________________________________________
𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:
Jisung tampak terkesiap. Tidak menyangka dengan permintaan Jeno yang satu itu. "Wah Jeno. Aku merasa tersanjung dan takjub melihatmu memiliki inisiatif seperti itu. Aku bahkan tidak terpikir sama sekali." Jisung terkekeh pelan di akhir kalimatnya. "bolehkah aku menciummu?" Jisung hanya berniat bercanda sebenarnya karena dia mengucapnya sambil tersenyum lebar.
Namun lagi lagi Jisung dibuat terkesiap saat Jeno mendekatkan kepalanya dan sedikit memiringkannya kearah Jisung. Mata Jisung membulat dan dia terlambat untuk menyadari saat dia merasakan sesuatu yang lembab dan lembut menyentuh bibirnya. Jisung benar benar dibuat terkejut oleh Jeno.
Jeno baru saja mencium bibirnya.
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
._____________________________________
Eps 19 ┊ 𝓚𝓮𝓷𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷 𝓜𝓪𝓼𝓪 𝓚𝓮𝓬𝓲𝓵
_____________________________________Ciuman itu hanya berlangsung sekejap.
Hanya sekedar kecupan kupu kupu karena tak lama Jeno kembali menjauhkan wajahnya. Rautnya tampak terkejut. Tampaknya dia sendiri bingung kenapa tubuhnya bergerak tanpa sadar dan mencium Jisung. Jisung sendiri sudah shock sejak Jeno menciumnya. Keduanya sama sama terdiam dengan raut terkejut masing masing selama beberapa detik. Hingga Jeno yang pertama bergerak. Dia bergeser dan berjalan melewati Jisung yang masih bertahan di posisinya.
"Ayo kita segera pulang, Jisung." Jeno bersuara setelah ia terpisah beberapa langkah dari Jisung. Kalimat itu yang membawa Jisung kembali ke bumi dari lamunan sesaatnya. Jisung yang tersadar menggelengkan kepalanya, menepis semua praduga yang ia buat tentang alasan kenapa Jeno menciumnya. Meski Jisung masih penasaran. Tapi tidak mungkin dia bertanya, akan sangat cangging. Jisung berbalik dan berjalan menyusul Jeno memasuki pintu belakang rumah itu.
Di dalam, Jisung bisa melihat Jeno sudah menarik kembali kopernya yang sempat ia tinggalkan dekat tangga dan berjalan menuju ke ruang tamu. Ruangan dimana Jaehyun berada tadi. Sepertinya dia akan pamit terlebih dahulu. Jisung mempercepat langkahnya agar ia tidak tertinggal jauh. Jeno sendiri tengah berjalan menghampiri Jaehyun yang berdiri di dekat jendela besar di ruangan itu. Jendela yang menghadap ke taman bunga mawar lain. Masih dengan jubah mandinya. Dia tampaknya tidak berniat menggantinya. Di jemarinya pun terselip sebatang rokok yang masih panjang. Mungkin dia menyalakan yang baru.
"Kalian sudah selesai? Segeralah pulang sebelum makan malam. Aku tahu Aphrodite tidak pernah membuatkanmu makan malam kan, Jisung. Kau harus membuatnya sendiri untuk kalian berdua." Jaehyun berkata sambil menoleh untuk melihat Jeno dan Jisung yang sudah berhenti tak jauh darinya. Jaehyun mengalihkan tatapannya pada koper yang terletak di dekat kaki Jeno. Dia menunjuk koper itu dengan dagunya. "Itu mau kau bawa dengan sepeda motormu?"
"Hm? Um iya. Mungkin aku akan meminta Jisung memeluknya sepanjang jalan." Jawab Jeno. Memang akan sulit membawa koper menggunakan sepeda motor. Apakah Jaehyun akan memberikan tumpangan?
"Itu berbahaya." Tanggap Jaehyun dengan alisnya yang mengernyit. Dia tampak mengarahkan tangan kirinya yang kosong menuju ke koper Jeno dan tiba tiba kedua bola matanya berubah menjadi bola lava pijar seperti tempo hari. Pendaran kemerahan tampak keluar dari tangan kirinya dan bergerak menuju ke koper itu. Membuat si koper ikut berpendar. Tak lama, koper itu tiba tiba terbakar dan menghilang bersama dengan lidah api yang melahapnya. Jeno dan Jisung dibuat terkejut oleh kejadian itu. "Kau akan menemukan kopermu di kamar Jisung nanti." Jaehyun seolah menjawab rasa terkejut kedua lelaki muda di dekatnya. Bersamaan dengan kedua bola matanya yang kembali menjadi normal saat dia berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance and Curse (NoSung/JenSung)
FanfictionPark Jisung tersinggung. Pasalnya laki laki di depannya mengatakan jika ia Anti-romantic dan Aseksual. Beraninya orang itu mengatakan kalimat itu di depannya yang seorang putra dari Dewi Aphrodite, sang dewi asmara dan hasrat seksual. Ini sih naman...