Model

795 89 10
                                    

Bagian 2

Gambar yg bagus adalah jerih payah model yg berpose.


.





"BAGUS KIM SEOKJIN.."

Dan lampu blitz kembali menyala ketika sang photografer berkali kali menekan tombol kameranya, mengambil gambar sebanyak mungkin untuk di sortir mana saja yg akan di jadikan sampul majalah.

"CUKUP. KITA BREAK SEBENTAR."

Dan Kim Seokjin menghembuskan nafas lega, Kakinya melangkah ke depan layar komputer yg memuat berbagai macam gambar dirinya yg mengenakan beberapa outfit berbeda. Matanya menerawang dan tangannya mulai menunjuk beberapa gambar yg dia rasa tak bagus.

Pilihannya memang tak pernah salah, meski sang photografer tak melihat celah tak bagus pada gambarnya sama sekali.

Beruntunglah Seokjin yg terlahir sempurna dengan wajah Tampannya. Dan karna Wajah tampannya, dia berada di puncak karir permodelan. Trend Fashion. Menjadi brand ambassador di banyak produk kenamaan yg di mulai dari produk skincare wajah sampai kuku sekalipun. Bahkan gigi putih bersihnya yg aslipun di ajak beriklan sebuah produk pasta gigi. Di gandrungi banyak fans terutama wanita yg menggilai wajah tampannya adalah hal lumrah baginya.

Peringai ceria dan suka bercandanya, menjadikan sosok Kim Seokjin sendiri di kenal baik oleh para rekan kerja. Belum lagi sifat yg suka mencairkan suasan dengan dad jokesnya serta tawa renyah yg khas sepeti lap kaca yg macet, membuat suasana kerja menjadi jauh lebih akrab. Sebab itu pula, dia sering mendapat tawaran endorse.

Ya, kehidupan Kim Seokjin terbilang sempurna. Tapi siapa yg sangka, dia memiliki kisah cinta yg sedikit naas— katakanlah begitu. Sebab dia tak pernah berhasil mempertahankan hubungan lebih dari 2 minggu dengan kekasihnya. Alasannya sepele,

Karna Kim Seokjin terlalu tampan.

Kadang jika sedang merenung, Seokjin sendiri merasa bahwa ketampanannya adalah sebuah kutukan. Di akhir usia kepala dua, dia masih saja melajang dengan menyibukan diri bekerja, bermain game dan mendengarkan audio book fiksi fantasy— favoritnya). Sedang kebanyakan teman temannya sedang menjalani hubungan di tahap serius.

"Hei Su," kata Seokjin memulai obrolan saat mereka terlalu terpukau dengan wajah Seokjin di layar, menarik atensi,

"Keruang mana pasien di bawa saat sedang malarindu??"

Semua tampak bingung, namun mengerti jika model yg satu ini sedang berusaha menghilangkan sunyi. Hanya saja, pertanyaan ini terlalu garing untuk di tanyakan bukan?

"UGD?" Jawab Suha ragu, yg sebenarnya di tahu bahwa itu bukanlah jawabannya. Dan benar saja, Seokjin menggeleng.

"I C U." — di baca i see you) setelahnya suara nyaring dari tawanya menggema, membuat crew yg mendengar ikut terkekeh meski dalam hati sebal dengan jawaban recehnya.

"Sungguh, Jin. Aku sangat iri padamu. Dalam foto ini," Suha menunjuk foto Seokjin yg tak melakukan apapun dengan wajah cenderung datar. "Kau terlihat sangat sempurna. Padahal kau tak melakukan apapun. Hanya bernapas. Tapi hasilnya waah~"

"Kalau begitu, pakai saja yg ini." Sahutnya sambil membuka coat yg di kenakan. "Konsep natural sedang trending."

Dan Suha selalu menurut. Karna sekali lagi,

Pilihannya tak pernah salah.

--


Mobil VW beetle comvertiblenya membelah jalan di waktu sepertiga malam, jalanan pinggiran kotapun sudah agak menyepi. Seokjin masih asik mendengarkan audio book yg dia sambungkan langsung pada Carkit sambil fokus pada jalanan yg agak minim cahaya, jalan sekitaran menuju perumahannya memang agaknya sepi. Hingga fokusnya bercabang melihat seseorang di pinggir jalan sana sedang mengulurkan tangan dengan mobil sedan teronggok di belakangnya.

Mengingat waktu yg sudah hampir pukul dua belas itu, membuat Seokjin awalnya enggan untuk berhenti. Pikiran negatif tentang berita kriminal yg sering terjadi membuatnya takut menjadi korban. Tapi Kim Seokjin bukanlah orang yg tidak bernurani, bagaimana jika orang itu yg benar membutuhkan pertolongan lalu menjadi korban dari penjahat yg melihat mangsa. Tentu akan membuat Seokjin nantinya di landa rasa bersalah seumur hidup.

Di tepikan mobil nyentrik berwarna telur asin miliknya, tepat di belakang mobil sedan mewah berwarna merah. Kemudian dia turun dan menghampiri orang yg tadi telah mengulurkan tangan untuk meminta bantuannya.

"Ada apa?" Tanyanya pada seorang pria manis dengan mata bulat yg— ternyata dia kenal.

"Seokjin ssi!?"

"J- Jungkookie!?"

Seokjin tak tau ini musibah atau sebuah berkat. Ketika ia tak sedang memikirkan apapun, gejolak terbesar hatinya muncul. Dimana orang yg kini berdiri di hadapannya adalah cinta pertama seorang model endorse Kim Seokjin yg tak pernah terlupakan. Pria manis dengan senyum serupa hewan kelinci dengan mata bundar besarnya yg cantik, Seokjin tidak pernah bisa berpaling. Dan salah satu alasan kenapa hubungannya tak pernah berjalan lancar adalah, Seokjin tak bisa berhasil move on dari pesona Jungkook.

Mencoba menetralkan debar jantungnya yg berorkes, Seokjin mencoba kembali mengumpulkan fokus. Ingat kata Suha, dia hanya bernafas saja sudah tampan. Jadi, Seokjin hanya perlu mengambil nafas dalam dan membuangnya samar meski sejujurnya itu tak membantu meredakan debarannya.

"Kenapa dengan mobilmu?" Tanya  Seokjin yg berjalan sedikit kedepan kap mobil yg terbuka.

"Mogok. Dinamo amperenya bermasalah, dan aku sudah membongkarnya." Jungkook menunjukan jemari panjangnya yg sedikit menghitam. "Kau punya tools lengkap di mobilmu?"

Seokjin tersenyum, Jungkook-nya memang tak pernah berubah. Selalu serba bisa dan mandiri. Rasanya memang pantas Seokjin mendambakannya selalu, sebab Jungkook jauh lebih unggul dari siapapun— menurutnya)

"Aku akan telfon derek saja, agar mobilmu di bawa ke bengkel."

"Tidak perlu."

Tapi Seokjin sudah merogoh ponsel dan menekan nomor bengkel langganannya agar dapat mengurus mobil milik Jungkook.

"Lima belas menit lagi tiba." Seokjin memberitahu, dan mengambil sapu tangannya dari dalam saku coat yg dia kenakan lalu menyodorkannya pada Jungkook. "Ini, bersihkan."

Senyum Jungkook masih saja menawan meski sudah bertahun tahun lamanya dia tak pernah bertemu. Manis wajahnya membuat Seokjin merasa bahwa dia akan terkena diabetes akut, apalagi mata bundarnya yg berpendar.

Lima belas menit berlalu dengan lontaran pertanyaan basa basi seperti; sekarang tingfal dimana, sedang sibuk apa, lalu mobil derekpun datang. Jungkook mulai membenahi barang barangnya yg tercecer dalam mobil dan keluar dengan tas yg tersampir di lengan, sedang Seokjin bicara pada sang mekanik. setelahnya mobilpun di bawa pergi.

"Terima kasih Seokjin ssi." Hati Seokjin mencelos saat Jungkook memanggilnya dengan sebutan ssi.

"No problem." Jawab Seokjin dengan kekehan. Lalu hening setelahnya.

"Ayo masuk, biar ku antar kau pulang." Inilah kalimat ajakan sederhana yg sulit sedaritadi ada di pikiran Seokjin.

Dan Jungkook menyambutnya dengan senyum dan anggukan kepala lemah.






.
.
.
.
.





-TBC-





Dan aku yg menjawab
"Ayok bwang, ngeeeng.."




:')



#akustanding

[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang