Pretend

517 85 3
                                    

Bagian 5


Akting adalah berpura-pura bahwa Anda tidak berpura-pura ketika Anda benar-benar berpura-pura.
- Ted Danson






.







"Ular apa yg terlihat selalu sehat?"

Sebelum berkemas dan pulang, Seokjin berusaha menyempatkan diri untuk mencairkan suasana hening seperti biasa. Para staff yg mendengar mulai berlomba menjawab dari pertanyaan receh yg Seokjin lontarkan.

"Ular naga?!"

"Ular phyton?!"

"Ular kasur!?"

"DDAENG." Tukas Seokjin saat crew mengatakan jawaban yg menurut mereka benar.

"Lalu apa?" Celetuk salah seorang make up artis yg begitu penasaran dengan tebak tebakan Seokjin.

Dan jawabannya adalah,

"Ular-aga." (Olahraga)

Andai saja Seokjin mengerti bahwa perasaan jengkel muncul di hati para crew setelah mendengar jawabannya. Sayangnya Seokjin tidak mengerti dan tertawa nyaring seperti biasa dengan suara yg menyerupai suara kain lap kekurangan air yg sedang menyeka kaca. Membuat siapapun yg mendengar juga ikut tertawa.

"Terima kasih untuk hari ini semuanya. Aku duluan."

Setelah memberi salam pada crew yg masih disana, Seokjin pergi. Dan pemotretan kali ini selesai lebih cepat dari biasanya.

Tak langsung pulang kerumah, Seokjin memarkir mobilnya di groseri. Persediaan bahan makanannya sudah hampir habis, dan dia harus mengisinya mengingat besok adalah weekend— hari bermalas malasannya. Sejak hari kemarin di otaknya sudah terngiang masakan sederhana seperti semangkuk Chapaguri dengan kimchi dan juga potongan daging sapi bakar. Jangan lupakan juga sekaleng beer dingin sebagai minuman penutup.

Oh, membayangkannya saja membuat Seokjin meneguk liurnya.

Trolly di dorong, dan tujuan utama Seokjin adalah rak beer. Mengambil 10 kaleng sekaligus dan memasukan nya dalam trolly.

"Seokjin."

Merasa namanya di sebut, lantas Seokjin menoreh dan mendapati Jungkook dengan trolly berdiri di belakangnya dengan mengembangnya senyum manis.

.



Baru kali ini malam minggunya terasa begitu mengesankan dengan makan malam bersama yg tak di sengaja sepulang dari groseri. Tadi, Kim Seokjin lagi lagi mengantar Jeon Jungkook sampai kedalam rumahnya. Di persilahkan masuk, di jamu makan malam dan bermain bersama Jeon bam si kucing mainecoon besar yg aktif. Ah demi apapun, Seokjin jadi sangat merindukan Mimi.

Dan jadilah, saat sampai ke rumah sudah hampir pukul sebelas malam lebih dua puluh menit bersama hujan gerimis yg cukup lebat.

Seokjin mengambil payung lipat saat hendak keluar mobil, membukanya dan membiarkan payung bekerja dengan semestinya. Dia tak ingin coat baru hasil dari endorse ini basah karna air hujan.

Saat hendak masuk kedalam rumah melalui pintu belakang, matanya tertarik melihat ke arah depan pintu rumahnya. Dimana sebuah kotak besar berwarna biru dengan tulisan besar; PELIHARA AKU —teronggok persis di depan anak tangga rumahnya. Matanya memicing sambil mendekati kotak yg nampak mencurigakan, hingga kakinya terjulur dan menendang kotak cukup kuat hingga kotak itu bergoyang.

Mulutmya melebar dengan mata membola sebuah tangan kecil keluar dari celah kardus, dia siap akan berlari kalau saja yg keluar adalah hantu.

Di detik kemudian bahu lebar tegangnya merosot ketika seseorang keluar dari dalam kardus dengan pakaian basah. Di atas kepalanya ada headband serupa tiara persis seperti yg dipakaikannya pada kepala Mimi dulu. Itu adalah Jimin basah kuyup, dengan wajah pasi dan mata sayu.

"Apa kau lembur hingga pulang selarut ini?" Katanya parau.

Tapi sedetik kemudian, tubuhnya limbung dan jatuh tepat ke tubuh Seokjin yg reflek melepas payungnya. Membuka kedua tangan untuk menangkap tubuh ramping orang yg ada di hadapnnya dalam posisi memeluk.

Jimin pingsan.

.





4 jam lebih awal.






Setelah pembicaraan soal menjadi peliharaan, Jimin tak benar benar paham bagaimana arti dari peliharaan yg Taehyung maksud. Karna dimana mana, peliharaan adalah dimana orang merawat, membesarkan seekor hewan. Atau jika dalam artian lain, peliharaan adalah orang yg sengaja memelihara 'orang' untuk suatu kebutuhan seperti sex misalnya. Dan Jimin semakin histeris ketika prespektifnya semakin liar.

Tapi Taehyung menjelaskan bahwa peliharaan yg di maksud adalah; Jimin harus berpura pura menjadi reinkarnasi seekor kucing yg bernama Mimi, milik Kim Seokjin dulu. Kuncing gembul yg cantik dan manja kesayangan si Alpaca berisik.

Tapi bagaimana bisa Jimin berpura pura menjadi seekor kucing padahal dia seorang manusia?

Terkutuklah Kim Taehyung dengan segala ide brialiannya yg konyol!

"Hei small, dengar." Kata Taehyung kepada Jimin, ketika mereka sudah berada tepat di depan rumah Seokjin yg masih lengang. "Wajahmu sudah sangat mirip dengan Mimi. Sekarang hanya sesuaikan saja nalurimu dengan kucing. Seperti mengeong, tidur, minta di elus dan menjilati pipi. Mimi suka sekali menjilati pipi Seokjin."

"Hah?!" Alis Jimin memicing. "Kau gila! Kalau mengeong atau tidur aku bisa. Tapi menjilati pipi??" Jimin bergidik sendiri.

"Oke lupakan soal menjilati pipi. Pokoknya kau hanya perlu berpura pura menjadi seekor kucing rumahan yg mandiri."

Jimin masih bingung, tapi Taehyung menyuruhnya untuk menunggu sebentar. Dia berlari ke arah pintu belakang rumah Seokjin dan kembali dengan kardus berwarna biru yg cukup besar dengan spidol di tangannya.

Menangkap maksud Taehyung yg membawa kotak besar membuat Jimin rasanya akan menyerah saja.

"Tae~ yg benar saja!"

"Yak! Kau mau tidur nyaman dengan air hangat tidak??" Jimin mengangguk lemas. "Kalau begitu diam dan jangan berisik seperti Seokjin hyung, oke. Ikuti saja."

Jimin lesu. Mau bagaimana lagi? Rumah Seokjin memang sangat nyaman, bersih dan asri. Bahkan rumah itu memiliki aroma khas yg begitu segar, dan Jimin suka. Menurutnya hotel bintang limapun kalah dengan kenyamanan di rumah Seokjin.

Tidak. Jimin bercanda. Tentu masih menyenangkan di hotel bintang lima. Hanya saja harga yg di tawarkan disana jauh lebih mahal, apalagi untuk satu bulan kedepan.

"Nah selesai." Kata Taehyung dengan wajah bangganya seraya melihat hasil karya tangannya sendiri.

Kotak biru itu kini tak lagi polos, sudah ada tinta hitam dengan capslok bertuliskan; PELIHARA AKU.

"Masuklah, sebentar lagi Seokjin hyung akan pulang. Dan oh tunggu sebentar,"

Taehyung merogoh saku celananya. Mengambil sebuah tiara dengan untaian mutiara cantik, sentuhan akhirnya. Memakaikannya di kepala Jimin yg jadi terlihat sangat cantik.

"Sempurna."

Taehyung membuka lebar kotaknya dan menggusah Jimin dengan tangannya agar Jimin mau masuk ke dalam kotak. Jimin menekuk bibir tebalnya ke bawah, membuat Taehyung gemas dan mencubit kedua pipi tembam Jimin sampai Jimin mengaduh.

"Kau bisa berpura pura melakukan ini nanti, jika Seokjin hyung mengusirmu lagi."

"YAK!!" Jimin berteriak seraya memukul kepala kosong Taehyung.

"Awh.. sudah Cepat masuk! Aku akan mengawasimu dari jauh."

Jimin pasrah dia masuk ke dalam kardus dengan posisi meringkuk dan Taehyung menutup bagian atas kardus dengan sedikit celah di sana. Tanpa tau, kalau kenyataannya Taehyung pergi meninggalkannya sendiri di dalam kotak.







.
.
.
.
.






-TBC-







[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang