Note: Mau minta maaf sebelumnya, tapi boleh nggak saya minta paket lengkapnya? Pencet ya bintang di sisi kiri bawah, Oke terima kasih.
⇦Happy Reading⇨
"Siapa bilang? Bisa kok, nih."
Seola melompat ke atas tubuh telanjang geonu yg tertutupi selimut, mengarahkan wajahnya ke leher geonu berniat memberikan sebuah tanda disana.
"A-AAAAA SAYANG! JANGAN KENCENG-KENCENG GIGITNYA, ADUHH SAKITT." geonu menjerit, seola menggigit kencang lehernya seperti seorang vampire. Apalagi seola punya dua gigi taring sungguhan, leher geonu rasanya sakit sekali. Niatnya biar dapet jatah double, malah begini.
Tuhan saja tak merestuinya, lagian maruk sih.
Seola terkejut dan segera melepaskan gigitannya, menatap wajah geonu yg terlihat sedang menahan sakit. Dia menggigit bibir bawahnya, merasa bersalah telah menggigit leher geonu.
"Ma-maaf mas." cicit seola, menunduk tak berani menatap geonu. "Sakit banget ya?" tanyanya lirih
Jangan lupakan posisi seola yg masih menduduki perut geonu dan kedua tangannya yg bertumpu didada bidang sang suami. Bibirnya bergetar menahan tangis, setetes air mata seola menetes mengenai dada polos geonu.
"Hei, kamu nangis?" tanya geonu kaget, beralih duduk menyender pada punggung ranjang. Membuat duduk seola bergeser menjadi di pangkuannya,
Seola masih saja menunduk, menahan isak tangisnya.
"Maaf hiks."
"Iya gapapa, udah nggak sakit kok." kata geonu lembut, bohong jika tidak sakit. Nyatanya kulit lehernya serasa akan sobek, sangat sakit. Hanya saja dia tidak ingin seola merasa bersalah,
"gapapa dek, udah dong jangan nangis." sambungnya sembari menarik kedua tangan sang istri, mendekap hangat tubuh seola agar berhenti menangis. Menaruh kepala seola diceruk lehernya,
"Hiks, sakit banget kan? Iya kan." cerca seola, melepaskan diri dari dekapan geonu. "Masss, hiks." tangisnya semakin kencang.
Seola menangis persis seperti anak kecil yg habis bertengkar dengan temannya, geonu tak habis fikir dengan kelakuan istrinya itu.
"Iya sakit, tapi gapapa kok. Lagian nggak berdarah juga, udah ya jangan nangis." bujuk geonu lembut,
Seola sesenggukan, bibirnya masih bergetar. Jari telunjuknya yg lentik terulur untuk menyentuh bekas gigitan dileher geonu, mengusapnya dengan pelan.
Memang tidak berdarah, tapi bekas gigitan itu terlihat sangat dalam dan memerah. Kulit leher dicubit pelan saja rasanya sakit, apalagi digigit kencang sampai membekas seperti ini.
"Hiks cepetan." paksanya, membuat geonu merasa tak enak hati.
Tangan seola yg terulur kedepan mulutnya digenggam, membawanya untuk memeluk lehernya saja.
"Mas nggak mau, mendingan sekarang kamu masak aja deh. Mas laper, hehe." kekeh geonu, mengecupi pipi seola dengan gemas. Bahkan tangannya kini berpindah tempat ke pinggang ramping seola, memeluknya manja.
"Atau kamu aja yg mas makan?" tanya geonu menggoda
Seola sontak melepaskan tangannya yg memeluk leher geonu, segera bangkit dan berlari pergi meninggalkan geonu yg tertawa kencang karena tingkahnya.
Dari pada diterkam lagi seperti tadi malam, lebih baik seola memasak sarapan. Sedangkan geonu hanya menggelengkan kepalanya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah acara mandinya selesai, bukannya keluar geonu malah melamun menatap dirinya sendiri dipantulan kaca kamar mandi.
Seperti sedang memikirkan sesuatu dan itu sangat mengganggu pikirannya
"Gue salah nggak sih ngelakuin itu sama seola? Kalo seola hamil beneran gimana?" gumamnya pelan, namun satu detik kemudian dia tersadar.
"Gue mikir apaan sih? Lagian seola istri gue, jadi ga masalah dong."
⤵[ TBC ]⤴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.