________________________________________
𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖𝚗𝚢𝚊:
Jeno tak semestinya terlalu memikirkan ucapan Jaehyun tadi. Kenangan lama mungkin sulit dilupakan. Tapi bukan berarti Jeno harus melewatkan kesempatan membuat kenangan lain. Mari melupakan Jaehyun dan dia akan lebih memperhatikan Jisung sekarang. Lelaki itu sudah begitu perhatian dan menjaga Jeno dengan baik. Jeno harus balas memperlakukan Jisung sama besarnya. Pemikiran itu menimbulkan semangat baru untuk Jeno.
Dia tidak akan terpuruk lagi. Ada Jisung di sisinya. Dia tidak akan bersedih lagi. Ada Jisung yang menemaninya.
。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
._____________________________________
Eps 20 ┊ 𝓜𝓪𝓵𝓪𝓶 𝓘𝓷𝓲 𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓪𝓶𝓾
_____________________________________"Tumben kau tidak bersama kekasihmu itu."
Jeno mengemukakan keheranannya sesaat setelah ia dan Jisung telah menyelesaikan makan malam mereka. Jisung yang tengah sibuk membereskan piring bekas mereka tampak menghentikan kegiatannya dan menoleh ke si penanya yang duduk di hadapannya. Jisung tersenyum meresponnya. Dia melanjutkan kegiatannya dulu sampai selesai, lantas menggeser tumpukan piring itu ke bagian tepi meja yang mudah dijangkau pelayan restoran.
"Oh iya, Jeno. Aku ingin berterima kasih padamu." Jisung melipat kedua lengannya di atas meja sambil menatap lekat Jeno. Senyumannya masih bertahan di wajahnya membuat kedua matanya menyipit.
Alis Jeno mengernyit. Tidak mengerti kenapa Jisung malah berterima kasih alih alih menjawab pertanyaannya tadi. "Untuk apa?" Tanyanya.
"Karena ucapanmu malam itu, aku punya keberanian untuk mengungkapkan seluruh isi hatiku pada Sungchan." Jisung menarik gelas jus miliknya lebih dekat di depannya lalu mengaduknya menggunakan sedotan yang diletakan di gelas. Tatapannya kini tertuju pada cairan jus miliknya. Jusnya sudah tersisa sepertiganya. Jeno sendiri memperhatikan gerak gerik Jisung. Dan Jisung kembali menatap Jeno sebelum melanjutkan kalimatnya, membuat tatapan mereka bertemu. "Aku sudah berpisah dengannya."
Jeno tampak terkesiap mendengar hal itu. Entah kenapa Jeno merasakan jantungnya serasa terlonjak lalu berdebar cepat setelahnya. Dan rasa lega melingkupi hatinya. Jisung sudah berpisah dari Sungchan. Dan tidak Jeno pungkiri jika dia merasa senang. Senyuman puas tersungging di bibirnya.
"Benarkah? Itu bagus. Tinggalkan saja bajingan kasar itu." Tanggap Jeno. "Bagaimana reaksinya setelah kau memutuskannya?" Jeno penasaran bagaimana reaksi Sungchan. Jika lelaki itu bisa begitu kasar, tidak mungkin dia biasa biasa saja saat Jisung mengatakan kata putus, bukan begitu?
Senyuman Jisung hilang berganti alisnya yang mengernyit saat mengingat kejadian tadi di sekolah.
"Dia marah pastinya. Tapi dia tidak melakukan lebih dari itu. Walau itu hanya sekedar memukulku atau yang lain." Jisung ingat itu. Sungchan memang kasar. Jisung sempat berpikir jika ia akan menerima pukulan dari Sungchan karena sudah mengambil keputusan sepihak. Bahkan bahasa Jisung tadi sangat kasar. Sedikit banyak Jisung merasa heran. Kenapa Sungchan malah diam? Membuatnya takut. "Yah, semoga saja dia tidak bertindak nekat nanti." Dalam kalimat itu terselip doa Jisung, semoga hal itu tidak akan memicu masalah di masa depan nanti.
"Jika dia mulai mengasarimu atau mencelakaimu lagi karena tidak terima keputusanmu, adukan saja padaku. Aku akan melindungimu, Jisung. Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu barang seujung kuku pun." Jeno tampak begitu enteng saat mengatakan kalimat itu. Padahal Jisung dibuat terkesima. Tak menyangka akan mendengar kalimat itu dari Jeno. Kalimat yang terdengar begitu manis. Mengundang senyuman muncul si paras Jisung. Jeno sendiri mulai tersadar kalimatnya agak terdengar aneh. "Err... Maksudku, kau kan anggota squad-ku. Tentu saja aku akan melindungi mu. Anggota Thundero yang lain pasti akan berpikir hal yang sama denganku." Jeno meralat kalimatnya. Dia tampak gugup. Terlihat dari gerakannya saat mengambil gelas soda miliknya dan meneguknya cepat hingga tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance and Curse (NoSung/JenSung)
FanfictionPark Jisung tersinggung. Pasalnya laki laki di depannya mengatakan jika ia Anti-romantic dan Aseksual. Beraninya orang itu mengatakan kalimat itu di depannya yang seorang putra dari Dewi Aphrodite, sang dewi asmara dan hasrat seksual. Ini sih naman...