18

509 56 6
                                    

18 :: Berbagi Cerita

HARI INI merupakan hari yang cukup panjang bagi mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI INI merupakan hari yang cukup panjang bagi mereka berdua. Juga melelahkan. Mereka baru saja datang dari Rumah Sakit setelah menjenguk Kakek Armin yang sedang dirawat disana. Sepasang insan itu memutuskan untuk saling bertukar pikiran di sisi balkon, menikmati pemandangan langit malam yang tengah diselimuti awan mendung.

Dua cangkir cokelat hangat, serta lilin aroma terapi menjadi peneman keheningan. Mantel biru tersampir rapi di pundak lebar si gadis, memberi kehangatan dari udara malam yang menusuk. Tatapan nya kosong. Namun, pikiran nya tengan diliputi banyak masalah. Ekspresi nya kembali tak terbaca, seperti tak ada semangat dalam netranya.

Athena menyesap cokelatnya, merapatkan jemarinya pada mug untuk mendapat kehangatan dari sana. "Aku harap kau menceritakan nya sebelum aku meminta," sarkastik Athena sembari menyandarkan punggung pada bahu kursi.

Helaan napas panjang lolos dari mulut Armin yang sejak tadi mengatup rapat. Melirik wajah datar Athena dengan ekor mata. "Aku hanya ingin melindungi mu. Melindungi Athena." Ia membenarkan posisi duduk menjadi lebih tegap. "Annie dan Colt sebenarnya berencana memeras mu. Sayangnya hubungan kalian tak baik baik saja. Untuk itu, mereka mengancamku akan melukai dirimu jika tidak membantu mereka dalam rencana nya."

Tebakan Athena memang benar. Colt, sejak dulu laki laki itu hanya mengincarnya karena uang dan harta. Memoroti Athena yang kala itu terdesak oleh rasa kagum oleh figur menawan Colt.

Gadis itu berdecih. Menggeleng heran, tak habis pikir dengan cara licik yang akan mereka berdua lakukan demi uang. "Dan kau dengan bodohnya mau menuruti mereka."

Armin terkekeh kecil, mengalihkan atensi Athena dan membuat kening gadis itu berkerut. "Aku tidak peduli jika kau menyebutku bodoh. Tujuan ku hanyalah untuk melindungi mu."

"Untuk apa?"

"Apa kau lupa jika aku pernah mengatakan bahwa aku menyukaimu?"

"Aku tidak ingat kau pernah mengatakan nya."

Armin terkekeh geli. Mengelus lembut pipi pucat di hadapan nya. "Aku akan mengatakan nya lagi sampai kau mengingatnya."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan jika aku sudah mengingatnya."

"Aku akan memaksamu menjadi milik ku. Sekalipun kau menolak."

"Kalau begitu, coba saja."

"Aku tidak perlu mencoba apapun untuk memaksamu. Aku menunggu mu mengatakan nya sendiri, Athena."

Senyuman teramat tipis terukir diwajah Athena. Meski Armin tak dapat melihatnya. "Aku meny--"

DRTTTT

Dering ponsel Athena menginterupsi kalimat yang hendak ia sampaikan pada si pemuda pirang yang menunggu cemas.

"Hallo?" sapa sebuah suara bariton dari seberang sambungan telepon.

ARENA✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang