⚘ Eps 15 ⸻ Terungkap

1K 140 4
                                    

___________________________________

𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:

Jisung mendongak dan tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, tante."

"Mama juga makan yang banyak. Aku sengaja membuat makanan kesukaan mama agar mama makan dengan lahap." Sungchan buka suara. Dia berbicara dengan nada yang lembut sambil menyajikan makanan di mangkuk ibunya. Baru dia mengurusi makanannya sendiri. Jisung melirik ke arah Sungchan. Dari maksud ucapan Sungchan, tampaknya lelaki itu mencemaskan nafsu makan ibunya. Sungchan pasti sangat menyayangi ibunya. Melihat jika keluarga ini hanya terdiri dari mereka berdua saja. Sama hal nya dengan Jisung dulu. Yang hanya tinggal dengan ayahnya saja karena sang bunda kebetulan adalah sesosok Dewi. Jisung mengerti sisi Sungchan yang satu itu. Meski dia tidak mengerti sikap arogan Sungchan tadi datang dari mana.

Ketiganya lantas menikmati makan malam masing masing. Meski Jisung masih disibukkan dengan pemikirannya.

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.
.
.

.

______________________________________
Eps 15 ⎥  𝓣𝓮𝓻𝓾𝓷𝓰𝓴𝓪𝓹
______________________________________

Derap langkah Jeno tampak santai di koridor itu. Mata legamnya yang tajam ia edarkan ke penjuru koridor. Meski langkahnya santai, tapi ia punya tempat yang ia tuju. Kelas 2-4 dimana Park Jisung berada. Tinggal beberapa langkah lagi dia sampai, seseorang yang dia cari muncul. Senyuman tipis tersungging di bibir tebal Jeno. Dia percepat langkahnya agar bisa lebih cepat memghampiri Jisung.

"Hei! Park Jisung!" Panggilnya. Sang empunya nama menoleh saat dipanggil. "Ku pikir kau sudah keluar, aku—"

"Errr maaf, Jeno. Sepertinya aku tidak bisa makan bersama kalian."

Jeno bahkan belum menyelesaikan kalimatnya. Namun Jisung sudah menolaknya. Jeno terdiam seketika. Jisung tersenyum tipis dengan ekspresi bersalah. Tak lama setelah itu, sebuah lengan merangkul bahu Jisung dengan posessif. Saat Jeno menoleh kearah pelakunya, itu Jung Sungchan. Tengah menatapnya. Tatapan meremehkan.

"Ayo, Jisung." Ajak Sungchan yang diangguki Jisung. Keduanya lantas berbalik dan berjalan di koridor. Menuju ke arah kantin sekolah. Meninggalkan Jeno yang bahkan tak merespon apa apa. Jeno tidak mengerti kenapa dia tiba tiba terpaku dan tak menjawab apapun. Padahal, Jisung yang menolaknya makan bersama itu bukan sekali dua kali. Tapi kenapa rasa tertolak kali ini lebih membekas baginya. Terlebih melihat tangan Sungchan yang merangkul bahu Jisung. Jeno tidak suka melihatnya. Dadanya terasa panas tanpa alasan. Dan tangan kanannya terkepal tanpa sadar.

____________________________________

Di kantin pun, Jeno tak bernafsu makan. Tadi saat dia menghampiri Mark dan Renjun di meja kantin, Renjun menanyakan Jisung. Dan Jeno menjawabnya dengan nada ketus, tanpa sengaja. Meski heran dengan sikap tak biasa Jeno, Renjun pun menggedikan bahunya. Membiarkan Jeno menaruh tray makanannya agak kasar dan menghempaskan pantatnya di kursi di samping Mark. Menu makanan kali ini adalah samgyupsal yang masih hangat. Sangat menggoda dan menggugah selera makan yang mengunjungi kantin. Tapi bagi Jeno tidak. Dia menyuapkan potongan daging babi itu dengan tidak minat. Jeno bahkan sesekali melirik kursi kosong di samping Renjun yang biasanya diduduki Jisung. Dan bayangan Sungchan yang merangkul erat Jisung kembali teringat di kepalanya. Membuat moodnya semakin buruk.

"Nah, kalau begini aku percaya mereka berkencan." Celetuk Mark tiba tiba. Tatapannya terarah ke satu titik. Renjun mendongak dan melihat Mark dengan bingung. Mark menunjuk arah yang tengah dia lihat dengan dagunya. Renjun pun menoleh kearah yang sama. Dia bisa melihat Jisung yang duduk bersampingan dengan lelaki tinggi yang jadi teman sebangkunya. Keduanya tampak begitu dekat dengan Sungchan yang tak membiarkan posisinya dengan Jisung berjarak. Renjun hanya mengangguk.

Romance and Curse (NoSung/JenSung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang