Close

427 81 5
                                    

Bagian 13

Gunakan yg dekat untuk menunggu yg jauh.
— Sun Tzu

.



Tak terasa empat minggu sudah Jimin genap menjadi tutor di studio ballet milik Namjoon, dan itu sangat menyenangkan. Dan selama dua minggu berada di sana, Jimin juga mengetahui bahwa lelaki kecil berkulit pucat yg sering sekali mondar mandir ke studio adalah Min Yoongi, adik sepupu Namjoon. Dan kian hari, hubungan yg ada antara Jimin dengan Namjoon dan Yoongi juga kian semakin dekat.

Ini adalah hari terakhir di minggu ini Jimin mengajar, dimana besok dia akan libur dengan rencana Seokjin yg akan mengajaknya jalan jalan ke taman sebagai Mimi— peliharaan sebelum nantinya dia akan sangat sibuk dengan acara Fashion Month sampai satu bulan ke depan. Bahkan rencanya, Seokjin akan mengajak dirinya pergi ke groseri untuk memenuhi isi kulkas. Sebagai penanggulangan utama, kalau sewaktu waktu Seokjin akan pulang terlambat dan tak sempat memasakan makanan untuknya, Jimin punya persediaan makanan.

Terberkatilah Jimin dengan menjadi peliharaan.

Tentu saja, dia sudah menuliskan daftar apa apa saja yg nanti akan dia beli ke groseri bersama Seokjin. Seperti daging sapi yg banyak, dan juga banyak buldak— ramen pedas yg tak boleh ketinggalan. Oh, es krim juga tak boleh di lewatkan. Karna selama ini beberapa bulan bersama Seokjin, dia tak di perbolehkan mencicipi eskrimnya meski seujung sendokpun. Pelit sekali.

Baru saja anak didik Jimin bubar, Yoongi sudah menyelinap masuk ke kelas Jimin dan duduk di kursi depan meja Jimin. Memperhatikan Jimin yg sedang memberi nilai pada kolom penilaian murid muridnya.

"Ada apa?" Tanya Jimin melirik saat Yoongi merekahkan senyum kenyalnya. "Kau tampak bahagia sekali."

"Besok weekend. Bagaimana kalau kita hang out keluar? Rencananya aku ingin pergi membeli beberapa barang ke pusat perbelanjaan. Kau mau pergi bersamaku?"

Jimin lantas menaruh penanya dan menatap wajah Yoongi yg masih tersenyum lebar. Agak tak tega sih jika harus menolak ajakannya, tapi mau bagaimana? Perintah majikan adalah yg utama untuk seekor peliharaan sepertinya. (Alibi)

"Maaf Yoon, aku tidak bisa. Aku sudah membuat janji akan menemani ma—" untung tepat waktu mulut Jimin mengerem. "Kakak sepupuku berbelanja."

"Kakak sepupu?" Jimin mengangguk antusias. "Kenapa tidak sekalian saja kita pergi bertiga?"

Aduh gawat, kenapa sih pria kecil yg satu ini ngotot sekali ingin mengajak Jimin hang out?

"Huh? Emm.. i-itu.. kakak sepupuku ju-juga ingin pergi ke ilsan untuk menengok ibunya." Berbohong bukan keahlian Jimin sebenarnya, tapi di situasi begini pelajaran mengarang bahasanya harus di gunakan. "Yaa. Begitu. Hehehe.."

Terdengar bunyi decakan dari bibir tipis Yoongi, dan sedetik kemudian wajah sumringahnya berubah jadi datar. "Yasudah mau bagaimana lagi."

"Kenapa tak mengajak pacarmu saja?"

"Cih, aku sedang malas melihat wajah bocah tengik itu." Jimin menukikan alisnya. Meski belum pernah bertemu dengan pacar Yoongi, tapi Jimin cukup kaget mendengar Yoongi yg mengatai pacarnya sendiri dengan sebutan bocah tengik.

"Lain kali tak apa ya?!"

"Oke," sahut Yoongi. " Tapi sebagai gantinya, traktir aku makan di subway. Kau baru gajian kan?"

Belum juga di hitung nominalnya, Jimin sudah kena palak. Bukan hanya pacarnya mungkin yg tengik, tapi kelakuan Yoongipun sama.

Cocok

.


Dengan pakaian rapihnya, Jimin duduk di sofa beludru dengan tenang menunggu Seokjin yg juga sedang siap siap— begitu penuturan Seokjin setengah jam yg lalu setelah mereka selesai bebenah rumah bersama. Hari ini Seokjin menyuruhnya untuk menjemur beberapa sampel kain bahan yg semalam di bawanya, setelah Seokjin mencucinya. Dan selesai melaundry, Seokjin juga berbagi tugas padanya untuk menyikat kamar mandi sedang Seokjin memvacum karpet bulu kesukaan Jimin melingkar diatasnya. Selang beberapa menit Seokjin keluar dengan pakaian casualnya.

Nampaknya, soal ketampanan, keturunan Kim yg satu ini memang tidak main main. Sudah berkali kali Jimin lihat wajah Taehyung dengan berbagai Genre, dan menurutnya tidak ada yg tidak bisa di bilang jelek. Bahkan saat Taehyung mengejeknyapun dengan membuat wajah bebek, dia tetap terlihat tampan. Lalu sekarang, Jimin harus berhadapan dengan kakaknya Taehyung yg sama Tampannya. Dan lagi, Jimin tak menemukan celah untuk melihatnya jelek.

Terakhir, Seokjin bertingkah konyol dengan mengikat asal rambutnya di sisi kanan dan kiri tempo hari lalu. Hasilnya lagi lagi malah — imut.

"Kita belum sarapan." Kata Seokjin membuyarkan tatapan tak di mengerti Jimin padanya.

Waktu sudah menunjuk pukul sebelas. Sarapan yg sangat terlambat.

"Restoran subway dekat stasiun enak." Jimin coba memberitahu dengan sangat antusias. Kemarin kan dia makan bersama Yoongi, dan ternyata rasanya enak.

"Baiklah. Ayo kita berangkat."

Tiba di restoran cepat saji itu, Jimin kalap. Memesan dua roti dengan menu berbeda, steak and cheese, dan tunamayo berukuran besar. Seokjin sih tak heran, mengingat Miminya yg sekarang doyan sekali makan. Jangan lupa juga coke dengan ukuran gelas XL.

Seokjin memesan dan Jimin pamit ke toilet sementara waktu. Membuat Seokjin membawa bakinya sendirian, dan duduk menunggu Miminya sambil memainkan ponsel.

"Jin." Seokjin menoreh, menyegerakan diri bangkit.

Kenapa dunianya sempit sekali.

Bahkan di restoran inipun, dirinya kembali di pertemukan dengan Jungkook dengan pakaian trainingnya yg serba hitam dengan topi di kepalanya. Ah, pasti dia baru saja selesai running di stadion kecil dekat stasiun itu. Karna kemarin, Jungkook juga mengajaknya. Sayangnya dia tak bisa bergabung sebab sampel kain bahan yg harus dia laundry dan coba di rumah.

"Jung." Katanya cagung. Tapi Jungkook menyuruhnya kembali duduk dan ikut nimbrung di meja Seokjin dengan duduk di sebrangnya. "Baru pulang Jogging?"

"Sebenarnya sudah beberapa waktu yg lalu. Aku hanya tidak sempat ganti baju karna pak Jang tiba tiba menelpon. Kau tidak di hubungi olehnya?"

Seokjin menggeleng, lalu ponselnyapun berdering. Panggilan masuk dari orang yg baru saja Jungkook bicarakan masuk, memberitahu kalau dia harus segera ke kantor untuk sebuah masalah yg cukup rumit.

Setelahnya, Seokjin pergi bersama Jungkook tanpa mengingat sesuatu yg telah dia tinggalkan selain sebuah coke di gelas besar yg belum tersentuh.

Ya, Seokjin melupakan peliharaannya.

Seokjin melupakan Jimin.


.
.
.
.
.




-TBC-







Karna terlalu kaget liat kabar
Namjoon dan Jin ikut positip
Jadi lupa juga mau update

Sakit tak berdarahku 💔


#akuberguling

[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang