25-Gagal (gamau) Move on

29 6 5
                                    


Selamat membaca.







***


Bianca dan Kevin sedang berada di perpustakaan. Mereka berdua dihukum membersihkan perpustakaan karena terlambat. Kenapa bisa bersamaan? Tanyakan saja pada rumput bergoyang. Tidak, rumput bergoyang takkan bisa menjawabnya.

Rumah Bianca dan Kevin itu masih satu komplek, beda blok saja. Di tengah perjalanan, mobil Bianca mogok dan di waktu yang tepat, Kevin lewat menawarkan bantuan. Bukannya terbantu, ban motor Kevin kempes di daerah yang tidak ada bengkel sama sekali. Berakhirlah dengan ditutun dan berujung telat hingga dihukum.

"Bil," panggil Kevin pada Bianca yang sedang melamun. Bianca hanya menoleh sembari mengangkat alisnya.

"Lo masih marah, maafin gue ya, gue juga gatau kalo ban gue kurang angin gitu. Lo serem kalo lagi marah gitu. Billl," cerocosnya panjang lebar dan diakhiri dengan rengekan.

Bianca membuang asal kemoceng di tangannya. "Alay," tukasnya singkat.

Kevin mengerucutkan bibirnya. "Ya habisnya lo diem aja, gue takut lo marah lagi. Lo kan ka-"

"Ken," Bianca memotong ucapannya.

Kevin terperangah. "Apa Billaaa, lo ga marah kan?"

Bianca berdecak kesal. "Gue heran aja, kenapa dulu lo bisa seyakin itu nyalahin gue dibanding dia," ucapnya. Nada bicaranya biasa aja.

Kevin diam, kenapa rasanya menelan ludah sendiri saja sangat payah. Suhu di perpustakaan ini mendadak meningkat padahal banyak ac terpasang di sana. "Ya...muka-muka dia itu menunjjukkan dia ga mungkin melakukan itu," ucapnya dengan pelan.

"Terus muka gue sangat meyakinkan kalau pelakunya adalah gue gitu?" sinisnya.

Salah ngomong gue.

"Bukan, ya-ya, gu-gue emosi aja. Gue gabisa berpikir jernih saat itu, keadaan dia juga shock kan sementara lo kayak biasa aja. Ya gue asal nuduh aja,"

Bianca meraih kemocengnya tadi, bergerak membersihkan debu di rak buku. Ia menaiki kursi lalu membersihkan bagian atas rak. Tiba-tiba ada seekor cicak jatuh di depannya.

"Huaaaaa,!" teriaknya dan segera melompat ke pangkuan Kevin yang baru saja berdiri. Kevin yang tidak siap, terhuyung ke belakang dan terjatuh. Namun ia menahan tubuh Bianca agar tidak ikut terjatuh. 

Bianca segera berdiri tegak lalu mengulurkan tangan menolong Kevin yang masih tertidur di lantai dengan mata terpejam. Merasa tidak ada respon, Bianca menggoyang-goyangkan badan Kevin, namun nihil.

"Ken, lo ga selemah itu kan, ga mungkin pingsan anjirrr. Bangun Ken, Kenzii bangun," Bianca menoel-noel pipi Kevin dengan rusuh.

Kevin membuka mata perlahan, lalu meringis. 

"Beneran sakit Ken, mananya? Aduh maafin gue ya?" sedikit khawatir terbesit di wajahnya.

Kevin mengeluarkan air mata buayanya. "Bil, sakit tau. Baru aja aku berdiri udah main timpa aja kamu." sial kenapa Kevin mendadak gini. Biasanya Bianca akan mengucapkan kata-kata pedas atau bahkan memukulnya. Tapi kenapa sekarang Bianca serasa ga tega melakukannya pada bayi gede nan lucu gemas ini. 

"Terus aku harus gimana?" ia merutuki mulutnya yang tiba-tiba ngomong pake 'aku'.

Kevin terdiam dengan air mata yang masih mengalir. "Bil, balikan yuk,"

G E N O P F I N D E   [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang