Thruth

424 80 10
                                    

Bagian 20

Kebenaran akan merubah presepsi segi sudut pandang.
- unknown

.

Berterima kasihlah kepada Namjoon yg sering kali datang ke rumah selama tiga hari terakhir ini, untuk sebuah perhatian kecil kepada Jimin yg sedang mengalami cidera. Layaknya resep obat dokter, Namjoon datang tiga kali sehari untuk mengantarkan makanan dan melihat apakah Jimin baik baik saja. Dan semua itu membuat Seokjin si pemilik rumah, sekaligus pemilik Mimi merasa murka.

Alhasil, Seokjin memboyong Jimin ikut serta tinggal di Hotel fasilitas yg dekat dengan acara Fashion Month tempat kerja Seokjin. Taehyung pada akhirnya ikut terseret dalam ranah masalah majikan dan peliharaannya ini, membuatnya terjebak dalam situasi dimana dirinya harus menjadi penjaga untuk Jimin selama Seokjin bekerja.

Yg benar saja.

Menurut Taehyung Seokjin berlebihan. Di lihat dari segimanapun, Jimin tetaplah seorang manusia dewasa yg bisa menjaga dirinya sendiri. Ya meski terkadang, Taehyung juga menganggap kalau Jimin itu lucu dan imut seperti anak kucing. Dan Jimin menyetujui pemikiran Taehyung dengan sikap berlebihan Seokjin ini. Toh tanpa di jaga Taehyungpun, Jimin bisa menangani dirinya sendiri.

Mau di kata apa lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Jimin dan Taehyungpun sudah ada di kamar suite Hotel bernomor 2245 di lantai 7. Membuat kedua sahabat karib ini akhirnya memutuskan untuk menikmati liburan tipis yg Seokjin sediakan.

"Hyung, Mimi ingin makan Steik." Kata Taehyung dalam sambungan telponnya kepada Seokjin.

Jimin yg merasa jadi kambing hitam segera menepak kepala Taehyung. Tapi kemudian Taehyung menyuruh Jimin jangan berisik untuk mengetahui apa jawaban Seokjin.

"Pesan saja layanan kamar. Mana Mimi aku mau bicara!" Dan Taehyung menyerahkan ponselnya pada Jimin yg sedang memicing.

"Hallo,"

"Belilah apapun yg kau inginkan. Masukan tagihannya padaku. Jangan lupa minum obat dan beristirahat ya. Aku akan pulang jam delapan nanti."

"I-iya."

"Minta Taehyung untuk membantu mengganti Sling, juga oleskan cream pereda nyeri yg ku belikan kemarin di leher."

"Ya."

"Baiklah, aku kerja dulu. Akan ku tutup telponnya."

Sambungan berakhir.

Senyum Taehyung sudah sangat mengembang, bahkan jari jarinya sudah lebih cepat menelpon layanan kamar untuk memesan semua keinginannya untuk makan malam. Dua porsi steik premium, sebotol wine, serta makanan pendamping menjadi sasaran Taehyung mengingat dia tak bisa pergi meninggalkan Jimin menikmati club malam disini. Jimin menolak, dengan alasan akan menyusahkan dengan keadaannya yg seperti itu. Lagipula Jimin tidak tertarik sama sekali dengan keramaian club malam.

Tapi tak ada akar, rotanpun jadikan?

Maka dari itu, Taehyung yg akan membawakan Jimin suasana party ala club di dalam kamar suite meski waktu baru saja menunjukan pukul enam sore dan hanya ada mereka berdua.

Makanan lengkap datang, tinggal live music dari pengeras suara speaker dalam kamar yg di hubungkan Taehyung ke ponselnya di nyalakan. Lagu jedag jedugpun jadi playlist utama malam ini.

Merasa tidak cocok, Taehyungpun merubah genre. Dari ala ala club malam menjadi candle light diner dengan lagu romantis berjudul Fly me to the moon sebagai BGM makan malam mereka berdua.

"Coba saja Yoongi mau ku ajak makan malam romantis begini." Gerutu Taehyung di sela makan mereka sambil memotong daging steik milik Jimin.

"Luluhkan hatinya." Usul Jimin. "Kupikir Yoongi bukanlah orang yg sulit di ajak kompromi."

"Hmm, kau benar. Dia hanya orang yg enggan ribet. Lalu, bagaimana dengan kau dan Namjoon hyung?"

Jimin membiarkan pertanyaan Taehyung mengambang di udara sambil sedikit berfikir. "Aku dan Namjoon baik baik saja."

"Dia menyukaimu, Jimin. Dan Seokjin hyung juga menyukaimu." Taehyung menunjuk Jimin dengan pisau potongnya. Membuat Jimin memundurkan tubuhnya berhati hati dengan acungan Taehyung. "Dan menurutku Namjoon hyung jauh lebih unggul daripada si alpaca berisik itu."

"Jangan melantur! Kakakmu hanya tidak suka di dahului."

"Yak Jimin, jangan membodohi dirimu sendiri. Mana ada majikan yg cemburu dengan teman main peliharaannya?? Apa kau buta? Bahkan Jin hyung membuang paintcream yg Namjoon hyung berikan padamu dan membelikanmu yg lebih bagus!" Taehyung mengunyah makanan yg disuapnya. "Apa perilaku itu bukan cemburu namanya?"

Cemburu ya?

Jimin hanya menyeringai remeh, sambil memutar ingatan dimana saat Seokjin mabuk dan mengatakan bahwa dia sangat menyukainya.

"Meski ingatannya buruk. Tapi di kritis dalam hal mengatakan isi hati."

"Kakakmu itu seperti orang tua yg gampang sekali lupa." Kekeh Jimin.

"Dia punya masalah kesehatan, makanya dia jadi seperti itu." Jimin menukikan alis menatap Taehyung penasaran.

"Masalah?"

Taehyung menagguk, meneguk gelas yg berisi winennya lalu mengelap mulut dengan wastlap.

"Sekitar sepuluh atau dua belas tahun lalu- aku lupa. Jin hyung mengalami kecelakaan hebat yg mengakibatkannya koma selama tigabelas hari. Syaraf otak sebelah kanannya rusak, juga mengalami penggumpalan darah yg mengakibatkan Jin Hyung amnesia retrogade. Kau tahu, lupa pada kejadian silam-

Satu satunya hal yg dapat dia ingat hanyalah Jungkook dan senyum manisnya ketika dia sadar, tanpa ingat bahwa sebelum kejadian kecelakaan itu terjadi mereka tengah bertengkar hebat yg membuat jalinan cinta mereka akhirnya kandas."

Taehyung kembali memotong dagingnya dan menyuapnya. "Jin hyung tidak akan pernah sempuh dari penyakit lupanya. Ya setidaknya keluarga bersyukur, dia tak mengalami pikun atau yg terparah adalah alzheimer."

Jadi itu alasannya.

Alasan kenapa selama ini, Seokjin sering sekali lupa akan hal hal kecil seperti meninggalkannya di subway. Alasan kenapa Seokjin juga mengutarakan rasa sakit yg begitu dalam ketika Jungkook mengajaknya untuk kembali.

"Makanya sampai sekarang dia terus saja mengoceh tentang Jungkook, dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain lebih lama. Dan hanya kau satu satunya orang yg bertahan dengan sikap kekanak kanakannya Jin hyung, "

Bagaimana ya? Kalau Jimin tidak tahan, maka mungkin Seokjin sudah akan membuangnya. Jiminkan peliharaan.

"Ya, Jimin. Menikah saja dengan Jin hyung!"

Jimin melempar serbet dengan tangan kananya cukup kuat hingga mengenai wajah Taehyung. "Jangan bercanda! Kau tadi mengungguli Namjoon, lalu sekarang kakakmu sendiri! Kau saja sana yg menikah dengan Yoongi."

Taehyung tertawa rendah.

"Aku akan menikah setelah Jin hyung menikah. Makanya kau saja dulu yg menikahi Jin hyung agar aku bisa menikahi Yoongi,!!"

Tak habis pikir Jimin dengan pikiran Taehyung.

Tapi lebih tak habis pikir dengan kebenaran yg Taehyung telah utarakan padanya. Setidaknya kini hati Jimin jadi jauh bisa lebih memaklumi keadaan Seokjin, bagaiamana dia bisa lupa dengan kalimat kalimat manis seperti aku menyukaimu di malam Seokjin mabuk.

Dan jujur saja itu membuat hati Jimin berdegub kencang dengan perasaan yg tidak bisa di definisikan.

.
.
.
.
.

-TBC-



Hallo..
:)

[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang