Note: Jangan lupa vote dan komen kalo ada typo. Okey?
⇦Happy Reading⇨
"Mas, itu sangwoo kan?"
Geonu yg tadinya sedang fokus pada layar ponsel kini ikut menatap apa yg istrinya tatap, dan benar saja. Ada sangwoo yg tengah berdiri didepan beberapa orang, bukan hanya berdiri namun sepertinya di sedang dirundung oleh mereka.
"Mereka temen-temen sangwoo atau bukan sih dek?" tanya geonu memastikan, meletakkan ponselnya dimeja dan kembali menatap objek pembicaraan.
"Mana aku tau?! Tapi kayaknya bukan deh mas." jawab seola menggeleng, satu detik kemudian matanya membola melihat sangwoo tersungkur ke lantai karena pukulan kencang dari salah satu orang itu. "Ya ampun! Mas, tolongin." pekiknya
Geonu tak mengerti, kenapa seola menyuruhnya menolong sangwoo. Padahal beberapa hari yg lalu dia bilang sudah tak ingin melihat wajah sangwoo lagi,
"Mas nungguin apa lagi sih? Itu kasian sangwoonya, cepetan tolongin dong mas."
Geonu mengangguk, lalu bangkit dari duduknya hendak menghampiri sangwoo. Tapi dia terhenti karena seola memegang tangannya, seakan sedang mengatakan 'aku mau ikut.
"Kamu disini aja, jangan kemana-mana sampai mas balik lagi."
Geonu segera melepaskan tangan seola, melangkahkan kakinya menghampiri mantan kekasih istrinya. Walaupun ada sedikit rasa tidak sudi, geonu tetap akan menolong sangwoo seperti yg seola suruh.
"Hei, kalau berani satu lawan satu dong. Ngajak berantem kok keroyokan, laki-laki apa banci?" seru geonu lantang, membuat tiga orang laki-laki yg hendak memukuli sangwoo jadi mengalihkan fokusnya pada geonu.
Dengan langkah santai, geonu menghampiri sangwoo dan mengulurkan tangannya bermaksud untuk membantu sangwoo berdiri. Uluran tangannya diterima baik oleh sangwoo
Setelah membantu sangwoo berdiri, geonu kembali menatap si perundung. Menggelengkan kepalanya tidak habis fikir, bahkan dia berdecak kesal saat salah satu dari mereka menatapnya sengit.
"Eh om, lo nggak usah ikut campur ya. Ini masalah anak muda, orang tua jangan ikut-ikutan." balas salah satunya sembari menunjuk-nunjuk wajah geonu tidak sopan
Geonu sedikit tertohok dengan perkataannya, reflek geonu memegang pipinya. Bahkan pipinya saja tidak berkerut, umurnya juga baru 28 tahun. Apa dia terlihat sangat tua dimata mereka?
"Bang, mending dengerin kata mereka aja deh. Gue takut lo kena imbasnya, please." kata sangwoo pelan
"Kalo saya nggak disuruh istri saya buat tolongin kamu, saya juga nggak akan mau." jawaban geonu mampu membuat sangwoo sedikit terkejut, sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah lengkungan tipis.
"Seola yg minta?" tanya sangwoo
"Jangan geer dulu, seola nyuruh saya karena dia kasihan sama kamu. Inget itu, cuma kasihan." geonu menekankan kata terakhirnya, entah kenapa dia jadi kesal pada sangwoo yg tengah tersenyum mendengar seola menyuruhnya menolong laki-laki tengil itu.
"Heh anak kecil, kalian ada masalah apa sama dia?" tanya geonu
"Dia punya hutang 200 juta sama bos kita, kenapa? Om mau bayarin?"
Geonu melirik sangwoo, laki-laki itu menundukkan kepalanya. Geonu bingung sendiri, uangnya sudah berkurang banyak untuk membeli semua barang-barang brandid seola tadi.
"Oke, mana nomor rekeningnya. Saya transfer sekarang juga, lunas." final geonu, toh uangnya juga masih banyak. Tinggal duduk manis dan menanda tangani berkas-berkas saja geonu bisa menghasilkan uang yg banyak, dua ratus juta sepertinya tidak ada apa-apanya bagi geonu.
"Nah gitu dong dari tadi." salah satu orang memberikan kartu nama milik bosnya pada geonu, dia kemudian melirik sangwoo. "Lain kali kalo mau ngutang, pikir dulu bisa bayarnya apa nggak."
⤵[ TBC ]⤴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hehe ngaret banget ya? Kalian kangen geonu-seola nggak nih? Tadinya saya kepikiran buat unpub cerita ini tau, wkwk. Tapi entah dari mana saya dapet hidayah buat ngelanjutin.
