36-Gift and Her Sibling

30 5 15
                                    

Welcomeeeeeeeeeeeeeeeeeeee againnnn
Wish u guys enjoy 'em
Happy reading babyyy

***

Shakira tak melunturkan senyum sembari memandangi CBR250 RR berwarna hitam dengan aksen merah itu. Ah, dirinya sangat mencintai mbaknya, bahkan sedang di luar negeri pun ia tetap memberikan Shakira kejutan-kejutan untuk membahagiakan anak semata wayang majikannya. Sha, Mbak tahu kamu bisa bawa motor besar 'kan? Mbak akan lebih seneng jika kamu memakainya, isi notenya ketika pihak dealer mengantar motor tersebut.

Gadis berlesung pipi itu mulai mengendarai motor barunya dengan lihai. Jangan salah, dia pernah memaksa Kevin untuk mengajarinya naik motor besar. Seingatnya, kalau tidak salah. Bibir kecilnya bersiul sebentar lalu menyanyikan lagu Photograph milik Ed Sheeran secara asal. Jalanan kali ini lumayan sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang melaju, itupun dari arah yang berlawanan.

Jadi adeknya Fabio Quartararo sebentar gapapa kali ya, gumamnya lalu menambah kecepatan motornya. Beberapa ratus meter terlewati dengan bagus, hingga pada sebuahan tikungan tidak tajam, terlihat seorang pedagang bubur melintas hendak menyebrang. Shakira membunyikan klakson sebagai peringatan, namun nihil sepertinya Bapak itu sedikit kurang dalam pendengaran. Wajahnya pucat pasi, lalu menarik rem tangan dan rem kaki bersamaan, but hell. Nah, tidak berfungsi. Geez, i don't wanna die asap. Mau tak mau Shakira membelokkan stang motor ke kiri dengan keras, ia menutup mata karena ia siap dengan apapun yang bakal terjadi.

BRAK

"Holy Shit!" umpatnya ketika motor barunya menabrak satu tiang rumah-kedai biasa-yang menjual sarapan pagi.

Dengan kesal ia bangkit menepuk kasar telapak tangannya yang kotor, menatap pias pada kedua tangan dan lututnya yang terluka. Padahal gue mau pamer sama Galang kalau gue punya motor dan gue bisa keren juga seperti dia, dumelnya dalam hati. Eh-

Ia berusaha untuk mengangkat motor yang siapapun tahu bahwa beratnya berkali-kali lipat dibanding berat tubuhnya yang semampai.

"Dek, kalau gabisa bawa motor gausah nabrakin warung saya dong!" teriak seorang wanita yang ia yakini adalah pemilik warung ini, saking terkejutnya motor yang sudah terangkat sedikit itu terjatuh lagi, menghempas jempol kakinya. Ia meringis sebentar lalu menatap ibunya dengan memelas. "Maaf banget, Ibu. Nanti saya ganti rugi semuanya, maaf." sesalnya.

Beberapa pemuda terlihat sedang menyantap makanannya, Shakira mendegus kasar. Mereka ini tuli apa gimana, perasaan suara gedebuk gue pas jatuh keras banget deh. Gaada yang niat nolongin apa, ia mencibir dalam hati.

Sekali lagi Shakira mencoba membetulkan posisi motornya yang terlihat mengenaskan. "Lo gapapa? Biar kita aja yang ngangkat" salah satu dari mereka tadi akhirnya mendatangi Shakira. Gadis dengan tas baby blue itu mengangguk tidak enak, sembari menebarkan senyum segaris padahal dalam hati ia berucap "Dari tadi kek anjir ah".

Sedang asyik mengabari Bianca bahwa ia telat, seseorang dari mereka mengalihkan atensi Shakira dari ponselnya. "You okay?" tanyanya dengan ragu.

Matanya mendongak melihat siapa yang sedang mengajaknya berbicara ini. Begitu mendapati wajah yang ah-- gadis itu hanya bisa membulatkan matanya.

"Hah?" hanya itu. Hanya itu yang mampu Shakira ucap sebagai jawaban.

"I'm not sure you okay, em better look at your temples."

Shakira semakin menatapnya horror. "HAH!" serunya semakin keras. Pemuda yang menawarkan bantuan untuk mengangkat motornya tadi terkekeh keras. "Lo gabisa bahasa Inggris? Pelipis lo berdarah ege, ngaca coba! Lagian lo ngeliat dia udah kaya ngeliat setan aja."

G E N O P F I N D E   [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang