31-Bencana dari V

28 6 4
                                    



***

Tungkainya membawanya kembali ke tempat ini. Tempat yang mungkin akan membawa perubahan pada dirinya, dimana ia menemukan kembali mereka. Pagi ini ketika dia sudah mendekati gerbang bangungan bertingkat itu, dia tak lantas melangkah masuk.

Entah mungkin perasaanya, atau bagaimana, jelas Shakira tak dapat memahami dirinya sendiri. Ia menghela napas sebentar, netranya memindai setiap objek yang lalu lalang yang mana semua mengacuhkan presensinya, seolah dia adalah makhluk halus.

Jantungnya berpacu lebih kencang dari biasanya ketika ia mulai kembali melangkahkan kakinya memasuki pekarangan gedung itu, ketika banyak pasang mata mulai menjadikannya objek bidikan retina.

Ia mempercepat langkahnya, merutuki Tuan Bratasena yang membuat lapangan sekolah sedemikian luas. Di pertengahan lapangan, bisik-bisik mulai terdengar, mengganggu pendengarannya, sedikit, membuatnya penasaran.

Jelas ia bukanlah orang yang suka membuat skandal, dan jelas pula ia tidak bodoh. Melihat dia yang jadi pusat perhatian, otomatis ada sesuatu hal yang menyangkut dengannya, tapi apa?

Shakira menghentikan langkahnya, mendekati kumpulan beberapa orang murid. Bahkan seorang siswi tidak segan bersarkasme. "Cantik-cantik psycho, serem anjir!" suaranya yang cempreng ditambah hendikan bahu pertanda ngeri, mungkin.

Shakira mengernyit, amigdalanya buntu seketika."Pantasan aja, waktu dia dirundung sama gengnya kak Syilla, dia cuma diem doang, jadi takut sekolah disini," tambah temannya.

Hei, tunggu, apa katanya, Kak? Masih junior udah berani ngatain kakak kelasnya, yang belum tentu seperti itu. Ck, bodoh.

Gadis itu memilih melewati manusia-manusia tadi, tidak penting. Kepalanya bergerak berusaha mencari sesuatu yang menjadi sumber perbincangan di pagi yang cerah ini. Matanya menangkap sesuatu yang familier, majalah dinding Eagle, biasanya sumber informasi atau sumber masalah juga ada disana.

Matanya membola setelah membaca isi dari secarik kertas yang tertempel.

Matanya membola setelah membaca isi dari secarik kertas yang tertempel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulutnya menganga tak habis pikir. Fitnah macam apa ini. Eh tunggu, sepertinya dia tahu apa maksudnya. V yang tertulis di kertas itu bukankah inisial seseorang? Dan yang tau tentang masalah ini bukankah hanya Vi-?

I know, tapi apakah dia bersekolah disini? Rumit. Ia memilih menaiki tangga, menuju kelasnya. Di koridor lantai dua, matanya bersitatap dengan Syilla yang menampilkan seringainya.

Sesampainya dia di kelas, Shakira langsung dibanjiri pertanyaan. Gadis berlesung pipi itu hanya mengendikkan bahu. "No coment." balasnya setiap ada yang bertanya.

Lantas jawabannya mengundang spekulasi baru,  sehingga banyak orang menyimpulkan bahwa Shakira benar seperti itu. Shakira memilih berdiam, toh sekeras apapun dia menyangkal, orang-orang susah diyakinkan. Biarlah Shakira memikirkannya nanti.

G E N O P F I N D E   [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang