____________________________________________
𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:
Jisung tidak menyangka bahwa aura sensualnya sama sekali tidak mempengaruhi Jeno. Jeno benar benar tidak bergurau soal ia yang tidak tertarik pada siapapun secara seksual. Buktinya aura erotis saja tidak membuat lelaki itu bergeming. Ini benar benar di luar praduga Jisung. Tidak ini tidak nyata. Demi Dewi Aphrodite, bagaimana bisa ada orang seperti Jeno?
Jisung hanya bisa mengerang frustasi sambil mengacak rambutnya.
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.____________________________________________
Eps 8 ┇ 𝓙𝓾𝓷𝓰 𝓢𝓾𝓷𝓰𝓬𝓱𝓪𝓷
____________________________________________Jeno dan Jisung baru kembali masuk ke rumah saat petang menjelang. Dan mereka di sambut oleh kedatangan Jaehyun yang baru pulang dari pekerjaannya. Langkah Jisung terhenti saat netra coklatnya menangkap kehadiran lelaki tinggi itu. Dia memperhatikan bagaimana Jaehyun tampak tersenyum saat Renjun menyapanya. Jisung masih terpaku di tempatnya berdiri sedang Jeno sendiri berjalan menghampiri sang kakak yang kini beralih duduk di sofa sambil melepas jas miliknya.
Jaehyun seperti manusia pada umumnya. Meski itu dari penglihatan Jisung yang bisa menembus kabut tipuan. Kabut tipuan adalah kekuatan sihir mirip hipnotis yang menyamarkan semua makhluk mitologi menjadi sesuatu yang wajar di penglihatan manusia. Kabut itu ada dan membantu makhluk mitologi untuk bisa berada di tengah tengah manusia tanpa menimbulkan kecurigaan dan kepanikan. Dan Jisung bisa menembus kabut itu hingga ia bisa melihat wujud asli makhluk mitologi. Semua anak dewa dewi bisa menembus kabut. Dengan syarat jika ia mempercayai jika mitologi itu ada. Kabut itu bisa menyamarkan makhluk mitologi menjadi manusia ataupun hewan yang ada di sekitar lingkungan itu.
Tapi Jisung tidak melihat itu dari Jaehyun. Tidak ada kabut tipuan yang menutupi Jaehyun. Dia memang berpenampilan seperti itu. Jisung menduga jika Jaehyun adalah demigod juga. Tapi seorang demigod tidak mungkin bisa membuat segel sihir sekuat itu di sekitaran rumah sebesar ini. Jika bukan maka berarti...
Jaehyun adalah Dewa atau bisa jadi Dewi. Tapi Jisung tidak tahu Dewa atau Dewi yang mana. Jika seperti itu, maka itu bukan pertanda bagus. Jika Jaehyun di pihaknya, itu menguntungkan. Tapi jika ternyata Jaehyun malah bertentangan dengan misi Jisung, maka itu malapetaka. Jisung tidak bisa melawan Dewa atau Dewi. Memberitahu Dewi Athena pun tidak bisa. Karena sang Dewi sudah memberitahu Jisung untuk tak lagi mengunjunginya.
"Hey, ternyata ada orang baru." Sebuah suara berat menyadarkan Jisung dari lamunannya. Jisung bisa melihat Jaehyun tengah menatapnya sambil tersenyum. Dia pasti tahu betul Jisung siapa.
"Ah iya, Kak. Namaku Jisung, Park Jisung. Aku teman baru Kak Jeno." Jisung memperkenalkan dirinya sambil tersenyum.
"Adik kelasmu?" Tanya Jaehyun sambil melihat kearah Jeno yang berdiri tak jauh darinya.
"Iya, kak. Dia anak baru juga. Tapi mengagumkan." Jawab Jeno. Lelaki itu sempat kembali melihat kearah Jisung sebentar sebelum dia membantu Jaehyun merapikan jas dan mengambil alih tas kerjanya. Kegiatan yang di luar dugaan akan dilakukan oleh Jeno.
Jaehyun hanya mengangguk dan kembali menyunggingkan senyuman tipis. "Salam kenal, Jisung. Aku Jaehyun, Lee Jaehyun. Kakak dari Jeno."
"Oh, iya. Salam kenal, kak." Jisung gugup. Bukan karena dia pertama kali bertemu Jaehyun. Tapi karena tatapan lelaki itu. Begitu tajam. Seolah bisa menembus kepala Jisung dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance and Curse (NoSung/JenSung)
FanfictionPark Jisung tersinggung. Pasalnya laki laki di depannya mengatakan jika ia Anti-romantic dan Aseksual. Beraninya orang itu mengatakan kalimat itu di depannya yang seorang putra dari Dewi Aphrodite, sang dewi asmara dan hasrat seksual. Ini sih naman...