11

360 56 2
                                    

11 :: Feel Jealous

IRIS hazel nya berbinar menatap pahatan wajah nyaris sempurna di depan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

IRIS hazel nya berbinar menatap pahatan wajah nyaris sempurna di depan nya. Wajah pucat dan datar khas nya yang mampu membuat orang orang bisa jatuh cinta pada pandangan yang pertama. Awalnya, ia pun tak pernah menyangka akan menyimpan perasaan pada gadis yang sudah membuatnya kehilangan cinta pertamanya. Walau bukan sepenuhnya salah gadis itu, tetap saja, melihat nya seperti melihat cinta pertamanya.

Ekor mata nya melirik sekitar. Sepi. Tak ada satu orang pun yang berlalu lalang di lingkungan terpencil dekat perpustakaan. Sejak tadi bibirnya hanya mengatup rapat, menunggu agar gadis itu bertanya lebih dulu padanya. Perasaan nya amat gugup, bahkan setelah mengadakan kontak mata langsung pada netra hazel yang senada dengan nya.

"Jadi? apa yang membuatmu harus membawaku ke tempat seperti ini?" tanya gadis bersurai pirang di hadapan nya.

Laki laki bertubuh tegap itu menutup mata sekejap sembari menghela napas. Berusaha menetralisir perasaan gugup nya. "Athena, aku ... menyukai mu."

"Lalu? hanya itu?"

"I-iya. Aku benar benar menyukai mu, Athena. Melihatmu, seperti aku melihat Mik--"

"Cukup, Jean. Apa kau akan mengatakan jika kau menyukai ku karena aku mirib dengan Mikasa?"

"Y-ya, mungkin ... seperti itu"

"Kau masih belum selesai dengan masa lalu mu. Kau hanya menyukai ku, bukan mencintai ku. Kau masih tetap mencintai Mikasa."

"Bukan seperti itu, Athena."

"Lalu, seperti apa? aku bukanlah Mikasa. Aku berbeda dengan nya. Sangat ... berbeda. Bagaimana kau bisa melihat jika aku mirib dengan nya?"

"Aku hanya merasa begitu,"

"Artinya, kau hanya sekadar menyukai ku. Jika kau memang mencintai ku, kau akan menatap ku berbeda dari orang lain. Termasuk cinta pertama mu itu. Kau bahkan tak bisa melihat perbedaan nya, menyamakan aku dengan masa lalu mu, sama saja kau masih terjebak dengan perasan mu terhadap Mikasa."

"Athena, tolong dengarkan aku."

"Aku memiliki hak untuk tak mendengarkan mu bicara."

"Aku juga punya hak untuk menyuarakan pendapat ku, Athena."

"Apa yang sedang kau lakukan bukan lah menyuarakan pendapat. Tapi, sedang menyatakan perasaan. Jangan bodoh."

"Tapi, Athena, apa tak ada kesempatan untuk ku? setidaknya tunggu sampai aku benar benar bisa mengetahui perbedaan mu dengan orang lain. T-termasuk ... Mikasa."

"Aku tak suka menunggu. Jangan memaksa dirimu untuk mencintai ku. Aku--"

"Tapi, aku boleh meminta balasan bantuan ku yang kemarin, kan?"

Athena mengingat kembali bagaimana ia meminta pada Jean untuk memanggilkan Levi saat dia hampir jatuh pingsan. Ia mengerutkan kening. "Jadi, kau meminta ku untuk memberi mu kesempatan sebagai balasan nya? dengar, Jean, apa yang kau lakukan kemarin, tak pantas mendapat balasan sebesar ini. Jika kau mau, aku akan membalas nya dengan memanggilkan Mikasa untuk mu. Kau bisa menyatakan perasaan mu padanya, lalu melupakan nya."

ARENA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang