30

368 57 11
                                    

Sudah sebulan lebih yuri dirawat secara intensif dirumah sakit, akhirnya ia bisa keluar dari ruangan yang menurutnya itu seperti penjara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah sebulan lebih yuri dirawat secara intensif dirumah sakit, akhirnya ia bisa keluar dari ruangan yang menurutnya itu seperti penjara.

Hari ini yuri diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit karna kesehatannya yang sudah sepenuhnya sembuh. Dan sekarang dirinya sedang menuju perjalanan pulang bersama renjun.

Iya, yuri memilih pulang ke apart daripada rumahnya. Ia belum siap melihat rumahnya yang penuh dengan kenangan sang ayah.

"Njun..."

"Hm?"

"Jangan pulang dulu," -ucap yuri memecah keheningan.

"Mau kemana?"

"Mau liat papah," -gumam yuri pelan masih didengar tunangannya.

Renjun langsung melirik yuri, bibir membentuk senyuman tipis. Akhirnya yuri mau menjenguk makam ayahnya.

"Yakin?" -tanya renjun ragu.

"Eumm," -Yuri mengangguk.

"Janji gak nangis," -Renjun mengulurkan jadi kelingkingnya pada yuri tapi dengan pandangan yang tetap fokus menyetir.

"Gak janji," -tolak yuri.

"Yeeeu..."

"Ya lo gimana sih ah, gak mungkin gue gak nangis," -ujar yuri memelan diakhir.

"Iya iya, puas puasin dah kamu nangis di sana," -ucap renjun sembari terkekeh.

"Ish," -Yuri mencubit cepat lengan renjun.

Keduanya kini sudah berdiri di depan nisan almarhum ayah yuri. Tidak ada yang membuka pembicaraan satu pun. Suasana begitu hening dan sunyi.

Awalnya wajah yuri tidak menunjukkan ekspresi apapun semenjak berdiri dari 5 menit lalu, dan saat renjun mulai menaruh bunga diatas nisan itu, satu persatu air mata yuri mulai membasahi pipinya.

Tangan yuri mengepal erat menatap nama yang terukur dinisan itu, ia masih berharap semua ini hanya mimpi baginya.

Ayahnya tak mungkin pergi secepat ini. Hati yuri sakit mengingat dirinya tak ada disamping sang ayah ketika beliau meregang nyawa. Padahal ia ingin memeluk tubuh ayahnya untuk terakhir kalinya. Tapi itu hanya terjadi ketika yuri bertemu sang ayah di alam lain ketika dirinya koma. Itu pun ayah menyuruhnya cepat bangun.

Renjun mengulum bibirnya mendengar isakan yuri yang sangat pilu ditelinganya. Ia segera beranjak berdiri kembali disamping yuri.

"Papah udah sehat disana yuri, jangan nangis nanti dia gak tenang," -ucap renjun mengenggam tangan yuri yang semulanya terkepal kuat. Ia tak mau gadis itu terus terusan menyakiti tubuhnya sendiri.

BE WITH ME✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang