Bagian 8
Sebuah langkah kecil merupakan awal yang begitu panjang.
.
Hari ini Jimin libur bekerja. Dengan insiatif tinggi dia bangun pagi pagi sekali dan merapihkan rumah Seokjin, sebelum sang majikannya itu bangun lalu mengomel seperti ibu ibu seperti hari hari lalu. Pantas jika Taehyung selalu menyebutnya dengan sebutan Alpaca berisik. Seminggu disini membuat Jimin pada akhirnya terbiasa dengan keseharian majikannya.
Setiap pagi, Seokjin akan membuatkannya sarapan serta segelas susu sebelum berangkat bekerja. Juga Meninggalkan kotak bekal makanan untuk Jimin bawa bekerja. Alasannya Mimi tidak boleh makan sembarangan, atau nanti perutnya akan sakit. Tidak apa, Jimin jadi bisa berhemat. Lagipula makanan yg di suguhkan Majikannya itu sangat enak, menandakan bahwa memang Seokjin pintar memasak.
Saat malam, Jimin akan sampai di rumah lebih dulu, menunggu majikannya pulang sambil berguling guling santai di karpet bulu melepas lelahnya dengan buku buku bacaan koleksi sang majikan. Beberapa kali Jimin melihat wajah Seokjin di berbagai majalah berbeda, membuat Jimin kini jadi tahu bahwa pekerjaan majikannya adalah seorang model.
Jika Seokjin sudah pulang, Jimin akan datang menghampirinya sambil menyapa. Duduk bersama di sofa sambil mendengarkan ocehan Seokjin tentang kesehariannya di tempat kerja, terkadang Seokjin akan menyuruhnya mengambil sekaleng beer, lalu Jimin di suruh merebahkan diri di atas pahanya dan Seokjin akan mengusak dan mengelus lembut kepala Jimin hingga kantuk datang dan Jimin terlelap.
Beres semua pekerjaan, Jimin merebahkan dirinya di ruang keluarga di atas karpet bulu. Matanya melirik ke arah kanan dimana jam dinding besar bergantung disana, menunjukan waktu pukul tujuh lebih dua puluh menit. Dimana sebentar lagi majikannya akan bangun, duduk di teras belakang sebentar lalu ke dapur membuat segelas kopi atau teh. Lanjut Duduk di sofa beludru coklat nyaman dan memanggilnya untuk kembali mengusak kepalanya. Baru setelah nyawanya berkumpul, Seokjin akan membuatkan makanan untuknya.
Kira kira apa menunya hari ini?
Memikirkan makanan lezat buatan sang majikan membuat Jimin lapar dan mengantuk. Memejamkan mata sebentar tak apa kan? Lagipula kucing memang seperti itu kan?
Ya dia adalah kucing.
.
Weekdays tapi tak ada pekerjaan, membuat Seokjin pada akhirnya memilih bangun siang. Sudah pukul sepuluh saat dia sadar dari lamunannya setelah bangun tidur, menggaruk perutnya dengan piama yg tersingkap dan berjalan keluar kamar tidur dengan wajah seadanya. Kali ini dia tak ingin melamun di teras belakang, dia ingin langsung membuat makanan karna dia lapar.
Mimi juga pasti lapar.
Seokjin melengang menuju dapur. Lalu berhenti di ruang santai dan menemukan Mimi sedang melingkar di karpet bulu, menumpukan kepala di atas tumpukan buku. Dia bersimpuh, melihat wajah damai Mimi dari dekat yg begitu menggemaskan. Bahkan di posisi kepala miring, pipi gembil meronanya bergelayut dengan bibir tebal miring membentuk kerucut sedikit.
"Lucunya." Gumam Seokjin dengan senyum mengembang.
Seketika pandangannya turun ke arah leher jenjang Mimi yg kosong. Seokjin tak lupa bahwa dia telah membelikan Mimi kalung cantik dengan namanya, tapi entah kenapa rasanya waktu kurang tepat saja saat kemarin dia memberikan sekotak mainan pada Mimi.
"Kau tidak akan hilang kan kalau aku belum memberimu kalung?" Gumamnya lagi.
Tak ingin membangunkan, Seokjin kembali ke dapur dengan mengenakan apron berwarna pink favoritnya. Mengeluarkan bahan masakan yg akan di olah dari dalam kulkas, tak lupa beberapa gram daging karna Mimi yg sekarang sangatlah menyukai daging. Dan sarapan yg kesiangan ini jatuh pada menu japchae daging.
Hobi Seokjin adalah memasak, jadi membuat menu seperti ini, bukanlah perkara sulit. Jadi setelah semua sayuran di siangi, kini saatnya daging yg di iris tipis olehnya. Di beri bumbu lalu lebih dulu di tumis hingga mengeluarkan aroma harum yg begitu gurih yg menguar ke segala penjuru ruang dapur.
Hampir saja Seokjin melempar spatulanya si tengah khusuknya memasak ketika merasa sesuatu melingkar di pinggangnya cukup erat. Tapi aroma gurih yg berganti menjadi segarnya aroma blossom membuat Seokjin mengurungkan niatnya.
"Ah.. Majikan akhirnya kau bangun." Kata Jimin dengan suara khas orang bangun tidur. "Aku kelaparan hingga tertidur di karpet."
"Tunggu sebentar ya kucing kecil." Kata Seokjin manis. "Kalau kau bersikap baik, maka makanan ini akan cepat matangnya."
"Akh.. berapa lama lagi??" Sambul merengek, Kali ini Jimin membawa tubuh mereka bergoyang kekanan dan kekiri, lalu dia melopat kecil hingga Seokjin rasa ada sesuatu yg menggesek di antara bongkahan kenyalnya.
Seokjin segera berbalik, dia tak ingin insiden malam mandi dengan air dingin itu terjadi. Meski ini sudah siang, tapi tetap saja dia tidak ingin penisnya ereksi karna perbuatan Mimi. Demi mengalihkan pikiran liarnya, Seokjin punya ide yg lebih baik dengan menyuruh Mimi untuk berguling lalu duduk bersimpuh di lantai untuk menunggunya.
Walaupun tatapan nanar Mimi berikan padanya, dia tetap menurut dan duduk bersimpuh di depan kulkas dengan tenang.
Mimi melompat girang saat dua piring Japchae dengan limpahan daging di atasnya di sajikan di meja makan. Bahkan mengabaikan kepulan asap tipis tanda Japchae masih benar benar panas.
"Mimi, pelan pelan!" Perintah Seokjin dan Jimin mulai meniupi mie dan makan dengan perlahan tanpa mengurangi senyum lucunya.
"Enak. Terima kasih majikan makanannya." Katanya.
Seokjin juga ikut mengembangkan senyum. Dia berbangga diri melihat Miminya makan dengan lahap, apalagi melihat senyum lucu Mimi membuat hatinya mendadak berbunga.
Di tengah acara makan yg khidmat, Seokjin tiba tiba saja beranjak dari kursinya. Membuat Jimin menoreh dan mengikuti langkah Seokjin kembali masuk ke kamar tidurnya. Tak berapa lama, Seokjin keluar membuat Jimin kembali melahap makanannya. Tapi tiba tiba dia di kejutkan dengan benda yg terasa dingin ada di antara wajah dan dadanya, mendapati sebuah kalung sudah menempel di lehernya dan Seokjin kembali duduk di hadapannya.
Tak bicara Jimin mengambil ponsel Seokjin yg ada di atas meja, melihat pantulan dirinya dalam layar hitam dengan sebuah kalung cantik berkilau dengan tulisan Imim di sana.
"Imim?"
Seokjin menahan gelak, menyemburkan sedikit air liurnya ketika mengatup kedua bilah bibir tebalnya. "Bodoh."
Oh, Mimi maksudnya. Refleksi membuat bayangannya menjadi tulisan terbalik.
"Karna kau milikku, jadi aku harus menjagamu dengan baik dengan tidak membiarkan kau di pelihara orang lain."
Kata kata Seokjin malah membuat jantung Jimin berdebar cepat, menghasilkan rona merah mirip seperti kepiting rebus di pipi tembamnya.
Ayo Jimin jangan lupa, kau itu Mimi,
Peliharaannya!
.
.
.
.
.-TBC-
Anyeong 😁🖐️
Maap kemarin kemarin sibuk,
Jadi lupa updateMalah update work sebelah..
Wkwkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PET (?) || [JinMin]
Fanfic[COMPLETE] Started ©️Nov' 21 Chaptered ; Comedy Romance (Maybe) ⚠️ATENTION FIRST⚠️ Boys Love Mature Content; 18(+) Much Typo ... Jangan Salahkan Kim Taehyung dengan ide tak masuk akalnya yg mengakibatkan Kim Seokjin pada akhirnya memelihara Hooman b...