Awkward

400 74 14
                                    

Bagian 24

Canggung adalah kurang mahir atau tidak terampil dalam menggunakan sesuatu (karena belum terbiasa).
— KBBI web

.

Ada yg aneh dari sikap peliharaannya sepulang dari malam puncak acara terakhir Fashion Month.

Terhitung sudah dua hari sejak berada di rumah. Peliharaannya cenderung diam. Bahkan saat Seokjin mencoba mengetes dengan memberi Jimin sedikit porsi makan, dia tidak protes seperti biasanya. Hanya akan menyantap makanan dengan tenang, setelahnya pergi kembali melingkar di karpet bulu.

Lalu kesan menghindar muncul saat Seokjin mencoba mendekatinya, ketika Seokjin duduk di sofa. Tanpa suara, Jimin akan bangkit dan meninggalkan tempat nyamannya menuju kamar.

"Apa dia merajuk?" Gumam Seokjin mencoba memikirkan sesuatu yg mungkin saja membuat Miminya jadi badmood.

Sayangnya, ingatan pendek Seokjin tidak membantu sama sekali. Bahkan kalau di kilas balik sekalipun, Seokjin tidak akan tahu kalau tidak di beritahu. Satu satunya yg dapat Seokjin ingat dari malam pesta itu adalah; ciuman tiba tiba dari Jungkook dan Miminya yg baru kembali ke kamar di pukul tiga dinihari.

Sisanya Seokjin mengangkat bahu.

Sore ini Seokjin sibuk membuat camilan biskuit coklat chocochip. Harapannya, Mimi mau bicara padanya sambil menikmati waktu senja bersama segelas teh chamomile tawar dan tentu saja cookies buatannya. Siapa tahu, rasa manis dari coklat dan chocochip serta aroma harum dari bunga chamomile bisa menjadi moodbooster untuk Jimin.

Aroma manis menguar ke seluruh penjuru ruang di rumah minimalisnya, saat senampan cookies matang di keluarkan dari oven. Dengan bentuk paw di atasnya yg di susun Seokjin dari remahan coklat chocochip, membuat tampilan cookies nampak sangat lucu. Dengan hati hati Seokjin menyusunnya dalam toples cantik dan menyeduh dua gelas teh dengan air hangat.

Glek.

"Oh Mimi, lihat! Aku membuatkan co— mau kemana?"

Di seberang ruangan, Jimin sudah rapih dengan pakaian perginya serta tas kecil yg tersampir di pundak yg lengang tanpa sling.

"Rumah sakit. Hari ini jadwal kontrol ku." Jawab Jimin dengan wajah datar.

Ah, Seokjin sama sekali tidak ingat kalau hari ini adalah jadwal Jimin memeriksakan cideranya.

"Tunggu sebentar. Aku akan berganti pakaian." dan Seokjin meninggalkan kegiatannya.

"Tidak perlu!"

"Huh?" Seokjin berhenti dan kembali menatap Jimin yg berseru.

Jimin menghela nafas berat "Tidak perlu mengantarku."

"Mana bisa begitu?! Tunggu ini tidak akan memakan waktu lama!"

Maka dengan segera Seokjin hanya mengambil kunci mobil di atas nakas dan segera melengang ke arah pintu.

"Majikan, ku bilang tak perlu."

Ding doong..

Kedua pasang mata sewarna namun berbeda makna, sama sama menatap kearah pintu. Jimin bergerak cepat, namun Seokjin yg lebih dekat dengan pintu dengan segera memutar kenop. Mengayun pintu hingga memunculkan celah lebar disana dan menampilkan sosok Namjoon berdiri tepat di hadapannya.

"Oh, hallo selamat sore.." sapa Namjoon bersamaan dengan pandangan penuh telisik. "Bukankah kau, Kim Seokjin?"

"Ya benar." Jawab Seokjin datar meski dalam hatinya merasa bangga karna Namjoon mengenalnya.

[✓] PET (?)    || [JinMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang