Kamis, 3 Desember 2020
“Joong.”
“Iya, ada apa?”
“Kamu udah balas chat Wooyoung?”
“Kenapa emangnya, Hwa?”
“Soalnya tadi pas aku bales chatnya dia bilang udah dibales sama kamu.”
“Oh, iya aku udah bales chatnya barusan.”
“Dia ngomong apaan? Kok ngechat malem-malem begini?”
“Hwa, kita beli kebab yuk!”
“Kebab? Jam segini? Emangnya masih ada yang buka?”
“Ada kok yang masih buka.”
“Dimana? Tunggu! Kamu kok tumben-tumbenan ngajakin makan kebab malem-malem begini?”
“Jadi Wooyoung sama anak-anak yang lainnya nitip beli kebab, mereka laper katanya.”
“Laper? Emangnya mereka nggak makan malam?”
“Nggak tahu juga sih, tapi katanya mereka pengen kebab.”
“Emangnya mereka belum pada tidur?”
“Belum, namanya juga mahasiswa. Kaya kamu nggak pernah ngerasain aja rasanya jadi mahasiswa.”
“Bener juga sih... emangnya tempat kebab yang masih buka jam segini dimana?”
“Kata Wooyoung di depan Mall AZ ada toko kebab yang buka sampai pagi.”
“Hah?! Mall AZ?! Kan jauh tempatnya dari sini, Joong!”
“Tapi kasihan mereka, Hwa... lagipula yang bawa motor balik kan giliran aku sekarang, kamu tinggal duduk aja.”
“Emangnya kamu kira duduk berjam-jam di motor nggak bikin pantat panas?!”
“Ya, aku tau sih... tapi... kasihan mereka, Hwa... kali ini aja.”
“Oke, kali ini aja... hitung-hitung sebagai hadiah perkenalan dari kita berdua.”
“Anggap aja hadiah dari kita udah jagain rumah selama kita pergi, lagipula kita bisa sekalian jalan-jalan malam kaya waktu pacaran dulu.”
“Kita baru nikah sepuluh bulan, Joong. Kenapa kamu ngomongnya kaya kita udah nikah berabad-abad?”
“Tapi emang benerkan? Kita jarang jalan-jalan berdua, terutama sesudah menikah. Setiap aku ajak kamu jalan pasti ada aja alesannya.”
“Udah ah! Jadi nggak nih kita beli kebabnya?!”
“I-iya, jadi.”
“Yuk, ke parkiran! Sebelum tambah sepi tempat parkirnya.”
Seonghwa langsung menarik tangan Hongjoong, menyeretnya menuju lift terdekat. Hongjoong melepaskan cengkraman tangan Seonghwa sesampainya di dalam lift, Seonghwa yang kebingungan pun sontak menoleh. Hongjoong hanya tersenyum tipis dan menautkan kembali jemari mereka, Seonghwa yang mengerti maksud Hongjoong mendekatkan badannya.
***
“Joong!”
“HAH? ADA APA HWA? NGGAK KEDENGARAN!”
“INI MASIH JAUH?! PANTAT AKU UDAH PANAS BANGET SUMPAH! PUNGGUNG AKU JUGA UDAH PEGEL!”
“NGGAK KOK HWA, SEBENTAR LAGI JUGA SAMPE.”
“DARI TADI NGOMONGNYA JUGA BEGITU! JADI KAPAN SAMPENYA?!”
“DUA BLOK LAGI JUGA SAMPE MALL AZ KOK, SABAR SEDIKIT! PANTAT AKU JUGA PANAS, BUKAN KAMU DOANG!”
“KOK KAMU BALIK MARAH SAMA AKU?!”
“AKU NGGAK MARAH KOK, SUMPAH!”
Hongjoong melajukan motor miliknya dan Seonghwa dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang pelan. Seonghwa semakin mengeratkan pegangannya pada pinggang Hongjoong. Mereka berdua sudah mulai lelah mencari toko kebab yang Wooyoung bilang, tetapi kembali dengan tangan kosong adalah pilihan yang lebih buruk. Perjalanan mereka selama setengah jam akan terasa sia-sia jika kembali ke rumah tanpa membawa apapun.
***
“Pak kebab spesialnya tujuh ya!”
“Siap boss! Kebab spesialnya tujuh.”
“Jangan lama-lama ya pak!”
“Siap!”
Beruntung toko yang menjual kebab tidak tutup hari ini. Hongjoong yakin jika toko ini tutup dia akan tidur di sofa selama seminggu, belum lagi kemungkinan Seonghwa tidak akan berbicara padanya selama seminggu penuh. Membayangkannya saja sudah membuat Hongjoong pusing sendiri.
“Joong.”
“Y-ya?”
“Kamu nggak apa-apa?”
“A-aku baik-baik saja, Hwa.”
“Kamu yakin? Jika merasa tidak enak badan biar aku saja yang membawa motor nanti.”
“Bener kok, aku nggak apa-apa. Lagipula kamu udah bawa motor pas berangkat, perjanjian kitakan aku yang bawa motor pulangnya.”
“Tapi kalo kamu lagi nggak enak badan aku juga nggak keberatan buat ngendarain motor nanti.”
“Aku beneran nggak apa-apa kok, Hwa.”
Hongjoong menggenggam tangan Seonghwa yang berdiri di hadapannya, Seonghwa tersenyum tipis sambil mengeratkan genggaman tangan mereka. Bak remaja yang sedang dimabuk asmara mereka bertatapan selama beberapa saat, diiringi kekehan tipis dari ranum mereka.
“Maaf nih, bukannya saya mau ganggu... tapi kebabnya udah jadi.”
“A-ah, maaf.”
“Semuanya jadi berapa pak?”
“Semuanya jadi 119.000.”
Hongjoong langsung mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dengan gelagapan. Dia tidak menyangka tertangkap basah sedang bermesraan dengan Seonghwa oleh sang penjual kebab. Beruntung dia hanya menggenggam tangan Seonghwa, bukan berpelukan atau melakukan hal yang lainnya. Setelah membayar semua pesanan, Seonghwa dan Hongjoong bergegas berjalan menuju motor mereka.
~tbc~
***
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😉👍
KAMU SEDANG MEMBACA
H&S Share House || JoongHwa/SeongJoong ft OT8 (ATEEZ) [On Going]
FanfikceHanya berisi keseharian dua pasusu bersama para penghuni share house mereka • Genre : Slice of life, comedy, romance, etc • JoongHwa/SeongJoong ft OT8 • Written in Bahasa Indonesia • Tidak sesuai dengan EYD • MxM • BxB