Rules

477 81 10
                                    

Bagian 7

Rules = Fools, right?

.


Jimin tidak mengerti kenapa Seokjin marah padanya, padahal dia sudah merapihkan rumahnya, mencucikan pakaiannya dan menyiapkan sarapan untuknya. Sebagai hukuman, Jimin sekarang di suruh duduk melantai menghadap Seokjin, dengan kedua tangan keatas dan sebuah sumpit yg di genggam.

Mungkin Seokjin marah karna Jimin sudah secara lancang menggeledah rumahnya, itu yg ada di pikiran Jimin.

Tapi sepertinya Seokjin marah bukan karna hal itu.

"Biar kuulang. Aku siapa?" Katanya duduk tenang di sofa dengan segelas kopi dingin.

"Majikan." Jawab Jimin dengan bibir penuh yg mengerucut dan kepala tertunduk.

"Kau?" Tanya Seokjin lagi.

"Peliharaan."

"Lalu kenapa memasak nasi goreng untukku dan mencucikan semua pakaianku?" Tekan Seokjin meski wajah bangun tidurnya masih jelas sekali kentara. "Kebiasaan Mimi saat aku bangun adalah mengeong, menjilati pipi, meminta makan. Bukan merapihkan rumah, laundry atau memasak makanan untukku."

"A-apa?"

"Kau masih belum mengerti ya?"

Tentu saja Jimin belum paham sepenuhnya, harfiahnya dia itu manusia bukan seekor kucing. Jadi bagaimana dia tau kebiasaan kucing bernama Mimi itu?

Seokjin kembali mendesah dan meneguk kopinya. Mengambil selembar kertas dari tumpukan buku dan sebuah pulpen dari atas meja di sebelah sofa besar coklat beludrunya, lalu tangannya mulai menuliskan sesuatu di atas kertas.

"Jangan bergerak sampai aku selesai menulis!"

Jimin diam. Sudah lima menit dia dengan posisi begini dan itu membuatnya merasa akan tremor sebentar lagi. Agak penasaran sebenarnya apa yg sedang di tulis majikan barunya itu di atas kertas.

Mata Jimin memandang lurus ke arah sang majikan sedang menyilang kaki dan dengan kepala yg sedikit miring. Dari posisi majikannya yg memunggungi pintu kaca ruang belakang, membuat tubuh proporsionalnya berpendar terkena cahaya matahari.

"Seperti dewa yunani." Gumamnya rendah tanpa sadar.

"Apa katamu?"

"Apa?" Sadar Jimin menggelengkan kepala, dengan kedua tangan yg sudah mulai turun. "Tidak. Aku lelah."

Selang beberapa menit kemudian, Seokjin menyelesaikan tulisannya. Kakinya turun dan matanya menatap lurus tepat ke arah iris coklat madu milik Jimin. Tanganya mengayun dan Jimin menurunkan kedua lengannya yg sudah gemetar.

"Sebagai peliharaan kau harus pintar dengan membaca aturan yg kubuat ini." Seokjin mengacungkan kertas yg baru saja dia coret ke atas. "Jika memang kau tak percaya diri menjadi Mimi, kau boleh meninggalkan rumah ini."

Tidak. Jimin belum bisa meninggalkan rumah nyaman ini. Setidaknya sampai waktu gajian tiba.

"Aku bisa menjadi Mimi." Balasnya yakin. "Nyauw.."

Dan Jimin merangkak mendekati Seokjin yg kini terkejut dengan mulut yg terbuka lebar. Kedua tangan Jimin yg sedikit mengepal mendarat di paha Seokjin, wajahnya di dekatkan dengan kepala yg di sandarkan di atas paha Seokjin sambil mendusal manja.

"Bagaimana? Begini sudah betul belum?"

Wajah Jimin menengadah dengan pupil yg tiba tiba saja membesar menatap Seokjin yg masih ternganga tanpa menjawab.

Tak tahu saja Jimin, Jika Seokjin baru saja terhantar sengatan listrik yg kali ini membuat rohnya serasa keluar dari tubuh.

.


Rules

No. 1
Peliharaan bukanlah pacar atau istri.  Bukan juga Asisten rumah tangga meski sesekali Majikan akan meminta tolong mengerjakan sesuatu.

Jimin mengangangguk ketika membaca aturan nomor 1 dari sekian banyak aturan yg Seokjin Jabarkan.



No. 2
Peliharaan tidak boleh memakan es krim milik majikan. Sisanya terserah saja.

No.3
Menuruti perkataan Majikan. Mutlak

No.4
Jika Majikan sedang bekerja, peliharaan wajib tenang.

No.5
Menunggu majikan pulang.

No.6

...

Helaan nafas panjang keluar begitu saja melihat aturan yg Seokjin buat. Meskipun tak masuk akal, tapi inilah kenyataan yg harus di hadapinya. Bahkan ada aturan di mana dirinya harus mengejar bulu jika majikan mengajaknya bermain. Juga ada aturan dimana majikan akan membawanya tidur di atas ranjang bersama meski di sana ada tanda dalam kurung dia masih belum yakin.

Dan sisa dari aturannya, akan menyusul dan di sesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Ini semacam pembodohan terselubung.

.



Seokjin menggusak mata ketika bangun dari tidur siangnya. Turun dari tempat tidurnya dan langsung menuju dapur karna kerongkongannya terasa sangat kering. Inilah akhir minggu yg biasa dia kerjakan, dengan menghabiskan waktu bermalas malasan. Beruntung kemarin dia pergi ke groseri dan membeli banyak makanan. Jadi setelah ini dia akan bermain game dengan camilan berlimpah.

Di ambilnya sebucket besar es krim dari lemari pendingin rasa coklat. Duduk di meja makan dan menyiduk esnya dengan khidmat. Hingga matanya menangkap sebuah sticky note berwarna pink yg menempel pada vas bunganya di meja makan.

Aku pergi bekerja sampai jam 7.
Mimi
Nyauw~ 🐾


Bahkan pria manis itu menggambar paw disana. Seokjin menarik senyum tipis dan kembali menyendok es masuk kedalam mulutnya. Menyenangkan juga memiliki perliharaan lagi.

"Oh aku harus pergi ke pet shop. Mimi belum memiliki kalung. Bagaimana kalau dia hilang?"

Dan Seokjin lekas berganti pakaian untuk menuju pet shop.

Sesampainya di pet shop, Seokjin seperti kalap. Membeli banyak kalung dengan berbagai warna, bola berwarna terang, tikus tikusan, bahkan beberapa tiara cantik.

Tapi setibanya di kasir, otaknya kembali di bawa berfikir, menyadarkan diri bahwa Miminya manusia. Bahkan kalung yg dia beli mungkin tidak akan cukup di lehernya. Maka Seokjin tak jadi membelikan Mimi kalung. Hanya beberapa mainan saja.

Seokjin kembali melajukan mobil nyentriknya menuju sebuah brand ternama yg dimana dia menjadi brand ambasadornya. Sampai di sana, dia di sambut oleh seorang pramuniaga bernama Gi kwang yg sudah sangat di kenal baik.

"Aku mau kalung dengan bandul huruf membentuk nama."

"Baik. Siapa namanya tuan Seokjin ssi?"

"Mimi."

Gi Kwang tersenyum tipis penuh makna sambil menulis pesanan yg Seokjin inginkan. "Apa dia kekasihmu?"

"Bukan." Seokjin tersenyum lebih lebar kali ini. "Dia peliharaanku."

Gi Kwang menaikan sebelah alisnya.

Bukankah terlalu berlebihan membeli kalung hewan dengan harga yg cukup mahal dengan ukuran leher manusia?

"Dia seekor kucing."

Kucing berbentuk manusia.



.
.
.
.
.



-TBC- 






:D

[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang