28

370 62 19
                                    

Yuri terus menghela nafas pelan menatap rintikkan hujan yang menguyur kota pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuri terus menghela nafas pelan menatap rintikkan hujan yang menguyur kota pagi ini. Sudah satu minggu berlalu semenjak yuri siuman, gadis itu masih dirawat di rumah sakit karna kesehatan yang belum sepenuhnya stabil.

Setelah kejadian dirinya mengamuk di waktu lalu, kini yuri sudah kembali seperti dulu. Gadis yang ceria dan barbar walaupun kadang ia berubah menjadi pendiam.

Yuri sudah mengikhlaskan sang ayah yang pergi dari dunia selamanya. Tidak seharusnya ia merepotkan orang orang karna tingkahnya yang menurutnya begitu kekanakkan kemarin. Dan sekarang yuri sudah mengerti, ayahnya sudah sembuh dan bahagia sekarang ditempat lain.

Pagi ini yuri hanya ditemani oleh jeongin yang sedang duduk disofa, orang tuanya sedang pulang ke rumah jadilah jeongin yang menemani yuri. Kebetulan pemuda itu sudah bisa pergi kemana pun tanpa menggunakan kursi roda.

Perlahan yuri menyingkap selimutnya mencoba berjalan menghampiri jeongin agar kakinya tidak terasa kaku. Dirinya bosan duduk terus diranjang.

"Mau kemana?" -tanya jeongin sadar jika yuri berjalan pelan mendekatinya.

"Ke situ," -tunjuk yuri ke arah sofa.

"Sini-

-gak, lo diem disitu, gue mau jalan sendiri," -tolak yuri ketika melihat jeongin akan memapahnya.

Jeongin menurut, ia meninggalkan game ponselnya lalu menatap yuri dengan antusias melihat gadis itu mencoba melangkah maju. Sudah seperti bayi yang tengah belajar berjalan saja.

"Hhhh... cape juga," -hela yuri saat sampai disofa.

"Yeeu, orang lu jalan kek keong," -celetuk jeongin berhasil mendapatkan hadiah berupa jitakan dari yuri.

"Cangkemmu."

Yuri pun ikut duduk di samping jeongin, agak sulit karna selang imfus yang ada dilengannya terus melilit. Beruntung selang yang menempel ditubuhnya sudah dilepas 3 hari yang lalu, kalau tidak mungkin yuri masih terbaring diranjang hari ini.

"Lo udah ngasih tau winter?"

Ucapan yuri sukses membuat jeongin menghentikan pergerakan tangannya yang sedang bermain game. Baru ingat jika ia belum memberi tau winter kalau gadis itu merupakan kembarannya.

"Hhhh... belum."

"Mau sampe kapan? Adek lo udah demen sama lo yen sekarang, lo mau inces sama dia?"

"Gak lah! Mana ada," -tolak jeongin cepat.

"Tapi kemarin dia tanya ke gue, katanya 'bapak gue kemana?' Lah kan bapak gue sama bapak elu sama neng? Asli yur, gue pengen banget teriak ditelinganya pas itu kaya 'WOY BAPAK ELU ITU BAPAK GUE JUGA'-

-jan teriak, lu bau jigong," -potong yuri membekap mulut jeongin dengan tangan yang tak diimfus.

"Minta dibetot lu," -sungut jeongin tapi tak dipedulikan yuri.

BE WITH ME✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang