⚘ Eps 17 ⸻ Keputusan Jisung

1.2K 131 16
                                    

_______________________________________

𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:

"Jeno, kau pasti lelah. Kau tidur di kamarku saja ayo." Ajak Jisung sambil memegang pundak Jeno. Jeno tidak menolak. Dia mengangguk dan berdiri. Lantas mengikuti Jisung yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju ke kamarnya.

Jeno menunduk dengan banyak hal memenuhi pikirannya. Membuat kepalanya pening dan langkahnya terasa melayang. Sepertinya nona bae benar, dia butuh tidur lebih cepat malam ini. Semua fakta sialan ini membuat kepalanya sakit.

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.

_____________________________________
Eps 17 ┊ 𝓚𝓮𝓹𝓾𝓽𝓾𝓼𝓪𝓷 𝓙𝓲𝓼𝓾𝓷𝓰
_____________________________________

'Aku seharusnya menyadarinya sejak awal.'

Jeno masih memikirkan semua fakta perihal dirinya yang terungkap malam ini. Tentang jati dirinya, kedua orang tuanya dan hubungannya dengan Jaehyun yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah apapun. Terlebih soal Jaehyun. Hal itu sudah lama Jeno sadari dan pikirkan. Namun Jeno lebih sering mengesampingkannya hingga lambat laun Jeno melupakannya. Jeno terkadang menyadari ada yang lain dari Jaehyun. Berdasarkan ingatannya tentang masa kecilnya. Yang meski samar namun Jeno tetap mengingatnya.

Wajah Jaehyun tidak pernah berubah.

Lelaki itu tidak pernah berubah secara fisik. Sejak Jeno kecil hingga bertahun tahun. Jaehyun tidak menua sedikitpun. Dan itu sempat terbersit dalam pikiran Jeno. Sekarang terbukti. Jaehyun bukanlah manusia. Alasan kenapa Jaehyun sama sekali tidak menua. Itu karena lelaki itu memang immortal. Jaehyun adalah jelmaan Dewa Ares. Yang Jeno tak mempercayainya dulu.

Masih jelas di ingatan Jeno saat kedua bola mata Jaehyun berubah menjadi bola lava pijar. Seolah menunjukan sedikit kekuatan Dewa Ares yang begitu digdaya. Perasaan Jeno begitu campur aduk saat mengetahui jati diri Jaehyun yang sebenarnya. Jeno merasa begitu terkejut, dan di saat yang sama dia merasa sedih. Satu satunya orang yang Jeno anggap sebagai keluarga, ternyata bukan keluarganya. Jadi bagaimana Jeno sekarang? Sebatang kara? Siapa yang Jeno punya? Tidak ada. Jeno tak punya ayah. Dewa Zeus yang katanya ayah biologis-nya pun belum tentu tahu jika dia memiliki anak setengah manusia bernama Jeno. Ibu Jeno sudah jelas tak punya harapan. Dia dikutuk jadi patung batu yang tak berdaya yang bahkan tak jelas statusnya. Hidup atau mati. Nona Bae sendiri bilang ibu Jeno belum mati. Tapi dia tak juga terlihat hidup. Sekarang Jaehyun yang sudah menjaga dan merawatnya ternyata hanya sosok Dewa yang berniat menggunakannya untuk tujuan pribadinya.

Jeno tak memiliki siapapun sekarang. Ck. Menyedihkan.

Jeno tersenyum pahit di tengah renungannya. Dia saat itu tengah duduk di ranjang milik Jisung. Sang pemilik kamar sendiri sedang berada di kamar mandi. Membersihkan dirinya. Jeno sudah mandi lebih dulu. Tubuhnya kini terasa segar. Meski beban di kepalanya malah membuat batinnya tetap merasa lelah.

"Kamu belum mau tidur?"

Sebuah suara memecahkan lamunan Jeno. Dia mendongak dan mendapati Jisung tengah berdiri di dekat lemari pakaiannya dengan sehelai handuk di tangan kanannya.

Jeno tersenyum lalu menggeleng pelan. "Belum. Aku belum mengantuk. Lagi pula kamu sendiri sebagai pemilik kamar saja belum tidur. Masa aku lancang."

Terdengar decakan pelan dari Jisung. Jeno hanya terkekeh pelan menanggapi respon Jisung. Tak ada percakapan lagi. Jeno lebih memilih memperhatikan bagaimana Jisung mengelap rambutnya yang basah sehabis keramas. Jisung terlihat lebih segar setelah mandi. Lelaki itu tampak memakai kaus oblong putih dengan celana pendek abu abu sebagai bawahannya. Celana yang hanya menutupi setengah pahanya. Kaki putih Jisung terlihat jelas. Di hari dimana Jeno menginap pertama kali, Jisung tak memakai celana pendek. Dia lebih memilih celana training. Hingga sesuatu yang baru Jeno sadari mengalihkan perhatiannya. Bekas luka memerah yang masih baru.

Romance and Curse (NoSung/JenSung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang