___________________________________________
𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:
"Dan kau tahu siapa lawan ku di mimpi itu?"
Eh? Sebentar. Jisung teringat sesuatu. Jeno itu aseksual. Dan dia mimpi basah. Bukannya mimpi itu biasanya bercerita soal kita yang tengah melakukan hubungan intim. Dan Jeno yang aseksual malah mimpi basah. Dan partnernya. Jisung menghentikan kegiatannya membuka kancing seragamnya. Mencoba fokus dengan apa yang akan Jeno katakan selanjutnya. Siapa partner Jeno di mimpi itu?
"Kau, Park Jisung."
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.___________________________________________
Eps 10 ┆𝓜𝓮𝓶𝓪𝓼𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷
___________________________________________Sebenarnya Jeno sedikit banyak menyesal memberitahu Jisung. Jeno kira Jisung akan shock sama seperti dirinya. Namun respon Jisung di luar perkiraan Jeno. Jisung memang terkejut awalnya. Tapi selanjutnya dia tiba-tiba merasa tertarik karena dia berlari kecil menghampiri Jeno dan duduk di sampingnya. Membuat Jeno kaget sekaligus tak percaya. Apalagi senyuman yang terukir di bibir Jisung membuat Jeno merasa Jisung itu ajaib.
"Jadi, kau sudah tak lagi aseksual sekarang?" Pertanyaan Jisung terdengar begitu antusias. Bahkan senyumannya tidak luntur dari mulutnya. Bisa bisanya dia bereaksi seperti itu saat dia jadi fantasi mimpi basah orang lain.
Jeno menghela nafas panjang. Reaksi Jisung membuatnya kesal. Padahal Jeno sudah malu dan frustasi setengah mati gara gara mimpi laknat itu. "Entahlah. Mungkin iya. Aku tidak tahu." Jeno menjawab sekenanya. Namun tiba tiba dia dikejutkan dengan tangan Jisung yang bergerak kearah selangkangannya. Jeno yang terkejut, refleks menepis lengan Jisung. Jeno menatap Jisung sengit. "Haissh tanganmu itu." Tangan nakal, batin Jeno.
"Mimpi basah saja belum bisa membuktikannya, Jeno. Kita harus memastikannya. Memastikan kalau orientasi seksual-mu benar benar berubah." Ekspresi Jisung berubah serius. Seolah permasalahan orientasi seksual Jeno adalah masalah negara. Itu terlihat menggelikan di mata Jeno. Jeno hanya mendengus pelan mendengarnya. "Izinkan aku untuk memegangnya." Jisung sudah mengarahkan tangannya untuk kembali memegang area pribadi Jeno.
"Hei!!! Kau ini!!!" Tegur Jeno setengah berteriak. Membuat Jisung menarik kembali tangannya dengan cepat karena kaget.
"Kau pasti penasaran kan? Ayo kita pastikan. Tidak apa apa kok. Percaya padaku." Jisung menatap Jeno sambil menunjuk kearah wajah lelaki itu.
Jeno terdiam. Jisung ada benarnya. Jeno penasaran apakah orientasi seksualnya benar benar berubah atau tidak. Mungkin memang dia harus membiarkan Jisung mengeceknya. "Ba-baiklah. Hati hati." Jeno akhirnya menyetujui. Dan Jisung langsung menunjukkan senyuman lebarnya.
"Tenang, aku tidak akan memecahkannya." Jisung tidak paham dengan maksud 'hati-hati' yang Jeno katakan.
Meski begitu, Jisung merasa senang. Jika Jeno tak lagi aseksual, maka Jisung tak perlu lagi merasa frustasi dan terhina karena ada manusia yang tidak mengenal cinta. Saat Jeno memberi lampu hijau, Jisung kembali mengarahkan tangannya kearah tonjolan di selangkangan Jeno. Sejak sempat menyentuhnya tempo hari, Jisung jadi penasaran bagaimana ukurannya jika tengah ereksi. Akan sebesar apa benda itu.
Jisung menyentuh bagian bawah gundukan itu dan Jeno tampak berjengit. Namun Jisung memilih abai. Jisung mengelus tonjolan itu keatas dan tubuh Jeno tiba tiba menegang. Jisung menyeringai tipis. Rupanya Jeno benar benar berubah. Ia tak lagi aseksual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance and Curse (NoSung/JenSung)
FanfictionPark Jisung tersinggung. Pasalnya laki laki di depannya mengatakan jika ia Anti-romantic dan Aseksual. Beraninya orang itu mengatakan kalimat itu di depannya yang seorang putra dari Dewi Aphrodite, sang dewi asmara dan hasrat seksual. Ini sih naman...