Disetiap perjalanan seola terus saja diam melamun dan menatap jendela mobil, tidak mau melirik sang ibu yg berada dijok belakang ataupun menjawab pertanyaan dari geonu yg sedang menyetir.
Geonu memakluminya, lagipula seola pasti masih marah dengan ibu. Siapa sih yg tidak marah jika ibu kandung sendiri yg tidak memperdulikan kita, tiba-tiba datang dan meminta hal-hal yg mewah?
Mobil yg geonu kendarai menepi saat sudah sampai ditempat dealer mobil, dia memilih untuk membelikan ibu mobil dahulu agar cepat keluar dari mobilnya.
"Kamu nggak usah ikut dek, tunggu di mobil aja." Kata geonu sembari mengusap pundak seola, tetapi istrinya itu malah menggeleng dan kukuh ingin ikut.
Akhirnya ketiga orang itu masuk kedalam dan memilih sebuah mobil. Beberapa kali seola bercekcok dengan sang ibu kerena wanita itu memilih mobil yg sangat mahal.
"Ibu nggak tau malu banget sih?!" Kata seola kesal, tangan kanannya meremas kuat tas selempang miliknya. Menyalurkan emosinya yg sudah sangat memuncak, nafasnya juga berderu tidak beraturan. "Ibu pernah ngelakuin apa sampe seola sama mas nunu harus nanggung beban kaya gini? Ibu Pernah nemenin seola aja enggak."
"Kok kamu ngomong begitu sih? Kamu lupa siapa yg udah berjuang hidup dan mati buat ngelahirin kamu? Ibu loh Seol, ibu yg ngelahirin kamu." Jawab ibu, membanggakan diri.
Seola menggeram marah, ingin sekali dia merobek mulut ibu.
"Seola nggak pernah minta ibu buat lahirin seola, kalo seandainya seola bisa milih. Seola pasti lebih memilih dilahirkan mama Lim daripada ibu kalo akhirnya ibu ninggalin dan nelantarin seola kaya gini Bu."
Sontak geonu segera menenangkan seola dengan cara mengelus pundaknya,
"Sttt udah dek, kamu nggak boleh ngomong begitu sama ibu. Mau bagaimanapun ibu berjasa dihidup kamu walaupun cuma sekedar melahirkan." Bisik geonu selembut mungkin, sebelum akhirnya dia membawa tubuh bergetar seola kedalam dekapan hangatnya.
Seola menangis, merasa bersalah sudah mengatakan hal yg tidak-tidak. Beberapa kali dia mengatur nafasnya agar tenang, kedua tangannya membalas memeluk geonu.
"Maaf mas, aku pasti bakalan ganti uangnya." lirih seola, penuh penyesalan.
"Kamu ngomong apa sih? Siapa yg minta kamu ganti uangnya? Uang mas itu semuanya punya kamu, nggak perlu diganti sayang." Pipi seola diusap lembut, geonu tersenyum hangat meyakinkan seola.
Ibu mendecih remeh, kedua tangannya bersedekap dada. "Tuh dengerin suami kamu, jangan pelit-pelit sama ibu Seol."
Seola hendak membalas lagi ucapan ibu, tapi geonu segera menahannya dan menggelengkan kepala tanda dia tidak membolehkan seola untuk meladeni ibu lagi.
"Udah dek, sabar aja. Nggak usah diladenin lagi, nanti kamu capek sendiri yg ada."
Seola mengangguk patuh, benar kata geonu. Meladeni ibu itu sama saja se perti meladeni orang tuli, seberapa keras seola mencoba membuat ibu sadar, ibu pasti tidak akan mendengarkan. Apalagi merasa malu sudah menyakiti hati seola, mungkin tidak akan pernah.
Lupakan saja, manusia seperti itu tidak pantas untuk digubris. Hanya membuang-buang waktu berharga saja, lebih baik memikirkan hal lain yg jauh lebih penting saja.
⤵[ TBC ]⤴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ding—dong Masih ada manusianya kah? Ini book bikin saya jadi overthinking terus sumpah, kek gimana gitu loh.
Saya tau, JUST B memang belum terkenal banget. Tapi masa iya nggak ada yg kenal LEEGEONU sih?
Ayolah, ayo stan JUST B. mereka nggak beda jauh kok sama bg lain, mereka berbakat. Bahkan mereka yg buat saja jadi kaya sekarang.
Kalo ngomongin soal JUST B tuh nggak akan ada habisnya, sini saya ceritain sedikit.
JUST B itu dari agensi BLUEDOT ENTERTAINMENT, masih agensi kecil. Soon pasti bakal jadi agensi besar Kaya yg lain, semoga!
Saya tuh bangga banget sama mereka, mereka mempromosikan bg mereka dengan cara cover-cover lagu. Bahkan limji pernah ngecover lagu indo loh, suaranya bagus banget. Mereka mandiri,
Kadang saya suka nangis sendiri mikirin perjuangan mereka berenam, saya jadi tau. Hidup itu nggak ada yg mudah, kalo pengen seneng ya harus berusaha keras dulu. Nggak ada yg tiba-tiba, semua butuh proses.
Kalo saya ada didekat mereka, pengen banget saya tuh ngomong makasih. Karena liat perjalanan mereka, perjuangan mereka, usaha mereka. saya jadi ngerasa, oh iya.. kalo lagi ngerasa down banget, bener-bener jatuh banget. Kalian harus tau, kalian nggak sendirian! Banyak orang yg jauh lebih dibawah kalian, tapi mereka nggak nyerah.
Ah udah deh, nanti saya nangis. Mau baca syukur, nggak mau ya nggak apa-apa.
