencapai halte pun, ia harus menunggu agar jalanan sepi. Jika tidak, ia pasti akan celaka di tengah lalu lalang kendaraan yang tengah terburu buru menghindari hujan.

ARENA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang