Bagian 11
Harapan adalah mimpi dari seseorang yg terjaga.
.
Bukan sebab suara dengkuran halus yg keluar dari bilah bibir majikannya yg membuat Jimin pada akhirnya terjaga meski waktu malam terus melangkah maju. Tapi, sebab sebelah tangan majikannya melingkar erat di pinggang ketika Jimin memunggunginya. Bahkan detak jantungnya begitu kencang, seakan habis lari marathon. Beberapa kalipun ia mencoba memejamkan mata untuk beristirahat, pada akhirnya dia tetap terjaga.
Sebetulnya posisi ini sudah sering dia dapatkan dari Taehyung, apalagi Taehyung adalah tipikal orang yg tidak bisa tidur tanpa memeluk guling atau sesuatu. Hanya saja Seokjin orang baru dalam hidupnya, dan dia sudah melakukan posisi yg terbilang intim seperti ini. Maklum saja, Jimin tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun selama ia menjejakan karir.
Seingatnya ia memacari lelaki bernama Taemin di kelas dua sekolah menengah atas, dimana gaya pacaran mereka masih di batas wajar seperti; bergandengan tangan, berpelukan— dalam posisi berdiri atau duduk) dan cium kening. Wajar dan yaa cenderung pasif. Tapi menurutnya itu romantis untuk ukuran anak sekolah menengah atas sepertinya.
Lain dengan Taehyung yg terbilang cukup agresif. Bahkan sebelum sekolah lulus, dia sudah dengan sangat berani meniduri seorang gadis yg padahal mereka bukanlah sepasang kekasih.
Apa Seokjin juga seagresif itu dalam menjalin hubungan? Mengingat Taehyung adalah adiknya.
Tapi mendengar penuturan rasa sakit yg tak di mengerti, yg di ucapkannya beberapa jam lalu, rasanya bertolak belakang sekali dengan si adik.
"Belum tidur?"
Jimin terlonjak dengan keadaan membatu, tak berani menoreh apalagi menghadap suara serak dan dalam Seokjin. Merutuklah Jimin dan kebiasaan bodohnya yg ketika masih terjaga adalah mengusakan kakinya terus menerus di atas sprei. Mungkin itu yg mengganggu Seokjin.
"B- be- lum." Bata Jimin.
"Hadap sini, biar kunyanyikan nina bobo."
Perlahan Jimin membalikan tubuhnya menghadap Seokjin dan wajah tampannya. Membuat Jimin merasa bagian wajahnya memanas.
Seokjin malah tersenyum. Tangannya terangkat dan mendarat di kepala Jimin, membuat gerakan mengusap kebelakang berkali kali seperti biasa sambil sedikit memainkan surai Jimin.
"Ni—" Seokjin berdeham. "Maaf suaraku agak fals." Mengundang Jimin yg tadinya kaku dengan posisi intim ini tertawa rendah.
"Nina bobo, ooh.. nina bobo. Kalau tidak bobo di gigit Seokjinie." Jimin menahan tawa, agak lucu yg menyanyikan lagu tidurnya adalah orang seperti Seokjin. Apalagi nada suara Seokjin terbilang nyaring agak tinggi yg persis seperti dirinya.
Seokjin tak melanjutkan nyanyiannya, membuat keheningan di dua pertiga malam diisi dengan suara deru mesin AC dengan netra sewarna yg saling memandang. Usapannya berhenti, tangannya malah kembali memeluk pinggang rampingnya.
"Mimi." Jimin balas berdeham. "Kalau aku menikah, siapa yg akan merawatmu?"
Jimin mengkerutkan alis dengan pertanyaan Seojin. Otaknya di ajak berfikir dengan pertanyaan jebakan menurutnya, sampai akhirnya dia mengerti bahwa konteks yg Seoknin lontarkan adalah hubungan antara majikan dan peliharaannya. Garis bawahi.
"Kau harus membawaku. Kucing sepertiku kan manja. Jadi kalau sampai kau tidak membawaku, maka aku akan sakit dan mati."
Jawaban Jimin adalah hasil dari mengarang bebasnya. Lagipula sepengetahuannya juga, kucing memanglah binatang yg manja. Apalagi jenis kucing ras yg mungkin daya tahan tubuhnya lebih rentan di banding kucing berbulu pendek. itu hanya pendapat ngawur sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] PET (?) || [JinMin]
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Started ©️Nov' 21 Chaptered ; Comedy Romance (Maybe) ⚠️ATENTION FIRST⚠️ Boys Love Mature Content; 18(+) Much Typo ... Jangan Salahkan Kim Taehyung dengan ide tak masuk akalnya yg mengakibatkan Kim Seokjin pada akhirnya memelihara Hooman b...