37-You Should Just Die!

19 4 27
                                    

Lagu safe in the rain by eaJ adalah salah satu lagu favoritku.
Bahkan kalau ada yang bertanya atau meminta, "Coba gambarkan dirimu dalam sebuah lagu!" atau "Coba deskripsikan dirimu dalam bentuk lagu!" maka aku akan memilih lagu ini.

I'm in "safe in the rain" shape.

"Safe in the rain" is my version of the song.

Happy reading cintaahhh 💓💓

***

Galang terlihat gelisah di tempat duduknya, sembari mengecek arlojinya secara berkala. Sorot matanya menajam melihat ke arah pintu masuk, seperti menunggu seseorang. Ia menatap sekeliling mendapati Pandu yang terlihat gelisah juga, menunggu partnernya.

Terlihat seorang wanita berusia 30-an menghampiri lelaki yang sedang gelisah tersebut. Ia menyentuh lembut bahunya, menebarkan senyum membentuk bulan sabit. "Galang, kamu kenapa? Any something is bothering you? Nervous ya?"

Siswa laki-laki dengan jam tangan berwarna biru dengan strap cokelat itu mendengus pelan. "Gapapa, Bu." Ia kembali melihat jamnya, Seiko Presage itu menunjukkan waktu saat itu. Galang menoleh pada wanita di sampingnya. "Ibu, Shakira belum datang." ujarnya pelan.

Wanita yang dipanggil Ibu tersebut menghela nafas, masih menampilkan senyum pada Galang. "Bentar lagi pasti datang, Gal. Coba kamu telepon!"

Galang menggeleng sebentar, menipiskan bibir lalu menghela nafas, sangat berat. "Kemarin sore kita belajar di cafe, hpnya ketinggalan dan ada di saya, Bu, belom sempat ngasih ke dia." suaranya mengecil.

"Ah, gitu ya. It's okay, Gal, kamu jangan kedistract gara-gara itu ya. Shakira pasti datang kok," Mirasih Schochler, guru mata pelajaran Fisika di Eagle itu berusaha menenangkan Galang yang sedang panik dikarenakan Shakira belum juga hadir. "Lagipula menurut Ibu, Shakira bukan orang yang suka mengingkar janji. Jadi, tolong calm down yourself, Galang. Masih ada waktu untuk nunggu juga, tenang." imbuhnya dengan lembut.

"Gimana kalo dia terjadi sesuatu, Bu? Misal dia kecelakaan atau ada yang berusaha buat dia celaka," wajahnya menyiratkan kekhawatiran, mengingat beberapa waktu lalu dia kecelakaan motor.

Mirasih terkekeh. "Kamu khawatir banget kayanya, suka?" Galang menoleh tak suka, hendak protes sebelum Mira menambahi perkataanya. "Kamu jangan mikir aneh-aneh Galang, bentar lagi Shakiranya dateng kok,"

Galang hendak membuka suara sebelum suara MC mengalihkan perhatian mereka. "Selamat pagi, mohon izin untuk menginfokan bahwa cerdas cermat akan dimulai sepuluh menit lagi. Semua peserta diharapkan untuk memasuki ruangan dengan segera. Tidak ada toleransi untuk keterlambatan peserta. Sekian dan terima kasih!"

Wajah Galang semakin pias bersamaan dengan masuknya beberapa peserta dari SMA lain. Lima menit berlalu Shakira belum juga menampakkan dirinya. Seseorang memasuki ruangan, mengambil tempat duduk di samping Pandu, menatap Galang dengan seringai tipis. Galang di tempatnya hanya berdecak kesal. "Bu, saya harus cari Shakira!" ia beranjak berdiri disusul Ibu Mira yang berdiri dengan tawa kecil. "Bukan karena saya suka dia, Bu, tapi ini menyangkut harga diri Eagle." ujarnya datar.

Mira terkekeh. "Iya, sana! Lima menit lagi harus balik keruangan." Galang langsung berlari keluar mencari Shakira. Tindakannya itu diperhatikan oleh beberapa orang, termasuk pria paruh baya di bagian kanan podium. Pria itu berdecak kecil disusul desisan menggerutu oleh wanita di sampingnya. "Masih aja denial, Gal." Mirasih melangkahkan kakinya menuju sayap kiri bagian podium.

***

Gadis dengan kuncir satu itu mempercepat langkahnya memasuki lapangan Eagle. Ia menghela nafas pelan sambil memperbaiki dasinya yang sedikit miring. Hari ini adalah hari terakhir cerdas cermat, sekaligus hari dimana para pemenang akan diumumkan. Jantungnya berdegup kencang, sedikit gugup. "Gue gatau, lo niat apa ngga buat ikut CC tapi sejauh ini gue ga suka kalah karena emang gak pernah kalah. Jadi gue mohon kerja samanya, I'm begging you, Sha." ucapan Galang tempo hari menjadi sebuah pressure baginya. Ia memegang dadanya, berusaha menetralkan jantungnya. "Ah, sialan!" kakinya melangkah cepat menuju toilet.

G E N O P F I N D E   [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang